13. Follow Up

6.3K 84 3
                                    

Rio termenung di balkon kamarnya. Kata-kata Daniel terus terngiang-ngiang di kepalanya. Ia terus mencoba mengingat-ingat awal mula ia mulai mendekati Freya.

Rio sudah menyukai Freya sejak ia datang ke Bandung. Ia ingat dengan sangat jelas saat pertama kali bertemu dengan Freya, yaitu di sebuah pusat perbelanjaan. Saat itu Rio sedang membujuk kekasihnya yang sedang marah padanya. Lalu tanpa sengaja kekasihnya itu menabrak Freya hingga membuat minuman yang Freya bawa tumpah ke bajunya. Rio dapat melihat wajah Freya yang kesal bercampur kaget. Namun bukannya memaki mereka, Freya justru meminta maaf dan menasihati mereka agar membicarakan masalah mereka baik-baik. Sejak saat itu Rio mulai terpesona pada Freya.

Lalu selang dua minggu kemudian, mereka kembali bertemu di kampus yang sama. Dan Rio terkejut bukan main karena baru mengetahui bahwa Freya adalah adik tingkatnya. Diam-diam Rio sering memperhatikan Freya dari jauh.

Rio terpesona pada Freya yang cantik, manis, sabar, dan ramah. Tutur kata Freya yang sopan dan tingkahnya yang tidak macam-macam menambah daya tariknya. Rio juga tau bahwa Freya beberapa pernah datang ke club-club terdekat. Rio senang memperhatikan lekuk dan gerak tubuh Freya mengikuti alunan musik yang seksi dan sangat menggoda. Bahkan tiap kali ia meneguk minuman, Rio serasa ingin melumat bibir Freya dengan sangat panas. Namun Freya paling sedikit minum dibanding yang lainnya.

Rio juga pernah mencium Freya sebelumnya. Saat itu Freya berada di bawah pengaruh alkohol. Lalu dia pergi ke toilet. Dan saat ia keluar dar toilet, Rio langsung menariknya dan membawa Freya ke tempat yang jauh dari jangkauan teman-temannya. Dengan nafsu yang membara, Rio mulai melumat bibir Freya hingga sedikit membengkak. Namun saat Rio ingin mencoba lebih jauh, Freya mendorong tubuhnya lalu pergi meninggalkan Rio yang sedang dipenuhi gairah.

Rio juga senang saat melihat Freya tertawa dengan teman-temannya. Bahkan saat ia sedang memarahi atau menceramahi Fara yang selalu sesuka hatinya. Ah, ia bahkan senang melihat wajah serius Freya yang sedang mendengarkan materi dari dosen. Rio suka semua hal tentang Freya.

Dan kini ia sadar, caranya mencintai Freya salah besar. Freya mungkin saja berpikir bahwa ia hanya menginginkan tubuhnya. Padahal jauh di lubuk hatinya ia sangat mencintai Freya. Hanya saja nafsu dan emosinya cukup sulit untuk dikendalikan. Rio selalu berpikir bahwa Freya hanya boleh jadi miliknya. Ia tidak suka melihat Freya yang dekat dengan pria manapun, bahkan dosennya sekalipun. Karena ia tau dosen-dosen dikampusnya hampir semuanya mata keranjang. Bukan satu dua mahasiswi yang jadi korban para dosennya. Mulai dari yang hanya grepe-grepe manja, bercinta, bahkan sampai berhasil mencetak anak. Bukan satu dua juga yang dipaksa untuk menggugurkan anak mereka. Rio tidak ingin Freya terjerat oleh pria-pria biadab seperti itu (yaa walaupun sebenarnya dia tidak kalah biadabnya).

Ia menyesal karena tidak menyadari hal itu selama ini. Ia menyesal karena tidak menyadari bahwa caranya mencintai Freya justru membuat Freya terluka sangat dalam.

***

Rio menggandeng tangan Freya dengan erat. Kini mereka sedang berada di sebuah tempat wisata alam. Setelah berpikir dengan matang, Rio ingin berubah. Ia ingin cintanya dapat dirasakan pula oleh Freya. Ia ingin Freya menerimanya karena cinta, bukan karena terpaksa seperti di awal.

Freya menahan pegangan tangan Rio hingga membuat mereka menghentikan langkahnya. Rio berbalik arah menatap Freya dengan senyuman yang sangat manis.   Siapapun yang melihat mereka berdua pasti sangat iri.

"Kenapa sayang?" Tanya Rio dengan sangat lembut.

"Kakak tumben banget kayak gini. Ada apa?" Tanya Freya heran.

"Gak ada apa-apa. Aku cuma mau ajak pacar aku tersayang ini jalan-jalan. Emang kamu gak pusing setiap hari cuma mikirin tugas kuliah doang?" Rio mencubit pipi Freya.

Be A NaughtyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang