12. Tak Berkutik

7.4K 89 2
                                    

Jalanan kota Bandung kali ini cukup ramai. Rio yang akan mengantarkan Freya pulang memilih untuk menyalakan musik santai untuk menemani perjalanan mereka. Freya kini sedang sibuk dengan ponselnya. Rio tidak merasa curiga karena sehari-harinya Freya selalu berkutik dengan tugas dan tugas.

"Kak aku pinjam ponsel kakak dong." Pinta Freya.

"Sebentar." Rio mencari-cari ponselnya.

Freya yang melihat Rio sibuk mencari-cari ponselnya saat sedang menyetir merasa geram. "Udah aku aja yang cari." Freya akhirnya membantu Rio mencari ponselnya.

"Gak ada, kak. Kakak simpan dimana tadi ponselnya?" Tanya Freya yang sudah mencari-cari sedari tadi.

"Aku juga lupa. Aduh dimana ya?" Rio terlihat cukup panik saat ini. Meskipun ia sangat mampu untuk membeli ponsel baru, tapi ponsel tersebut sangat penting baginya.

"Kayaknya ketinggalan deh di kampus. Aku antar kamu pulang dulu baru balik ke kampus deh ya." Rio menambah kecepatan berkendaranya menuju rumah Freya.

"Kakak gak apa-apa ke cari sendirian?"

"Gak apa-apa."

Setelah mengantar Freya pulang, Rio langsung kembali ke kampusnya. Ia mencoba mengingat-ingat dimana terakhir kali ia meletakkan ponselnya. Mulai dari ruang kelasnya, taman, toilet, kantin, dan beberapa tempat lainnya, namun ia tak juga menemukannya. Kampus juga sebagian besar diisi oleh mahasiswa yang mengambil kelas malam.

Sudah sekitar satu jam ia mencari-cari ponselnya, namun nihil. Rio memutuskan untuk duduk taman. Suasana taman cukup ramai saat itu karena ada kelas yang baru saja selesai. Rio memijat pelipisnya. Bisa bahaya jika ponselnya ditemukan oleh orang yang tidak tepat.

"Masih di kampus Lo?" Tanya seorang pria yang baru saja duduk disampingnya.

Rio menoleh lalu menghembuskan nafas kasar sambil membuang muka.

"Ikut gue!" Titahnya, yang tak lain adalah Daniel.

"Atas dasar apa Lo nyuruh-nyuruh gue?" Ucap Rio angkuh.

"Gue pastiin Lo bakal nyesel kalau gak dengerin gue."

Jujur saja Rio merasa cukup gelisah saat ini. Akhirnya mau tidak mau ia mengikuti kemana Daniel pergi. Hingga akhirnya mereka berada di belakang kampus. Tempat yang cukup sepi. Rio tidak mengerti kenapa Daniel membawanya kesini.

"Ngapain Lo ngajak gue kesini?" Tanya Rio.

"Gue tanya sama Lo, sebenarnya Lo cinta atau enggak sama Freya?" Tanya Daniel dengan nada yang ditekan.

"Apa urusannya sama Lo?" Rio tertawa miring.

"Jawab gue!"

"Gue cinta atau enggak sama dia itu bukan..."

Dug

Suara pukulan terdengar sangat jelas. Daniel menonjok Rio tepat di tulang pipinya hingga membuatnya tersungkur ke belakang.

"Apa-apaan Lo?!" Teriak Rio yang tidak terima karena Daniel yang tiba-tiba memukulnya entah karena apa.

"Lo yang apa-apaan!" Bentak Daniel. "Kalau emang Lo cuma pengen main-main sama Freya, mending Lo pergi dari hidup dia! Freya layak dapat yang lebih baik dari Lo!"

"Maksudnya Lo? Lo lebih layak buat dia daripada gue? Jangan mimpi Lo! Gue tau lo suka sama dia, kan? Dan lo sama sepupu lo itu berusaha buat misahin gue sama Freya kan? Sebegitu menyedihkannya ya lo! Masih aja mengharapkan cewek yang jelas-jelas udah punya pacar!" Ejek Rio.

"Setidaknya gue gak kayak Lo yang jelas-jelas udah punya cewek sebaik Freya tapi masih aja berani tidur sama cewek lain!"

Deg!

Jantung Rio seolah berhenti berdetak sejenak. Bagaimana Daniel bisa tau soal itu? Apa ia menguntitnya selama ini? Sejauh ini tidak ada satupun yang tau bahwa Rio senang berganti-ganti pasangan seks selain Fidan.

"Bahkan waktu Lo tidur sama Freya, Lo gak mikirin dia yang udah kesakitan waktu itu! Lo cuma peduli sama nafsu biadab Lo itu!"

Double kill!

"Bisa-bisanya juga Lo tidur sama cewek lain tepat sehari setelah Lo tidur sama Freya malam itu! Ah, lebih tepatnya Lo tidurin Freya!"

Triple kill!

"Terus apa urusannya sama Lo, hah?! Lo siapa dia?" Rio berusaha membela dirinya. "Lagipula saat itu Freya juga udah gak perawan! Itu yang Lo bilang perempuan baik-baik?" Ucap Rio.

"Keterlaluan Lo! Lo itu pacarnya, tapi bisa-bisanya Lo ngomong kayak gitu!" Daniel semakin geram pada Rio. "Ya, dia emang udah gak perawan. Tapi setidaknya dia ngelakuin itu atas dasar sama-sama mau, sama-sama sadar, bukan saat dia mabuk berat. Dan dia ngelakuin itu tanpa ada paksaan sedikitpun." Jelas Daniel.

"Kenapa lo tau banget? Jangan-jangan..."

"Ya! Gue yang ambil keperawanan dia! Gue cowok pertama yang nyentuh dia! Dan dia nyerahin dirinya sendiri ke gue! Bukan manfaatin dia yang lagi gak sadar!"

Savage!

Rio merasa emosinya sudah berada di puncak. Namun saat ia ingin mendaratkan pukulan pada wajah Daniel, dengan sigap Daniel menahannya.

"Kenapa? Gak terima? Marah? Ngapain Lo marah? Toh, Freya juga gak dapet keperjakaan Lo kan? Jadi ngapain Lo marah?" Ucap Daniel.

Yang dikatakan Daniel memang benar. Hanya saja mendengarnya mampu membuat Rio emosi bukan main. Di satu sisi ia merasa hatinya hancur, tapi di sisi lain ia juga bahkan jauh lebih buruk dibanding Freya.

"Lo denger baik-baik! Freya mungkin emang udah gak perawan waktu sama Lo! Tapi gue bisa pastiin setelah malam itu dia gak pernah tidur sama laki-laki manapun sampai akhirnya ketemu sama Lo! Dan semenjak dia pacaran sama Lo, dia gak pernah berkomunikasi secara intens sama pria manapun lagi. Bahkan teman sekelasnya. Tapi mirisnya, dia justru dapet pacar bajingan kayak Lo! Pacar yang gak bisa jaga perasaan pacarnya! Bahkan kalau bisa, gue pengen nyerahin semua bukti yang gue punya ke Freya supaya dia sadar bahwa laki-laki yang dia jaga perasaannya adalah laki-laki bejat yang bahkan gak peduli sama dia. Laki-laki yang cuma pengen nikmatin tubuh dia, bahkan saat dia gak mau."

"Bukti apa maksud Lo?" Tanya Rio.

Daniel mengeluarkan sebuah benda pipih dari dalam saku celananya. Benda yang tak lain adalah ponsel Rio yang sedari tadi ia cari-cari.

Rio panik bukan main. Keringat dingin mulai menjalari tubuhnya.

"Balikin ponsel gue!" Rio mencoba merebut ponselnya dari Daniel. Namun Daniel tidak membiarkan Rio mengambilnya dengan mudah.

Ia memutar beberapa video dari ponsel Rio. Video yang sangat vulgar. Video saat Rio melancarkan aksinya kepada beberapa wanita. Termasuk saat bersama Freya.

Ya, selama ini Rio memang menyimpan video-videonya saat bercinta. Lebih tepatnya ponselnya terhubung dengan CCTV yang terpasang di dalam kamarnya. Tentu saja Rio sengaja melakukan itu. Dengan begitu ia dapat melihat betapa menggairahkan malamnya bersama wanita-wanita yang ia tiduri.

"Asal Lo tau ya, Freya selama ini selalu berusaha jaga jarak dari laki-laki manapun. Pertama dia gak mau bikin Lo marah, kedua dia udah capek berantem sama Lo! Tapi kayaknya sekarang dia gak punya alasan lagi buat bertahan sama Lo!"

"Eh lo diem ya! Yang berhak menentukan hubungan kita itu cuma gue sama Freya! Bukan Lo! Sampe Lo berani ikut campur sedikit aja, gue pastiin bukan cuma gue yang jatuh!" Ancam Rio.

"Oke! Gue kasih Lo satu kesempatan. Tapi kalau Lo gak bisa berubah, gue pastiin Lo gak akan bisa ketemu Freya lagi!" Aura Daniel kini terasa sangat menyeramkan.

"Nih ponsel Lo!" Daniel mengembalikan ponsel Rio pada pemiliknya, kemudian berlalu pergi meninggalkan Rio.

Rio yang masih merasa terkejut mematung beberapa saat. Benar kata orang, sebaik-baiknya kita menyimpan bangkai pasti akan tercium juga baunya. Namun Rio harus segera mengubur bangkai tersebut agar baunya tidak tercium oleh lebih banyak orang lagi.

***

Be A NaughtyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang