Bab 13-MELODY

14 0 0
                                    

Perasaan marah, benci, kesal, semuanya hilang. Yang ada rasa nyaman dan aman saat bersama Joel. Itulah jawaban untuk Joana yang terus saja merengek.

"Apa itu tadi? Lebih baik lo jujur deh. Rahasia aman di gue." Joana menarik jarinya dari ujung bibir kiri ke kanan, seperti mengunci bibir.

Dan lebih mengejutkan lagi...

"Melody?" Gue sering satu kelas dengan Bastian tapi tidak berbicara hal lain kecuali tentang tugas. Tujuannya sudah jelas terbaca. Dia pengikut Joana, ingin mendengar kejelasan yang sejelas-jelasnya.

"Kenapa?" Jawab gue menatapnya.

Joana yang di samping gue masih komat-kamit tentang kejadian bersama Joel ikut menatap Bastian.

"Di suruh Joel?" Ketus Joana.

"Gue boleh duduk?"

Gue mengangguk.

"Boleh lah, nggak perlu izin,"cetus Joana yang masih kesal. "Nggak usah pakai basa-basi, to the point aja. Gue udah capek mikir segala macam teori." Joana mengomel.

"Lo sama Joel?" Bastian bertanya dengan hati-hati.

Sejenak gue terdiam, menatap Bastian.

Joana yang tidak sabar, lebih mendekatkan dirinya ke gue, "Hey, jawab. Kenapa diam," kesalnya memukul pelan lengan gue.

"Gue yang minta Joel untuk selalu di sisi gue."

Joana menjauhkan tubuhnya, "Yang benar saja lo."

"Terus?" Bastian bertanya sembari mengangkat satu alis matanya.

"Joel setuju," jawab gue singkat dan memalingkan pandangan.

Joana memegang dahi gue dengan tangan kirinya lalu tangan kanannya memegang dahinya, "Normal. Sepertinya gue yang sakit."

Kedua orang yang sedang menginterogasi gue masih tidak percaya. Gue juga tidak bisa memaksakan. Memang benar, hal ini sangat mengejutkan. Gue benci, pernyataan ini keluar dari mulut gue sendiri dan dalam waktu yang singkat Joel dan gue bisa berdamai. Aneh bukan?

"Gue cuman mau ingatin aja. Apapun yang lo rencanakan begitu juga Joel. Gue mohon untuk berhenti. Gue tau lo benci Joel." Bastian mengatakannya sungguh-sungguh, matanya berbinar-binar, setiap katanya tegas.

Joel nggak pura-pura baik ke gue, kan? Pikiran gue mulai kacau.

"Sekali lagi gue tanya, lo lagi rencanain sesuatu?" Joana bertanya dengan intonasi menekan setiap kata yang ia ucapkan.

Gue menggeleng, "Keadaan gue udah kacau, apa lagi yang perlu gue rencanain?"

"Mel, gue ke Singapore nggak sampai seminggu, kan?"

"Seminggu kok."

"Lo pacaran sama Joel?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Bastian, tiba-tiba.

"Mel, lo lagi nggak sakit, kan?" Pertanyaan yang dilontarkan Joana.

"Mel, ini bener?"

"Gue pikir lo benci Joel."

"Mel, bilang ke gue kalau ini cuman sandiwara."

"Sekali lagi, kalau lo berencana untuk balas dendam, hentikan."

Gue menghela napas panjang, tidak ada jeda di antara keduanya membombardir gue pertanyaan yang sudah terjawab.

"Bas, Ana. Gue nggak ada rencana sama sekali untuk balas dendam. Selama kejadian pagi itu, gue merasa aman dan nyaman di dekat Joel. Itu saja," jelas gue. Bastian meninggalkan tempat duduknya, Joana mengabaikan gue dan kembali komat-kamit sembari mencatat.

Hate YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang