satu; Jangka

1.3K 44 2
                                    

Dengan tatapan tajam, ia menatap pintu putih dihadapannya. Lalu kepalanya menunduk, melihat lantai bawah pintu yang berselotip. Penanda perbatasan.

Rasanya ia ingin putar balik. Ia memutar tubuhnya, namun, "Gue butuh gila!" Ia memantapkan tujuannya.

"Keburu anaknya balik!" Dengan segera, tangannya meraih gagang pintu dan membuka pintu itu. Tanpa melihat ke kanan dan ke kiri, ia langsung menuju meja belajar sang pemilik kamar.

"Mana si?" Kini ia membuka laci. Ah! Akhirnya ketemu. Jangka yang ia cari langsung di masukkan kedalam saku celana.

Dengan wajah senang ia berbalik.

"Ngapain?"

Tubuhnya mematung. Matanya lumayan terbelalak ketika ia melihat sang pemilik kamar di ambang pintu.

"Ambil jangka." Ia memukul sakunya. Setelah itu ia berjalan menuju pintu. Hendak keluar.

Sang pemilik kamar berdiri tegap di ambang pintu. Menghalangi jalan si penyusup. Menurutnya.

"Kok masuk?"

"Gue butuh sekarang."

"Ga bisa nunggu gue balik?"

"Ya mana gue tau kalo Lo bakal balik sore atau malem?" Bela sang penyusup.

"Javas Ugahari. Lo lihat apa selama disini?"

"Ga ada," jawab si penyusup. Javas.

"Mata Lo jelalatan ya." Javas terbelalak dengan ucapan sang pemilik kamar.

"Jericho!"

"Dah, sana." Pemilik kamar itu, Jericho, bergeser. Membuka jalan untuk Javas pergi.

"Besok, kalo Lo ga di rumah. Gue acak-acak laci Lo," ucap Jericho setelah Javas keluar dari batas selotip besar.

"Gendeng!" Ucap Javas sebelum menutup pintunya.

Detak jantung Javas semakin kencang. Ia bersandar di pintu, menggenggam jangka yang ia ambil. Tidak, tidak hanya jangka, namun selembar foto cetak juga.

"Ric, maaf ngambil satu." Javas berdiri, berjalan ke kasurnya. Ia menatap lekat foto itu.

"Waktu itu kita masih haha hihi bareng tau."

Foto itu adalah foto Jericho dan Javas yang memakai baju adat Jawa. Waktu itu, ada pawai di sekolah sebagai bentuk perayaan kemerdekaan.

Di foto itu, mata Javas menghilang karena tersenyum terlalu lebar. Matanya melengkung seperti bulan. Mengikuti saudaranya, Eric juga tersenyum lebar, membuat matanya sedikit menghilang.

"Sebenernya kenapa sih?"








Distance [JEJ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang