Dua muda-mudi itu saling curi pandang, menyungginkan senyum yang tiba-tiba saja terbit. Padahal tidak ada hal lucu atau menarik lainnya.
Oh...mungkin objek yang menarik itu adalah apa yang mereka lihat. Sudah jelas mereka saling jatuh cinta, hingga obrolan teman-teman disekitar mereka tidak dihiraukan. Pandangan keduanya yang saling terpaut, terpesona, atau apa saja sebutan dalam bahasa cinta, yang menggambarkan perasaan itu datang. Menyapa lembut, dan tak diduga bersemayam dalam organ tubuh, tidak hanya hati otak juga ikut dihuni.
"Rangga mau kemana lo ?" tanya Tomi, tapi tidak dihiraukan. Tomi menadapatkan jawaban ketika Rangga terlihat mendekati seorang siswi bernama Sarah. Wanita itu cukup terkenal di sekolah mereka karena Prestasinya. Tomi menyikut lengan teman disebelahnya yang bernama Fajar, mereka menyunggingkan senyum karena pada akhirnya Rangga__sahabat mereka yang sudah memendam perasaan sedari awal melihat Sarah pada masa Ospek SMA kini berani mendekati wanita itu setelah semester satu berakhir. "Semoga saja dia gak ditolak," ujar Tomi lagi dan Fajar menimpali dengan tawa.
Sementara, tepat di depan pintu perpustakaan sekolah terlihat Sarah yang menunggu seorang Pria dihadapannnya ini berbicara. Dia menunggu sedikit saja siswa bernama Rangga yang tampan dan selalu menjadi bahan perbincangan teman-temannya ini berbicara. Dia menghitung mundur didalam hatinya yang berdegup kencang. Hingga hitungan itu habis Rangga tak kunjung berbicara. Sarah jengah pada akhirnya, dia tipe wanita yang tidak suka membuang waktu. Teman-temannya juga sudah mendahuluinya untuk masuk kedalam kelas, atau mungkin mereka tidak sadar jika Sarah tertinggal di pintu perpustakaan ini demi menunggu Rangga berbicara padanya.
Ya, Sarah juga memang diam-diam menyukai Rangga. Postur tubuh Rangga tinggi, terlihat keren dengan seragam sekolah yang selalu rapi. Sarah suka Pria yang rapi, juga bersih. "Kamu ingin bicara?" tanya Sarah yang hanya dijawab anggukan oleh Rangga "mau bicara apa?" tanya Sarah lagi.
"Saya suka kamu," jawab Rangga masih bertahan dengan senyumannya yang membuat Sarah langsung tertunduk malu. Sarah merutuki pipinya yang memanas dan dia ingin bersorak gembira sekarang juga. Sementara Rangga langsung menutup mulutnya, hal itu tak lepas dari pantuan dua sahabat Rangga Tomi dan Fajar, dan yang baru bergabung satu lagi adalah Winda. Mereka ini berteman sudah sedari Sekolah Menengah Pertama. Kini mereka bertiga menahan tawa.
"Ah...Sarah maaf, gue bu- bukan maksudnya aku..." Rangga terdiam ketika dia melihat Sarah kini sudah menatapnya lagi. "Sarah aku suka sama kamu, sudah sejak pertama kali melihat kamu disekolah ini." Rangga sangat lancar berbicara padahal dia tengah menatap netra indah berwarna coklat milik Sarah.
"Lalu?" tanya Sarah berusaha tenang, ditengah gejolak kegembiraan yang dia rasakan. Rangga terdiam lagi, keduanya masih saling melempar pandangan sambil tersenyum kecil dan malu-malu. Rangga meyakinkan dirinya, kalau ini adalah saat yang tepat untuk dia berbicara. Sudah mengungkapkan isi hati, kebetulan sekali Sarah juga bertanya, setidaknya meski hanya satu kata itu artinya Sarah juga ingin tahu langkah Rangga selanjutnya. Jika setelah dia memberitahu keinginannya Sarah menolak, tidak mengapa. Dia setidaknya sudah berusaha, begitulah harusnya seorang Pria sejati bukan?
"Aku ingin kamu menjadi Pacar ku," kata Rangga pada akhirnya, sambil dia menyentuh jemari Sarah dengan jantung yang berdegup kencang. "Apa kamu mau menjadi Pacarku Sarah?" tanya Rangga lagi kini dia tengah berlutut, bukan lagi berdiri seperti tadi. Sarah benar-benar malu dibuatnya, apalagi sudah terdengar riuh dari sekitar mereka. Ternyata banyak siswa-siswi lain yang menyaksikan apa yang mereka lakukan didepan pintu perpustakaan saat ini.
"Ayo dong Sarah terima aja," pekik Winda dan di ikuti dengan kalimat yang sama oleh lainnya.
"Aw...," jerit Rangga tertahan hingga Sarah kembali fokus pada Pria yang tengah berlutut dihadapannya ini. "Sarah ini ada binatang yang menggigit ku, bagaimana kamu terima tidak?"
"Hah!? Rangga ayo berdiri," kata Sarah panik karena melihat wajah Rangga yang kesakitan.
"Tidak sebelum kamu menjawab." Sarah melebarkan mata, dia terlihat menggigit bibir bawahnya karena merasa gugup untuk menjawab. Tidak sulit seperti soal ujian, tapi entah mengapa dia sangat gugup.
"I- iya," jawab Sarah sangat pelan.
"Iya apa Sarah? aku tidak dengar," ucap Rangga ingin Sarah lebih jelas mengucapkannya. Biar saja seluruh murid termasuk sahabatnya tau kalau Sarah sudah menjadi Pacarnya. Rangga tersenyum lebar.
"Iya, aku mau menjadi pacar kamu Rangga." Setelah mengatakan itu Rangga berdiri di iringi tepuk tangan dari sekitar mereka. "Mana serangganya," kata Sarah yang terlihat fokus pada lantai ber-keramik putih itu. Rangga memberikan senyum merasa bersalah.
"Serangganya udah kabur karena kamu menerima ku jadi pacar kamu." Rangga benar-benar konyol, dia membuat tawa semua orang saat ini, tapi Sarah dia mendelik tak suka pada Pria dihadapannya. Menciptakan kebohongan demi mendesaknya untuk menjawab, sungguh menyebalkan! begitulah pemikiran Sarah sehingga dia langsung pergi dari hadapan Rangga tidak perduli Pria itu memanggil namanya sambil terus mengikuti Sarah ke kelas.
"Sarah pulang sekolah aku tunggu ya," teriak Rangga menghentikan langkah Sarah diambang pintu kelas.
"Tidak mau! kamu bukan siapa-siapa ku."
"Kamu kekasih ku Sarah, tadi kamu jawab mau jadi pacarku."
"Itu karena kamu mendesak ku."
"Memangnya kalau aku tidak mendesak seperti itu, kamu tidak menerima ku?" tanya Rangga membuat Sarah terdiam. Rangga mendekat perlahan ke tempat dimana Sarah berhenti. "Sarah Anggraini, kamu sudah menjadi pacarku." Rangga mencium pipi Sarah secepat kilat membuat Sarah terkejut bukan main. "Sayang, nanti pulang sekolah aku tunggu diparkiran ya." Rangga mengecup pipi sebelahnya lagi kemudian dia berlalu dari hadapan Sarah. Tentu saja keadaan kelas Sarah heboh melihatnya. Roby, Selin, Dita bahkan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat dan dengar barusan.
Cinta SMA, begitu polos dan menggebu.
Salah atau tidak, mereka hanya mengandalkan waktu.
Sepasang muda-mudi itu, hanya tahu ingin saling bertemu.
Kaulah duniaku, dan kaulah bulanku. Ungkapan cinta terus tertuju.
Tidak boleh ada siapapun yang menggangu.
Karena Cinta SMA ini bersemi di saat waktu masih terlalu muda untuk tahu Dunia baru.
Bersambung....
Komentarnya jangan lupa ya, biar semangat untuk kembali update nih...😘
Oh ya sudah follow akun IG nadra belum? Kalau belum yuk follow nadra Mahya atau nadraelmahyabakrie
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia, Suamiku
Romance'Saat masa depan ku tetap berpusat padamu' Kisah di mana menyerah menjadi alasan untuk berpisah,tetapi kehidupan baru yang kau jalani kembali berpusat padanya. Pada Dia kisah yang sudah lama kau kubur dalam balut kain emas, dan tak ingin kau buka l...