Penyesalan memang datang terlambat. Namun, bolehkah kita bersama kembali ke awal?
***
Flash Back :
Seorang wanita yang sudah segar setelah menyiapkan semua keperluan suami dan anak-anaknya terlihat sangat bahagia ketika aku mencium kening dan juga pipinya. Wanita itu adalah wanita yang resmi aku nikahi beberapa tahun lalu karena kami saling mencintai dan aku tahu dia adalah wanita yang tepat menjadi pasangan ku hingga hari tua nanti.
"Sayang kenapa melamun ? apa tidak suka dengan nasi gorengnya," tanya istri ku yang sangat cantic dan juga seksi ini. Aku meriah tangannya dan meminta dia untuk duduk di pangkuan ku. Dia terlihat malu-malu namun aku memaksa.
"Aku mencintai mu Sarah," ujar ku lalu mengusap wajahnya yang merona dan aku selalu menyukai itu.
"Aku juga sangat mencintai mu suami ku." Sarah membalasnya dengan mencubit gemas pipi ku Kemudian dia duduk di sebelah anak-anak kami untuk membantu mereka sarapan. Kami hidup bahagia meski terkadang pertengakaran kecil itu hadir.
Malam pun menyapa dan aku tahu salah karena lupa memberi kabar kepada Sarah jika aku sedang ada jadwal jaga di ruang UGD dan aku sangat yakin malam ini dia akan mendiamkan ku.
Saat aku memasuki ruang tamu aku dapat melihat televisi yang berada di ruang tengah masih hidup menandakan Sarah menunggu ku. Aku mendekat dengan perlahan, ku lihat dia sudah tertidur di sofa ada beberapa buku yang bertebaran di atas meja dan juga laptopnya masih menyala. Sepertinya Sarah baru saja tertidur ketika dia menyelesaikan tulisannya.
Beberapa mainan juga terlihat berantakan di karpet yang tidak jauh dari sofa itu. Sebelum menggendong Sarah ke kamar kami aku memutuskan untuk membantu menyusun mainan anak-anak di dalam kamar bermain mereka yang terletak tidak terlalu jauh dari dapur dan juga ruang tengah yang biasa kami pakai untuk mengahbiskan waktu bersama.
Sangat disayangkan ketika aku kembali ke ruang tengah Ternyata Sarah sudah terbangun dan sedang berdiri memeluk laptopnya sambil menatap ku dengan marah. Dia Kemudian berlalu bergitu saja ingin menaiki tangga menuju kamar kami yang berada di lantai atas. Aku segera mengejarnya dan tidak perduli dengan teriakan yang ia berikan aku menggendong tubuhnya untuk menuju ke kamar kami.
Dia kewalahan saat aku menyerangnya dengan ciuman bertubi-tubi Kemudian setelah dia benar-benar sudah mau menatap ku aku mengatakan maaf kepadanya. "Maafkan aku, aku lupa dengan jadwal ku di ruang UGD."
"Apa ponsel itu tidak bias digunakan ?" tanya Sarah dengan cara menyindir ku.
"Iya aku tahu aku salah ! aku terlalu asyik mengobrol dengan Tomi sehingga melupakan mu."
"Baguslah," jawab Sarah masih dengan mode marah.
Aku menarik napas Kemudian ikut dengannya untuk tidur sambil memeluk Sarah dengan erat dengan sungguh-sungguh aku mengatakan maaf kepadanya berulang kali dan aku tidak akan berhenti sebelum dia menjawabnya dengan memaafkan ku.
"Baiklah-baiklah aku maafkan namun jika terjadi lagi aku pastikan tidak ada kesempatan kedua," ujarnya dan aku segera membuatnya berada di bawah ku.
"Terima kasih sayang," ujar ku lalu kemudian menikmati malam kami bersama dengan percikan gairah yang sangat memabukkan.
Flash back off ::
Aku menutup mata ketika kenangan masa lalu ku dan Sarah kini muncul lagi dan belakangan aku emmang sering mengenangnya. Tidak aku duga Ternyata beberapa detik Kemudian ponsel ku bergetar dan sebuah nomor tidak dikenal mengundang ku untuk langsung menjawab panggilan itu tidak seperti biasanya jika nomor itu dikenal aku tidak akan menjawab.
Suara wanita yang sangat aku rindukan kehadirannya di hidupku lagi kini memompa jantung ku untuk berdetak lebih cepat. Suaranya masih saja bias membuat ku untuk tersenyum seorang diri meski kabar yang dia berikan adalah kabar tidak baik aku tetap merasa bersyukur akhirnya aku mengetahui nomor ponselnya yang baru dan juga pagi ini bias mendengar suaranya.
Tidak perlu waktu lama setelah menjawab telpon itu aku pun pergi dari rumah sakit untuk melihat keadaaan Salsa anak ku yang dikabarkan sakit sekaligus aku tidak sabar untuk melihat wajah Sarah pagi ini.
****
Rangga sangat menyesal karena sudah melakukan kesalahan dan sebenarnya dia sudah benar-benar tersiksa sejak Sarah mengatakan ingin bercerai. Namun dia tidak bias berbuat banyakkarena tidak ingin terlalu mempersulit hidup Sarah dan juga dia sadar sudah melakukan kesalahan. Satu yang jauh dari prediksi Rangga adalah kesakitannya saat dia berjauhan dengan Sarah dan juga anak-anaknya.
Mobil lexus keluarkan terbaru yang Rangga gunakan sampai di depan pekarangan rumah Sarah, dia mengucapkan salam dan Fatma yang menyambutnya. "Dimana Salsa bu," tanya Rangga ketika sudah masuk kebagian dalam rumah.
"Ada dikamar Sarah, ayo ibu temani kedalam kamar." Rangga mengerti dengan jawaban Fatma, mereka memang sudah tidak lagi pasangan suami istri sehinngga tidak baik jika merkea berduaan di dalam kamar meski ada Salsa disana.
"Papa," teriak Raga dan langsung memeluk Rangga.
"Hei jagoan papa main dulu ya nanti Papa susul. Papa mau lihat Salsa dulu," ujar Rangga memberikan penjelasan dan Raga mengerti maksud Rangga langsung kembali ke dalam kamarnya untuk bermain seorang diri.
Begitu sampai di dalam kamar Rangga bias melihat Sarah yang sedang memeluk Salsa sambil berbarin dan pakaian yang Sarah kenakan adalah piyama yang sangat disukai Rangga sedari dulu. Sarah sendiri yang mengerti melihat mantan suaminya itu terdiam melihatnya langsung salah tingkah dan dia bangkit dari tempat tidur meminta Fatma untuk melihat Salsa sementara dia berasalan melihat Raga.
Sarah menghabiskan waktu dengan Raga sementara Rangga memeriksa Salsa dikamarnya hingga setelah selesai Rangga berdiri di depan pintu kamar anak-anaknya dan melihat apa yang dilakukan oleh Raga dan Sarah disana.
"Ada apa?" tanya Sarah terganggu karena tatapan Rangga.
"Tidak ada, Salsa sudah aku berikan obat dan sudah aku beritahu kepada Ibu obatnya."
"Baiklah. Ada lagi?" tanya Sarah seolah dia benar-benar ingin Rangga segera pergi dari hadapannya.
"Tidak ada, aku hanya ingin mengatakan jika kau tetap bersikeras ingin ke Amerika maka aku akan meminta papa mengatur kepindahan ku juga ke sana."
"Rangga astaga!" ujar Sarah tidak habis pikir.
"Aku melakukannya karena tidak ingin berpisah dengan anak-anak ku."
Bersambung....
Aku tunggu komentarnya ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia, Suamiku
Romance'Saat masa depan ku tetap berpusat padamu' Kisah di mana menyerah menjadi alasan untuk berpisah,tetapi kehidupan baru yang kau jalani kembali berpusat padanya. Pada Dia kisah yang sudah lama kau kubur dalam balut kain emas, dan tak ingin kau buka l...