Dulu kau diam, selalu memilih bungkam. Lalu sekarang, untuk apa datang dan banyak bertanya?
***
Setelah kepergian Rangga barulah semua urat dalam tubuhnya merenggang, entah itu emosi atau rasa yang masih sama seperti dulu saat pertama mereka berdekatan.
"Hai Sarah aku Rangga boleh menemani kamu disini."
Astaga ! Sarah masih sangat jelas mengingat memori saat mereka bersama. Sarah kembali mengambil laptop dan ponselnya, dia akan memberikan keputusan mengenai pekerjaan yang belum dia putuskan. Tapi sebelum mengetikkan balasan pesan Sarah kembali menemui ibunya yang ada di kamar anak-anak.
Fatma terlihat sedang menemani Salsa dan Raga, setelah minum obat dari Rangga keadaan Salsa langsung membaik. Kedua anaknya itu tersenyum lebar ketika melihat Mama mereka ada disana.
"Raga pikir Mama ikut pergi sama Papa," ujar Raga dengan wajah yang menggemaskan.
"Tidak sayang. Hari ini Mama akan terus berada di rumah," kata Sarah menjelaskan kepada anak-anaknya. Satu tangan Sarah menyentuh dahi Salsa untuk mengecek panas badan putrinya itu dan untungnya panas hanya tidak sedikit saja.
"Banyak minum air putih ya sayang, biar lekas sembuh."
"Kalau Salsa sembuh boleh gak Ma kita pergi jalan-jalan sama Papa ?" pertanyaan anaknya itu tidak bisa langsung di jawab Sarah, dia sendiri bingung harus menjawab apa.
"Kalau Mama dan Papa tidak sibuk Mama janji kita akan pergi sama-sama."
Untungnya kedua anak Sarah mengerti dengan apa yang dia janjikan, mereka tidak banyak menuntut meski Sarah tahu mereka merasa ada yang aneh karena Papa mereka tidak lagi tinggal bersama."Mama mau berbicara sama Oma kalian tunggu disini sebentar ya," ujar Sarah kepada anak-anaknya lalu Fatma mengikuti Sarah untuk menuju ruang tv.
"Ma Sarah sudah putuskan untuk kita pindah selama satu tahun ke luar negri." Fatma mengusap pundak Sarah dan dia akan mendukung Sarah. "Tapi Sarah butuh bantuan Mama untuk menemani Sarah berjumpa dengan Papa dan Mama Rangga. Rangga ingin ikut kemana pun Sarah membawa anak-anak dan hanya Papa yang bisa menghentikannya."
Fatma setuju dengan apa yang Sarah katakan dan dia dengan senang hati untuk membantu Putrinya itu.
"Setidaknya mantan suami mu itu bisa mendapatkan sedikit pelajaran dalam hidupnya." Fatma mengatakannya dengan rasa kesal, dia mendengar lagi pertengkaran kecil antara Sarah dan Rangga tadi namun karena Sarah tahu ada anak-anaknya Sarah memilih untuk bungkam.
Dia tidak ingin anak-anaknya melihat dia dan Rangga bertengkar.Sarah kemudian mengatakan dia akan mempersiapkan tempat untuk mereka tinggal di luar negri dan keperluan dokumen mereka semua. Fatma kemudian memberikan pesan kalau bukan hanya tempat tinggal dan dokumen yang harus Sarah siapkan melainkan hati dan pikirannya juga.
Tidak ada tempat dimuka bumi ini yang bisa menghapus kenangan masa lalu baik itu manis ataupun pahit, Sarah hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri untuk kembali bangkit dan menjalani hidupnya dengan bahagia.
Sarah tahu itu dan dia berjanji akan bisa bangkit kembali sampai saat dia bertemu dengan Rangga lagi dia tidak perlu merasa terintimidasi lagi oleh perasaan dan masa lalu mereka.
Sampai dia bisa menganggap pria bernama Rangga hanyalah satu spesies manusia yang sama dengannya dan tidak ada hal istimewa lainnya.Setelah Fatma pergi untuk kembali melihat Salsa dan Raga yang dilakukan Sarah adalah menuliskan sesuatu di buku catatan kecil yang ia miliki. Bukan ungkapan hatinya melainkan segala persiapan yang harus dia lakukan.
***
Dua hari berlalu ...
Nuansa hangat dan nyaman ketika Sarah masuk ke cafe yang ia dan Dita kelola membuat Sarah bangga akan apa yang sudah dia upayakan dalam waktu satu bulan ini. Pengunjung cafe juga terlihat semakin ramai saja, dan terlihat Dita sedang membantu mengantarkan makanan ke salah satu pengunjung.
"Eh lo udah datang Sar," ujar Dita yang terkejut karena Sarah sudah datang padahal mereka janji bertemu nanti sore tapi siang ini Sarah sudah muncul.
"Tadi gue ada urusan di travel dekat sini jadi sekalian aja gue mampir."
Mereka berdua lalu menuju ruang atas yang di jadikan seperti perpustakaan mini dan itu adalah ide Sarah, terlihat beberapa anak muda sedang membaca buku sambil menikmati ice capucino dan juga kentang goreng yang di pesan di cafe mereka tentunya.
Di lantai itu terdapat satu buah ruangan dimana Dita dan Sarah biasa beristirahat atau juga mereka sebut kantor mereka.
"Oh ya Sar gue mau bilang kalau rencananya teras di depan cafe mau gue tambahin beberapa meja sama panggung kecil khusus untuk live musik gitu. Gimana menurut lo ?" tanya Dita sangat antusias."Oke kok Dit, gue setuju." Lalu kemudian Sarah menjelaskan kedatangannya kesana untuk memberitahu kalau dia akan menyerahkan urusan cafe sepenuhnya dengan Dita karena dia mengambil pekerjaan di luar Negri.
Dita awalnya tidak ingin Sarah pergi namun mendengar alasan Sarah ingin pergi karena ingin memulihkan hatinya Dita tidak bisa menentang keputusan Sarah itu.
"Gue gak mau munafik dengan bilang gue baik-baik aja terlebih lo sahabat dekat gue, dan gue yakin lo juga pasti tau gimana beberapa waktu ini gue bertahan dengan semua ini Dit." Dita memeluk Sarah yang saat ini sudah menangis.Dia hancur karena perceraian dan juga cinta yang sudah tidak lagi bisa dia selamatkan. Semua harapan Sarah runtuh begitu saja dan jika dia tetap masih sering bertemu dengan Rangga dia tidak akan menyembuhkan luka itu.
"Gue harus pergi sementara waktu sampai gue bisa kembali seperti Sarah yang lo dan lainnya kenal dan tanpa embel-embel Rangga di kehidupan gue. Rangga dan yang lainnya gak boleh tau kalau gue mau pergi, lo paham-kan maksud gue Dit."
Dita mengangguk dan setelah semua urusan Sarah selesai dengan Dita mereka berdua kemudian turun bersamaan. Sarah terpaksa memakai kaca mata hitamnya untuk menutupi mata bengkak akibat menangis tadi.
Begitu dia sampai di lantai bawah dia dan Dita terkejut melihat pengunjung cafe mereka yang baru saja masuk.
Pengunjung wanita itu pun sama, dia terdiam ketika mengetahui siapa yang saat ini ada didalam cafe.
"Biar gue urus," kata Dita namun Sarah menghentikannya."Biarin aja, dia tetap adalah pengunjung cafe ini." Kemudian Sarah melanjutkan jalannya melewati perempuan yang sudah menghancurkan rumah tangganya.
Tidak di duga wanita itu mengikuti Sarah keluar dan mengejar Sarah yang sudah siap pergi menggunakan sepeda motor.
"SARAH TUNGGU !" teriaknya dan Sarah mengabulkan apa yang diminta wanita itu. Dia membuka kacamatanya menatap wanita itu dengan hina."Kau masih bisa dengan santai memanggil nama ku ?!"
Bersambung....
Karyakarsa nanti malam di update ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia, Suamiku
Romance'Saat masa depan ku tetap berpusat padamu' Kisah di mana menyerah menjadi alasan untuk berpisah,tetapi kehidupan baru yang kau jalani kembali berpusat padanya. Pada Dia kisah yang sudah lama kau kubur dalam balut kain emas, dan tak ingin kau buka l...