EP 23

3.1K 300 18
                                    

"Freen!"

Freen yang baru saja memparkirkan motornya dikejutkan oleh suara Becky yang berasal dari belakangnya.

Wanita bertubuh mungkil itu berdiri disamping Freen sambil memamerkan senyumannya. "Selamat pagi..." sapa Becca

"......" Freen tidak menjawab sapaan itu dan turun dari motornya langsung berlalu meninggalkan Becky

"Sarocha Freen~" Becky mengikuti Freen dari belakang seperti anak ayam yang mengikuti induknya.

Akhir-akhir ini Becky sering mengikuti kemanapun Freen pergi. Setiap Freen sendiri pasti Becky selalu muncul entah darimana.

"Bisakah kamu berhenti mengikutiku?" ucap Freen yang menghentikannya lalu menatap kearah Becky

"Aku tidak mengikutimu, aku berjalan menuju kelasku."

"Fakultas hukum berada disebelah sana." Freen mengarahkan jarinya menunjuk kearah kanan. "Dan ini adalah jalan menuju fakultas komunikasi." ucapnya lagi.

"Ah, benar juga! Berarti aku tersesat kesini dan aku tidak tau arah menuju fakultas hukum."

Freen menghela nafas berat sambil memejamkan matanya mencoba untuk sabar. "....Berhentilah bermain dan jangan terus mengikutiku."

"Aku hanya ingin menyampaikan jika hari ini kita ada rapat di klub debat."

"Aku tahu itu." ucap Freen sambil melanjutkan langkahnya.

"Eh? Bukankah kamu tidak pernah membaca grup dan membutuhkan aku untuk mengingatkanmu?"

Freen kembali menghentikan langkah nya, memutar tubuhnya menghadap Becky lalu memegang kedua bahu Becky. "Aku sudah bisa membaca grup, tapi terima kasih sudah mengingatian aku."

Senyum di ujung bibir Becky mengembang, "Oke! Lain kali aku akan lebih sering mengingatkan kamu."

"Sekarang kembalilah ke fakultas hukum." ucap Freen

"Siap kapten!" Becky tersenyum miring menatap Freen.

Nyam!

Becky menggigit ujung hidung Freen lalu berlari meninggalkan Freen yang mendadak membeku. Ia memegang hidungnya sendiri tidak percaya jika Becky melakukan ini kepadanya di tengah keramaian tadi.

Tangannya memegang jantungnya yang berdegup kencang bahkan membuatnya menahan nafas ketika Becky menggigit hidungnya.

"Anak itu.. Apa dia sengaja membuatku mati muda jika terus seperti ini?"

.
.
.
.

Siapa bilang jika Becky merasa baik-baik saja setelah nekat menggigit hidung Freen tadi? Jantung Becky berdebar sangat kencang bahkan Becky tidak berhenti tersenyum ketika mengingat kejadian tadi.

Jaja dan Irin yang baru memasuki kelas menyeritkan alis ketika melihat Becky melamun sambil tersenyum, keduanya saling berpandangan sejenak sampai Jaja menggebrak meja milik Becky.

"Becky!"

Bukan hanya Becky yang terkejut tapi beberapa orang yang ada didalam kelas mereka ikut terkejut dan menatap kearah mereka.

"Ja, kamu membuatku terkejut!"

"Lihatlah mereka juga terkejut karena kamu menggebrak mejaku." gerutu Becky lagi

"Aku hanya takut kamu kesambet karena daritadi kamu melamun sambil tersenyum." jawab Jaja tanpa rasa bersalah

"Ada apa denganmu?" tanya Irin

"Kalian tidak perlu tahu."

"Apa karena Freen? Aku lihat kalian berdua sepertinya akrab kembali." sahut Jaja

Hidden Love [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang