06. Kamu cantik Rushel

436 19 0
                                    

Setelah hari itu, Ronald kini mau untuk pergi kembali ke rumah sakit untuk kontrol setiap bulan nya.

Namun pagi ini Ronald tidak terlihat keluar kamar sama sekali, Rushel berkali-kali mengetuk pintu kamar nya itu, namun tidak ada jawaban, Ronald sendiri, kepalanya terasa pusing dan terasa teramat berat sekali. Badannya terasa menggigil, dia ingin memanggil Rushel, tapi rasanya tidak mungkin, untuk menjawab ucapan Rushel pun suaranya tidak terdengar.

Rushel merasa khawatir, dia pun memanggil Alex, dan juga memberitahu nyonya besar Harold. Alex siap untuk mendobrak pintu kamar Ronald.

Selesai nya di dobrak pintu pun terbuka, terlihat Ronald di ranjang tengah menggigil kedinginan. Rushel langsung menghampiri tuannya itu.

"Nyonya bagaimana ini?, Tuan muda demam" ucap Rushel panik

"Aku akan berjaga disini, ambilah kompresan Rushel, dan kamu Alex, panggil dokter, suruh dia kemari."

Sementara Rushel mengambil kompresan Dianna mengajak ngobrol Ronald, dia terus membelai pucuk kepala putranya tersebut.

"It's okey Ronald. Mommy disini nak" ucapnya, dia menggenggam erat tangan Ronald yang dirasanya cukup dingin, mengambil remote pendingin ruangan, lalu menaikkan suhu agar ruangan terasa jauh lebih hangat.

"Nyonya ini kompresan nya"

"Urus dia Rushel. Aku akan keluar" suruh Dianna pada Rushel, Rushel pun mendekati Ronald, terlihat wajah Ronald yang pucat pasi, dia mulai mengompres dahi Ronald untuk meringankan sedikit demamnya sembari menunggu dokter datang.

"Ini pasti efek tuan muda minum semalam. Astaga tuan muda, kenapa susah sekali di bilangin?, Kalau sudah begini siapa yang susah tuan?" Omel Rushel

"Diamlah. Kepalaku pusing, jangan mengoceh terus menerus." Ucap Ronald pelan tapi dengan nada jengkel

Tak lama dokter datang, dia mulai memeriksa kondisi Ronald, setelah memeriksa dokter memberitahukan bahwa Ronald alergi terhadap bubuk coklat.

"Saya sarankan jangan mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung coklat. Beliau alergi terhadap kandungan yang terkandung dalam bubuk coklat." Jelas nya

"Ini resep obatnya. Saya permisi."

===================

Beberapa jam kemudian.

Rushel duduk di tepi balkon kamarnya. Iya dia di berikan fasilitas kamar oleh sang majikan. Merasa bersalah lagi karena dirinya menyebabkan Ronald sakit lagi. Rushel juga tidak tahu kalau Ronald alergi terhadap bubuk coklat. Kalau tahu pasti dia tidak akan memberikan nya pada Ronald saat itu.

"Bodoh sekali dirimu Rushel!"

"Bagaimana ini, pasti tuan muda sangat sengsara karena alergi itu. Ah sial sekali aku!, Berniat baik malah jadi begini. "

"Lebih baik lain kali aku tidak membeli apapun untuk nya."

Setelah dirasa cukup merenungi kesalahan nya, Rushel kembali ke kamar Ronald, untuk menjaga Ronald disana. Karena memang itu lah tugas nya.

Duduk di samping ranjang king size milik Ronald, Rushel menatap wajah Ronald dengan seksama, rasanya tenang sekali melihat Ronald tidur seperti sekarang. Wajahnya terlihat sangat damai sekali, baik anak kecil, yang terlelap.

'Aku suka wajah itu. Tampan dan damai bila terlelap. Beruntung sekali suatu saat nanti wanita yang mendapatkan mu.'

'Astaga apa yang kamu pikirkan dan ucapkan Rushel?!, Dia bos mu, jangan pernah menaruh rasa padanya.'

==================

Beberapa hari kemudian.

Ronald sudah sembuh dari demamnya, namun belum benar-benar pulih, dia juga masih harus mengonsumsi obat untuk menghilangkan efek alergi nya itu.

Pagi ini Rushel mendorong kursi roda Ronald menuju halaman belakang. Mengajak Ronald melihat pemandangan luar, dan mengajak Ronald untuk menghirup udara luar, meski hanya di halaman belakang mansion saja.

"Tuan, bagaimana kalau nanti tuan sembuh, saya akan mengajak tuan muda pergi ke taman hiburan?, Nanti kita main banyak wahana disana, tapi tuan muda harus janji dulu, tuan muda harus sembuh"

"Ntah lah."

"Eyyy jangan putus asa tuan. Saya yakin Tuhan tidak akan mencobai hambanya melebihi batasannya, mungkin ini teguran buat tuan, karena tuan sering sekali balapan, dengan begini kan tuan muda bisa berhenti sejenak."

"Apa senang nya sih tuan balapan?, Kenapa anda suka sekali dengan hal balapan?"

"Aku suka dengan mobil sejak aku kecil, dan aku pertama kali bisa menyetir di usia 16 tahun, semenjak usia itu aku sering belajar drift dan ya, pada akhirnya jadilah aku yang sekarang."

"Tapi aku merasa waktu kecelakaan ada hal yang janggal, mobil ku tidak pernah mengalami kejadian rem blong, aku sudah memeriksa nya terlebih dulu, tapi ntah kenapa tiba-tiba saja jadi begitu, aku bersumpah siapapun yang sudah membuat aku begini dengan sengaja makan akan aku habisi dia sekarang juga."

"Enak ya jadi anak orang terkaya di negara ini, maybe aku ingin merasakan tapi sepertinya tidak."

"Ayah ku meninggal aku sedari aku kecil. Aku tidak tau dia dimana hingga sekarang. Aku pamit kerja pada ibu tapi tidak pamit bekerja melainkan proker ke luar kota. Aku selalu berbohong pada ibu ku sendiri, bahwa aku kuliah, nyatanya tidak. Uang semester ku nunggak, dan ya berujung aku tidak kuliah lagi."

"Sudahlah tuan, kisah hidup ku tidak menarik, lebih baik kita kembali masuk saja"

"Disini saja. Aku ingin disini sebentar, di dalam terlalu sesak buat ku."

Rushel tersenyum, lalu dia berkata kepada tuan muda Harold. "Semua memang tidak berjalan sesuai yang kita mau, masing-masing manusia, memiliki porsinya masing-masing. Jadi nikmati saja prosesnya tuan. Percayalah, semua akan baik-baik saja"

"Rushel"

"Iya??"

"Kamu cantik Rushel. "

"Aku suka dengan wajah mu. Dan hatimu juga"

"Berjanjilah untuk tidak meninggal diriku sebelum aku sembuh ya?"

"Saya tidak bisa berjanji, karena janji itu harus di tepati bukan?, Dan sepertinya saya tidak pantas menepati janji kepada anda tuan."

"Kamu pantas."

"Walaupun belum lama aku kenal dirimu, tapi kamu membuatku nyaman. Disaat orang lain memandang hina kondisi fisik ku, tapi kamu tidak."

"Terimakasih."

"Sama-sama tuan. Oh iya semua manusia itu sama, tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, see?, Walaupun anda memiliki kekurangan tapi kekurangan itu yang membuat anda menjadi pribadi yang lebih tangguh lagi kedepannya."

"Omong-omong, kenapa tuan tidak menikah?, Saya dengar gosip, anda sering bercinta dengan wanita, namun kenapa tidak menikah, dan siapa itu mantan kekasih tuan, kenapa tuan tidak menikah dengan nya?"

"Aku tidak percaya cinta dan komitmen. Yaeh u know, aku memiliki trauma tentang sebuah komitmen. Tapi pada Natali aku bisa jatuh cinta, tapi ternyata dia sama saja."

"Bagiku tidak ada cinta yang tulus, itu semua hanya bulshit. Para betina berlomba-lomba untuk naik ke ranjang ku, dan berlomba-lomba untuk memperebutkan nama Harold, tapi tidak ada yang pernah mendapatkan nya, karena aku tidak mau dengan mereka."

"Kamu sendiri kenapa tidak mencari pacar saja?"

"Kekasih saya meninggal akibat kecelakaan pesawat. Dan sejak saat itu saya masih belum bisa move on darinya tuan. Dia orang paling mengerti saya bagiamana, tapi takdir berkata lain, ya sudah."

Di taman itu, mereka saling mencurahkan isi hati satu sama lainnya. Dan Ronald yang sebelumnya selalu tertutup kini bersama Rushel dia sudah mulai bisa sedikit terbuka, ya walaupun tidak semuanya.

"Rushel kemarilah."

Rushel mendekat, dan dengan sangat mendadak, Ronald menyambar bibir Rushel untuk yang kedua kalinya, namun kali ini dengan secara sadar.

"Aku suka bibir mu Rushel."

TO BE CONTINUE

Pengasuh Tuan Muda Lumpuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang