11. Kabar duka

210 8 0
                                    

Hati Rushel seakan hancur, jantung serasa berhenti berdetak seketika, nafasnya terasa tercekat di tenggorokan nya itu, dia saling pandang dengan Asha. Keduanya menunjukkan sorot mata yang sangat tidak bisa di artikan.

"Coba ulangi sekali lagi"

"Pasien telah di nyatakan meninggal dunia." Ucap dokter itu

"Ronald apa kamu dengar?, Apa ini benar pergi?"

"Ronald katakan, ayo katakan."

"Tidak tidak, ibu tidak pergi begitu cepat. Aku mau masuk ke dalam, aku mau melihat ibu."

"Mohon maaf, jenazah pasien sedang hendak di bersihkan, anda bisa melihatnya begitu di pindahkan ke kamar mayat."

"Saya permisi jika begitu."

Nafas Rushel semakin menjadi sesak, matanya terus mengalirkan air mata, dan hal yang terjadi selanjutnya adalah, Rushel jatuh pingsan.

"Rushel bangun Rushel!" Ronald pun menggendong tubuh kekasihnya itu, dia sudah lupa dengan misinya. Melemparkan tongkat itu kesembarang arah, dan cepat berlari untuk menaruh Rushel di ruangan gawat darurat itu.

"Astaga tuan muda. Kalau begini bisa gagal misi kita." Gerutu Maxim kesal, dia menepuk jidatnya sendiri, lalu mengambil tongkat berbahan kayu itu dan dia dengan cepat menggandeng tangan Asha, dan membuntuti tuan mudanya itu.

==================

"Jaga dulu kakak mu, aku mau bertemu dengan dokter sebentar di luar." Pintah Ronald pada Asha, dia hanya menganggukkan kepala sebagai tanda iya atas perintah Ronald padanya.

Di ruangan dokter, Ronald duduk di hadapan sang dokter, yang menangani ibu Ronald.

"Katakan."

"Sepertinya ada yang mengganti dosis obat yang saya berikan tuan. Dan obat yang berikan itu bukan sekedar obat biasa, obat itu adalah obat pelemah jantung.",

"Maksud mu?"

"Terkahir mereka kontrol kemari, saya memberikan resep obat untuk satu bulan kedepan, namun saya tidak tau jika apoteker menukar nya dengan obat pelemah jantung tersebut. Dan dapat di pastikan penyebab beliau terkena serangan jantung mendadak adalah karena obat itu. Dan pasien tidak bisa di selamatkan dikarenakan detak jantung nya sudah tidak ada saat mereka tiba disini."

"Jadi maksud mu ini kematian bukan karena sengaja?, Namun karena di sengaja, dan... Ada dalang di balik semua ini begitu??"

"Tepat sekali tuan. Kami pihak rumah sakit sebenarnya tidak boleh memberitahu kan ini, tapi jika tuan mau, saya bisa memberikan rincian obat tersebut dan data pribadi dari pasien sebelum mengonsumsi obat tersebut."

"Berikan pada ku hari ini paling lambat besok. Soal uang itu gampang tulis nominal yang kau mau."

Setelah itu Ronald memberikan secarik kertas yang berisikan nomor nya, lalu dia pergi dari ruangan dokter itu lalu menghampiri ruangan Rushel berada.

"Berapa umur mu?" Tanya Ronald pada Asha. Dia mendongakkan kepalanya ke atas dan menatap Ronald dengan mata yang sembab itu.

"17 tahun."

"Carilah makan atau beli apapun yang kamu mau, Maxim akan mengantar mu." Ucap Ronald

"Tidak perlu tuan. Saya tidak perlu itu sekarang. Saya hanya bingung bagaimana dan darimana saya dapat uang untuk membayar biaya pemakaman ibu."

"Soal itu tidak usah di pikir. Sekarang pergi belilah makanan, aku tau kau pasti lapar bukan?, Maxim akan menemani dan mengantar mu." Ronald pun tidak hanya sekedar menyuruh dia juga memberikan sebuah card untuk membayar dari dalam dompet nya itu.

Pengasuh Tuan Muda Lumpuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang