13. Sedikit tragedi di paviliun

237 6 0
                                    

HALLOOO GUYSSSS
SELAMAT MALAM MINGGU YAAA BUAT KALIANN. TERIMAKASIII BUAT YANG SUDAH MAU NUNGGUIN AUTHOR SHINE UPDATEE, HAPPY READING SEMOGA CERITA INI BISA MENEMANI KALIAN DI MALAM MINGGU CERIAA INIII🙌🙌🌟🌟

******

Ronald menganggukkan kepalanya, Rushel bukan main senangnya, dia bangkit dari ranjang dan langsung memeluk kekasihnya itu.

"Syukurlah kamu sudah bisa berjalan lagi, kenapa tidak bilang dari awal??"

"Aku menunggu waktu yang tepat Rushel. Dan mungkin sekarang adalah waktunya."

Di sela kegembiraan Rushel dan juga Ronald di paviliun terdapat kegaduhan antar pemuda dan seorang gadis. Dan mereka adalah Asha dan Maxim.

"Tolong singkirkan itu, aku takut dengan kecoa please uncle." Ucap Asha memohon, dia rela menaiki kursi demi terhindar dari kecoa itu. Maxim pun merasa kesal dengan panggilan Asha terhadap nya yaitu 'uncle'.

"The fucking uncle! Aku masih muda shit!" Kesal Maxim

"Aku tidak tau harus memanggil mu apa, dan aku juga lupa dengan namamu, jadi uncle adalah panggilan yang normal." Jawab Asha

"NAMA KU MAXIM! M-A-X-I-M MAXIM!! PANGGIL AKU UNCLE SEKALI LAGI AKAN KU AMBIL KECOA ITU DAN KU BERIKAN PADAMU FUCK!"

"Iya baiklah."

Maxim melirik dengan terhadap kecoa yang tengah berjalan di ruang tengah itu, dia melihat sosok Asha yang ketakutan sampai naik ke kursi, ada sedikit rasa gemas namun juga kesal.

"Turun. Kecoa nya sudah ku ambil."

Asha pun turun, namun kakinya menginjak lantai yang basah, dia hampir terjatuh kebelakang, kalau Maxim tidak dengan sigap menangkap tubuh mungil nya itu.

Maxim rengkuh pinggang ramping itu, dan dia bawa dalam pelukannya. Sejenak netra mereka berdua berdekatan. Jarak antar mereka terkikis sedemikian dekat nya.

Sang gadis kecil menutup matanya dengan takut, sedangkan Maxim sendiri, dia justru tersenyum dan menatap gemas pada Asha.

Di sela-sela momen itu, tiba-tiba saja Ronald dan Rushel datang, reflek Maxim lepaskan rengkuhan itu, dan membiarkan Asha jatuh menimpa badan nya, dia yang memilih untuk jatuh mengenai pecahan kaca akibat cermin yang Asha pegang tadi juga ikut jatuh.

"Fuck Max! Apa-apaan kamu?!"

Rushel dan Ronald menghampiri mereka berdua, terlihat Asha menutup matanya dengan takut, sedangkan Maxim, menutup matanya karena menahan perih. Punggungnya tertusuk oleh serpihan kaca itu, dan darah mengalir segar dari sana. Kemeja putih nya itu berubah menjadi merah.

"Asha kamu tidak apa??"

Asha langsung memeluk Kakaknya itu, dan Ronald, dia membantu asistennya sekaligus sahabatnya itu.

"Bodoh!" Ucap Ronald

"Aku akan panggil dokter" Ucap Asha panik, dia tidak menyangka bahwa Maxim rela membalikkan tubuh nya demi melindungi dirinya, kalau bukan Maxim, maka sekarang yang terkena kaca itu adalah diri Asha sendiri.

"Tenang lah Asha. Sudah jangan menangis." Ucap Rushel, dia memeluk adik nya itu sembari menenangkan nya.

Tak berselang lama dokter pun datang, dia mulai memeriksa kondisi Maxim, mengambil satu persatu serpihan kaca itu, lalu dia mengeluarkan alat untuk operasi darurat dari dalam tas nya itu.

"Kita akan melakukan sedikit operasi kecil, karena lukanya harus di jahit." Ucap dokter itu

"Tahan sedikit ya, saya tidak membawa obat bius untuk operasi, jadi mungkin ini akan sakit." Ucap dokter itu

Pengasuh Tuan Muda Lumpuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang