03. Hubungan kita sudah berakhir

682 30 2
                                    

Rushel langsung menutup korden itu kembali, dan meminta maaf pada sang tuan muda. Kini Rushel tau kenapa ruangan itu gelap, karena Ronald tidak suka dengan cahaya terang. Mungkin cahaya terang salah satu penyebab kelumpuhan?, Makanya dia tidak suka.

Setelah meminta maaf, Rushel kembali keluar, dia menemui kembali nyonya Dianna yang menunggu nya di bawah. Turun lewat tangga lalu menghampiri nyonya Dianna.

"Apa boleh mulai besok saya bekerja?, Saya harus ke rumah sakit hari ini, ibu saya ada jadwal pengobatan." Ijin nya pada nyonya besar Harold.

"Ya silahkan. Kembali lah besok.

===================

Keesokkan harinya.

Pagi ini Rushel datang pagi di kediaman Harold, dan langsung di sambut oleh nyonya Dianna. Beliau meminta Rushel untuk membawakan sarapan dan obat pagi milik Ronald. Sebagai pengasuh tentu saja itu sudah tugasnya. Dengan senang hati Rushel berjalan ke atas, mengetuk pintu, lalu masuk.

"Selamat pagi tuan muda." Sapanya dengan lembut, Ronald hanya diam tidak menggubris apapun, dia memandangi Rushel sekejap lalu berbalik pandang.

"Waktunya sarapan dan minum obat tuan muda. Ayo saya suapi ya?", ucap nya

Sepiring nasi putih dengan lauk sup dan telur serta ikan yang sudah di filet, dalam satu suapan terdapat itu semua. Meski suapan itu sudah di depan mulut namun Ronald enggan untuk membuka mulutnya sana sekali.

"Tuan muda ayo buka mulut anda, anda harus minum obat." Bujuk nya dengan penuh rasa kasih sayang. Sama seperti membujuk seorang anak kecil saja. Hasilnya nihil tuan muda Harold tetap tidak mau buka mulut. Rushel menghela nafasnya, dia harus mencari cara yang unik untuk tuan muda nya mau makan. Berdiam sejenak lalu terpikirkan sebuah ide yang mungkin sedikit membantu nya.

"Tuan muda ada serangga di pipi anda!", ucap nya

"Serangga apa?" Itulah yang di tanyakan oleh Ronald, dan saat itulah, mulut Ronald sedikit terbuka, maka Rushel dengan gampangnya langsung memasukkan sesuap nasi dengan lauk dan sayur itu ke dalam mulut Ronald.

"Tidak serangga, saya hanya ingin tuan muda buka mulut saja", jawab Rushel.

Memutar bola matanya malas. Mau tidak mau Ronald harus mengunyah makanan itu. Menyebalkan memang pengasuh nya yang kali ini. Tidak polos seperti biasanya yang gampang menangis akibat kekasaran nya. Hari pertama ini masih belum terdapat tanda-tanda kekasaran seorang Ronald Harold.

"Gadis kurang aja kau!" Gerutu Ronald kesal

"Keluar dari kamar ku!"

"Tidak mau. Saya akan keluar setelah tuan muda menghabiskan makanan ini dan meminum obat ini." Jawab Rushel

"Percuma saja. Obat itu tetap tidak akan membuat ku bisa berjalan. Aku akan tetap seperti ini sampai kapanpun itu." Jawab Ronald dengan kesedihan yang mendalam.

"Siapa bilang begitu?, Tuan muda bisa sembuh dan bisa berjalan kembali, asal tuan muda mau minum obat ini."

"Masa kalah sih sama anak kecil."

"Begini saja saya buat kesepakatan. Jika tuan muda mau makan dan minum obat secara rutin, saya akan beri tuan muda hadiah bagaimana?" Hanya diam, tidak ada jawaban, maka diam itu Rushel jadikan sebagai jawaban bahwa Ronald setuju dengan usulan nya itu.

===================

Hari demi hari Ronald mulai bisa menjalani harinya seperti biasanya, perlahan dengan kehadiran Rushel, Ronald bisa melawan takut nya itu.
Pagi itu Rushel membuka korden kamar, dan saat itu juga Ronald terbangun.

"Selamat pagi tuan muda." Itu lah yang di katakan oleh Rushel setiap pagi pada Ronald. Setiap pagi Ronald di bangunkan dengan suara korden kamarnya yang di buka oleh Rushel.

"Mari saya bantu." Ucap Rushel, membantu Ronald untuk duduk di kursi rodanya itu, Ronald sendiri, dia bisa mandi sendiri namun sedikit kesusahan, maka dari itu setiap kali dia mandi Rushel selalu menunggu di kamar mandi, tapi tenang saja Rushel sama sekali tidak mengintip tuan muda nya itu saat mandi.

"Hari ini, bagiamana kalau kita jalan-jalan keluar melihat udara segar tuan?, Saya sudah ijin dengan nyonya Dianna, dan beliau mengijinkan saya."

"Terserah. Aku juga bosan di kamar terus. Tapi aku tidak mau keluar..."

"Kenapa begitu?, Apa ada sesuatu yang membuat tuan tidak nyaman?, Katakan saja pada saya", ucap Rushel yang ingin membuat Ronald lebih terbuka lagi pada dirinya itu.

"Aku malu dengan kondisi ku Rushel. Orang pasti melihat ku dengan hina karena aku cacat." Itu lah jawab Ronald, Rushel pun terdiam sejenak memikirkan kata apa yang harus dia keluar kan agar sang tuannya itu tidak berkecil hati dan insecure dengan dirinya.

"Jadi begitu rupanya?, Apa tuan tau tuan muda itu indah, tuan muda sempurna, biarkan orang lain berkata apa. Tapi lihat diri anda sendiri tuan. Wajah anda tampan, anda kaya, anda punya segalanya. Dan anda juga sehat. Itu sudah lebih dari cukup tuan muda." Ucap Rushel, sembari membernarkan penampilan tuannya itu. "Hanya karena tidak bisa berjalan tidak menjadikan anda hina tuan. Jika tuan merasa hina, lalu para pelacur di luar sana bagaimana?"

"Jangan berkecil hati, selama ada Rushel, tidak akan ada orang yang berani bergunjing tentang tuan muda. Percaya padaku tuan." Kursi roda itu di dorong keluar. Mereka pergi ke taman yang tidak jauh dari mansion Harold. Hanya membutuhkan waktu 15 menit saja dengan menggunakan mobil.

Sampailah mobil mereka di taman tersebut Ronald di bantu oleh Maxim dan Rushel, mereka pun berjalan sembari melihat pemandangan taman yang indah itu. Mata Ronald menyapu pandangan sekitar nya itu. Tanpa sadar dia melihat seorang gadis yang mirip sekali dengan sosok kekasihnya yang telah lama tidak datang menemuinya.

"Ada apa tuan muda?"

"Bisa antar aku kesana Rushel?" Kursi roda itu terdorong ke arah Natalie Fang berada. Dia duduk di sebuah bangku dengan seorang pria yang usianya mungkin tidak jauh beda dengan Ronald.

"Natalie?, Apa yang kamu lakukan disini?, Dan siapa dia?"

"Dia kekasih ku Ronald."

"Apa maksud mu?, Kamu selingkuh dariku begitu?!"

"Aku tidak selingkuh. Aku mengakhiri hubungan kita di rumah sakit sewaktu kamu belum sadar." Jelas Natali yang berusaha membela diri itu

"Kamu membuat keputusan sepihak!, Aku tidak pernah menyetujui keputusan mu Natalie!"

"Aku tidak peduli itu Ronald. Lagi pula untuk apa aku punya kekasih cacat seperti mu hah?!, Yang hanya bisa duduk di kursi roda ini, itu hanya akan membuat ku tersiksa!"

"Kamu menyesali hubungan kita?, Kamu memutuskan aku karena kondisi fisik ku begini?, Apa kamu lupa bagaimana aku membantu mu di saat masa sulit mu?, Ini yang aku dapatkan begitu?!"

"Sudah lah jangan ganggu kekasih ku. Kamu hanya seorang pria cacat, tidak pantas bersanding dengan nya. Tidak peduli siapa kamu, tapi kamu sangat tidak pantas dengan Natalie. Dia cantik dan dia pantas mendapatkan kekasih yang sempurna seperti diriku!"

Rushel sudah ingin menampar kedua mulut sepasang kekasih itu, namun dia menahannya, karena tidak mau terjadi hal yang tidak di inginkan apa lagi ini di publik.

"Kamu tidak cocok menjadi seorang tuan muda." Hina Natali sekali lagi. Namun kali ini Rushel tidak berdiam diri, tangan langsung menampar pipi Natalie hingga berbekas merah.

"Kurang ajar sekali kamu!"

"Kamu yang kurang ajar. Perempuan tidak tau di untung!, Masih baik hanya tamparan. Lihat saja, jika kamu masih berani menghina nya lagi, tidak hanya tamparan yang aku layangan. Mengerti?!" Ucap Rushel dengan kesalnya, dia mencekik leher Natalie membuat nya tidak bisa berkutik sama sekali.
Mendorong kursi roda Ronald menjauh dari mereka

"Pulang. Bawa aku pulang. Aku butuh minum."

TO BE CONTINUE

Pengasuh Tuan Muda Lumpuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang