10. Pulang bersama Ronald

264 8 0
                                    

Sesudah itu Ronald keluar dari sana, dia menghampiri Rushel yang tengah duduk bersandar di depan pintu kamar para pelayan. Tatapannya melamun, seperti sedang memikirkan sesuatu hal yang Ronald sendiri tidak tau pasti apa itu.

"Ada apa?" Ronald ikut duduk di sebelah Rushel, lalu menatap manik mata Rushel itu.

"Nothing. "

"Tenang saja, mommy tidak akan mengusir mu, dan kamu tidak akan pergi kemanapun. Jangan bersedih ya?" Tangan kekar tersebut terangkat untuk menghapus sedikit air mata yang tertumpah di pipi sang kekasihnya itu.

"Kamu bertengkar lagi dengan mommy mu karena aku."

"Maaf Ronald." Ucap Rushel

Ronald tersenyum, dia membawa tubuh sang kekasih dalam dekapannya tersebut. Memeluknya erat lalu mengusap punggung nya berharap Rushel tenang dan tidak menangis lagi.

"Tidak apa. Ini sudah terbiasa terjadi antara ibu dan anak. Sudah jangan menangis Sunshine."

"Aku mau pulang."

"Pulang?, Kemana?, Pergi dari rumah ini begitu?"

Hanya anggukan kecil yang Rushel berikan, dia rasanya sudah tidak betah berada disini. Sesak rasanya, setiap hari harus melihat ibu anak itu bertengkar dan dengan masalah yang sama yaitu karena dirinya.

"Aku rindu ibu ku." Dusta nya agar Ronald percaya, namun Ronald bukanlah lelaki yang bisa di bohongi semudah itu. "Aku antar. Kita ke rumah mu, lalu pulang, bagiamana??" Tanya nya pada Rushel.

"Tidak usah kamu repot nanti. Lagipula rumah ku kecil, kamu tidak akan betah disana. Disana tidak ada pendingin ruangan kamu akan kepanasan." Ucap Rushel

"Tidak masalah. Selagi bersama mu, why not Rushel?"

"Kemasi barang mu, aku tunggu di bawah, aku mau bertemu dengan Alex dulu."

Pasrah sudah Rushel. Setelah itu dia mengemasi barang-barang nya yang berada disana. Dia turun, di mobil Ronald telah menunggu kehadiran nya, Rushel pun memasuki mobil mewah tersebut dan duduk di samping sang tuan muda. Begitu banyak mata memandang iri dan tidak suka pada Rushel, berawal dari pengasuh menjadi kekasih.

Mobil pun berjalan meninggalkan kediaman Harold. Sepanjang jalan Rushel hanya diam, tanpa terasa dia akhirnya tertidur, Ronald yang tau itu pun menyandarkan kepala gadis itu pada pundaknya dan mendekap nya dalam pelukan lengan kekarnya itu.

Wajah Rushel terlihat sangat teduh sekali, Ronald tersenyum, tangan kirinya menyingkirkan anak rambut yang menutupi dahi sang gadis, lalu dia mengusap surai rambut Rushel.

"Kamu begitu mirip dengan nya Rushel." Ucap Ronald kembali teringat akan sosok dari masa lalunya yang sekarang telah tiada itu. Sekarang hanya menjadi kenangan saja, dan akan Ronald kenal selamanya dalam hatinya itu.

'Aku menyukaimu bukan tanpa sebab. Karena kamu mirip dengan Rachel. Wajah mu, bibir mu, cara bicara mu yang lembut, sikap mu, semua nya sama. Entahlah mungkin reinkarnasi itu benar adanya?'

'Mungkin kamu adalah pelarian ku. Tapi percayalah suatu hari nanti kata pelarian itu akan hilang. Maaf karena aku menyukaimu bukan karena murni dari hati ku, tapi karena kamu mirip dengan Rachel.'

Merasa bersalah. Tapi benar adanya, jika di suruh jujur Ronald memang menyukai Rushel bukan karena murni dari hatinya, dia suka karena Rushel mirip dengan mantan tunangan nya yang sudah tiada 2 tahun lalu.

Bila di suruh mendeskripsikan seperti apa Rachel, mungkin bagi Ronald Rachel adalah Rushel. Rachel meninggal bukan karena sebab. Saat itu di malam sebelum pernikahan nya dengan Ronald, Rachel mengalami kecelakaan tunggal, yang di duga karena rem yang tidak berfungsi. Tapi ntah itu benar atau hanya sabotase saja, saat itu Rachel hendak pulang ke rumah, dia selesai mengadakan bridal shower bersama teman-teman nya, sayang nya saat pulang nasip naas tersebut menimpa dirinya. Cuaca sedang hujan malam itu, Rachel mengemudi dengan kecepatan normal, di jalan tol, sembari memutar musik dan menikmati suara gemericik hujan.

Pengasuh Tuan Muda Lumpuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang