05. One day with Rushel

811 23 2
                                    

Ronald tidak memberontak dari pelukan Rushel, dia justru merasakan kenyamanan dalam dekapan tersebut. Belaian lembut Rushel membuat nya merasa nyaman dan aman.

'Rushel, kenapa aku nyaman dengan mu?, Kamu sangat perhatian padaku, Pelukan ku, belaian mu, sangat nyaman bagiku."

'Terimakasih Rushel. Kamu adalah pengasuh yang terbaik buatku, walaupun aku belum bisa menerima kelumpuhan ini, tapi dengan adanya dirimu, aku sepertinya akan mulai bisa menerimanya.'

Rushel mengeluarkan sesuatu dari tas nya, dan ya dia mengeluarkan sebuah earphone, lalu dia sambungkan dengan lagu pada ponselnya, dan dia dengarkan pada telinga Ronald.
Ronald merasakan hal itu, namun dia tetap diam.

"Dengarkan lagunya, dan pejamkan mata anda tuan muda. Semuanya akan baik-baik saja, saya berjanji."

Sepanjang perjalanan Ronald terus mendengarkan lagu, di karenakan jalanan saat itu sedang di Landa hujan, dan suara rintikan hujan itu membuat Ronald ketakutan, maka dari itu, Rushel membiarkan Ronald mendengarkan musik dari earphone miliknya.

Ronald merasa nyaman, dia tidak mau lepas akan dekapan Rushel, Rushel pun tidak keberatan, namun di sisi lain, ada desiran tersendiri dalam hati Rushel. Jaraknya dengan Ronald yang hanya beberapa meter saja membuatnya gugup, ralat sangat gugup sekali.

'Rasa apa ini?, Kenapa desiran nya berbeda?, Ada apa dengan aku?'

Rushel terdiam, matanya mengamati wajah gagah nan tampan milik Ronald. Rahangnya yang tegas, serta hidung nya yang mancung membuatnya semakin terpesona jauh lebih dalam. Tidak dapat di pungkiri Rushel memang menyukai Ronald namun itu tidak sengaja. Rasa itu tumbuh bersama dengan rasa kasihan nya terhadap seorang Ronald Harold.

Namun Rushel menyangkal perasaan nya sendiri, dia yakin ini adalah hanya sebuah perasaan kasihan saja, mana mungkin dia menyukai tuannya sendiri?

==================

Mobil telah berhenti di depan lobby rumah sakit, Ronald di bantu oleh Maxim sang asisten tuan muda. Terduduk di kursi roda, dan ya setelah itu kursi roda itu di dorong oleh Rushel masuk ke dalam.

Menyusuri lobby dan beberapa koridor, akhirnya Ronald dan Rushel sampai pada ruangan dokter spesialis tulang terbaik di Eropa. Mengetuk pintu lalu masuk, dokter tersebut tau jika janji temunya hari ini adalah bertemu dengan penerus keluarga Harold. Yang saat ini tengah berada di depannya terduduk di atas kursi roda.

Dokter Lee mulai memeriksa kondisi fisik Ronald, dan tentunya terutama pada saraf dan tukang kaki Ronald. Terus memeriksa dan akhirnya tibalah akhirnya untuk memberitahu kan kondisi Ronald pada Ronald sendiri.

"Kondisi tulang kaki tuan muda Harold masih tetap sama. Tidak ada pergerakan, justru dia semakin tidak berada pada tempatnya. Dan jaringan saraf nya, perlahan mulai membaik, namun tidak pernah bisa pulih seutuhnya seperti dahulu kala sebelum kecelakaan."

"Kita bisa mulai menerapi anda mulai hari ini tuan muda. Jika anda bersedia, mari silahkan ikuti saya."

"Untuk apa terapi?, Kamu sudah bilang bukan bahwa kaki ku tidak membaik, malah semakin memburuk, apa gunanya terapi, dia masih akan tetap sama." Jawab Ronald dengan raut wajah datar dan dingin seperti biasanya.

"Tapi setidaknya, kondisinya akan membaik walaupun anda tidak bisa berjalan." Jawab dokter Lee.

Dokter berdarah Korea Eropa itu terus meyakinkan Ronald agar mau ikut terapi, ini bukan demi siapapun, tapi demi kebaikan Ronald sendiri. Dia kasihan terhadap Ronald, siapa tahu dengan begini dia bisa kembali berjalan lagi?, Tidak ada yang tahu takdir seperti apa bukan?

"Lakukan saja dokter. Tuan muda sudah pasti mau." Jawab Rushel

Ronald menoleh pada sosok perempuan yang mengasuh nya itu tadi, tatapan mata Ronald sangat jelas terlihat tidak ramah sama sekali untuk Rushel.

Pengasuh Tuan Muda Lumpuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang