Bab 3

188 22 2
                                    

Masih flashback.

Sebulan sejak mereka menjalani hubungan sebagai pasangan kekasih. Kirin akhirnya tinggal bersama Lian di apartemennya.

Hubungan keduanya semakin baik. Kirin yang semakin manja dengan Lian, dan Lian yang dengan senang hati memanjakan Kirin.

Sejak mereka tinggal bersama, Kirin meminta Lian untuk tidak memakai jasa art lagi. Kirin merasa tidak nyaman katanya.

"Kak, aku mau resign ya jadi asisten kakak. Aku ingin bekerja dengan teman ku. Bisnisnya mulai berkembang, dan dia meminta aku bergabung dengannya. Lagipula... aku semakin tidak nyaman dengan semua gosip di kantor.." ucap Kirin di tengah waktu santai mereka usai makan malam.

"Kalau kamu berhenti, siapa dong yang urus aku di kantor Rin? Kasian Foe tugas ny da banyak. Dan...tentang gosip di kantor...ga usah kamu pikirkan." Jawab Lian

"Kakak kan bisa cari asisten baru."

"Asisten baru..ga bisa dipeluk peluk klu aku sedang lelah dan butuh isi energi."

"Ih..kakak lebay... kita kan masih ketemu di rumah kak. Biar kangen nya numpuk...ntar Kirin sambut dengan jub jub yang lama." Goda Kirin.

"Coba di test dulu gimana jub nya baru aku pertimbangkan.."

"Modus ah kak... untung sayang," jawab Kirin, sembari menatap Lian, dan akhirnya melabuhkan bibirnya ke bibir Lian, melumat tipis bibir bawahnya.....kemudian segera menarik diri. "Ini cuma DP nya loh kak.." bisik Kirin manja.

"Sebenarnya aku berat mengabulkan permintaan mu ini, tapi..aku juga ingin kamu berkembang dengan caramu. Dan ingat ya janji mu tadi," kata Lian... sembari mendekatkan bibir mereka, kemudian menyapu lembut bibir Kirin, tangannya menarik Kirin semakin dekat, hingga akhirnya menaikkan Kirin di pangkuannya.

Kirin menyambut ciuman Lian, sembari mengusap kepala Lian. Udara di sekitar mereka semakin panas. Ciuman Lian yang awalnya lembut, semakin menuntut. Hingga akhirnya Lian memutuskan ciuman mereka. Memandangi bibir Kirin yang sudah bengkak karena perbuatannya...lalu bertanya "Kirin.. bolehkah aku memiliki mu seutuhnya malam ini?"

Kirin menatap mata Lian lalu, menganggukkan kepalanya, dan mencium Lian, sebagai tanda persetujuannya.

Lian menyambut ciuman Kirin dengan lembut awalnya...menghisap bibir atas dan bawah Kirin bergantian. Lalu ketika Kirin menjulurkan lidahnya, Lian pun menyambutnya.. mereka saling bertukar saliva....hingga Lian merasa Kirin seperti kehabisan napas, Lian menghentikan ciumannya pada bibir Kirin.

Ciuman Lian pun turun ke leher, lalu ke bermain main di bahu Kirin, menghisapnya.... "Ah... Kak... Jangan buat tanda..." Kata Kirin di sela sela desahannya...

Tapi Lian seolah tidak mendengarkan....jarinya perlahan  membuka baju Kirin. Lian tertegun sejenak, memandang tubuh Kirin... "Indah.."pikirnya... Tangannya bergerak mengusap pinggang Kirin, lalu naik ke dadanya dan mengusap putingnya lembut lalu mengecup dan menghisapnya...

Kirin pun tak tinggal diam, tangan nya mengusap punggung dan kepala Lian meremas rambutnya, lalu menarik Lian dari tubuhnya.

Kirin bergerak membuka baju Lian, sambil mengecup tiap bagian tubuh Lian. Sejenak dia berhenti di perut kotak kotak Lian, mengagumi bentuknya, mengusapnya lembut dan kembali melabuhkan ciuman diatasnya...sembari membuka celana Lian..

Kirin memandang kejantanan Lian yang sudah mengeras.  Tanganya sedikit bergetar meraih penis Lian, mengusapnya lembut....ini pengalaman pertama bagi nya....dengan mengikuti instingnya, Kirin mulai mengecup kepala penis itu...menjulurkan lidahnya...mengecup batang penis itu dengan lembut, lalu memasukkannya ke dalam mulut.

Lian cukup terkejut dengan blow job yang dilakukan Kirin... Terasa canggung.. amatir.. Tapi Lian sungguh menikmatinya.....hingga akhirnya Lian menghentikan gerakan Kirin.... "Aku tidak ingin keluar di mulutmu, sayang."

Lian membuka celana Kirin, membaringkannya di sofa, lalu menghisap penis Kirin, sambil meremas bongkahan pantat Kirin... Kemudian Lian mengambil pelumas, mengoleskan pada jarinya dan lubang Kirin.... Perlahan Lian memasukkan jarinya satu persatu, sampai Kirin merasa terbiasa...

Lian kembali menghisap penis Kirin, sambil terus menggerakkan jari jarinya di lubang Kirin..."ah...ah...ah...kak...hentikan..aku mau kelar.." mendengar itu, Lian malah semakin semangat menghisap penis Kirin dan mempercepat gerakannya hingga tak lama..."ah......." Kirin menyemburkan spermanya pada mulut Lian.......

Lian tak memberi banyak waktu bagi Kirin untuk istrirahat. Kedua kaki Kirin lalu diangkat bahunya dan mengarahkan penisnya tepat di bibir lubang Kirin yang ssat ini berkedut menantikan penyatuan mereka..

Dengan perlahan Lian mendorong penisnya, mengingat ini adalah pengalaman pertama bagi Kirin. Wlu begitu, Kirin meringis menahan rasa sakitnya.

Lian memasukkan lebih dalam...hingga saat setengah dari penis Lian memasuki tubuhnya, Kirin memekik..
"Arghhhh.....Sakit kak.....pelann..."

"Tahan Rin...ini tidak akan lama"ujar Lian...

Lian kembali mencium bibir Kirin agar perhatian Kirin dari rasa sakitnya sedikit teredam. Setelah merasa Kirin sedikit tentang, Lian menghentakkan penisnya dalam sekali dorongan agar rasa sakit itu tidak semakin menyiksa kekasihnya.

Lian mencium pipi Kirin yang basah karena air matanya... "Tahan sedikit lagi ya... Sakitnya ga akan lama.. kata Lian...yg mulai menggerakkan pinggulnya...perlahan.....awalnya...dan  Lian semakin cepat  menggerakkan pinggulnya ketika mendengar desahan Kirin yang bagaikan suara nyanyian di telinga Lian..

"Kak, aku mau keluar lagi....ah....ah..." Lian  menghentikan gerakannya membiarkan Kirin menikmati orgasmenya...

"Aku belum selesai, kita lanjut di kamar ya..." Bisik Lian lalu mengangkat tubuh Kirin dari sofa...

Malam itu, hubungan mereka meningkat. Mereka saling memberi tubuh mereka untuk dicicipi, dirasakan, hingga akhirnya Lian menumpahkan semua cairannya di dalam Kirin.

Lian merasa begitu bahagia dengan penerimaan Kirin atas dirinya sampai saat ini dan bagaimana Kirin mengurusnya selama ini...

Lian memandangi wajah damai Kirin yang sudah tertidur di pelukannya usai kegiatan mereka, mencium keningnya, sebelum akhirnya ikut tertidur.

Sejak saat itu, Lian dengan segala tingkat kemesumannya selalu minta jatah pada Kirin sampai membuat Kirin kewalahan. Apalagi kalau Lian sudah bertugas di luar kota, Lian bisa meminta jatah rapelan katanya. Hingga Kirin tidak bisa kerja karena ulah Lian.

Pertama kali nulis dan buat adegan nc.. maap klu kurang greget😅. Ditunggu vot n komennya teman teman... ♥️






It's always been youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang