"Lian, ada denganmu? Seminggu ini kau uring uringan dan memarahi semua orang. Dan lihat penampilan mu. Pulang lah.. kau butuh istirahat dan menjernihkan pikiranmu," ucap Max pada Lian.
"Kau tidak perlu mengurus ku Max. Keluarlah ," jawab Lian dingin.
"Kau, merindukan Kirin? Kenapa tak mencarinya? Malah kau berlaku seolah kau tak perduli padanya."
"Dikatakan oleh orang yang seolah perduli."
"Apa maksudmu? Aku sungguh perduli padamu dan juga Kirin. "
Lian menatap Max tajam lalu melemparkan flbebrapa foto diatas meja. Max memandang foto foto itu dan terkejut. "Kau pikir, aku selingkuh dengannya?"
"Menurutmu? Aku ingat, dulu ketika awal Kirin magang disini, kau pernah mendekatinya dan kau katakan padaku kalau kau suka padanya"
"Ya aku akui, dulu aku sempat tertarik pada Kirin. Tapi begitu anak itu bilang kalau dia suka padamu, dan kau juga suka padanya, aku mundur.
"Foto-foto ini..." mengambil foto foto diatas meja. Disitu ada foto Max yang menggendong Kirin.
"Kau mendapatkannya dari Mild?"Lian menatap Max bingung, lalu mengangguk.
"Kau bodoh Lian." Kemudian Max menceritakan kejadian yang terjadi di hari itu.. kecuali bagian Kirin yang dinyatakan hamil. Max sudah berjanji pada Kirin, dan bila Kirin tidak memberitahu Lian... pasti dia memiliki niat tertentu.
"Max, kenapa aku begitu saja percaya... disaat dia dihina dan terluka, aku bahkan tidak ada disisinya. Aku...aku...bahkan menudingnya selingkuh.... ," air mata mulai menetes di pipi Lian.
"Cari dia bro. Jangan cuma diam disini. Tapi kau harus selesaikan dulu urusan mu dengan Mild," ujar Max seraya memberikan 2 amplop kepada Lian.
"Apa ini Max?" Ujarnya sambil membuka amplop tersebut dan membacanya.
"Seperti yang kau bilang bro. Kau tidak menyentuh Mild malam itu. Kau diberi obat tidur. Itu adalah bukti pengakuan dari pelayan di restoran itu. Dan.. hasil DNA itu membuktikan bahwa kau memang bukan ayah dari bayi yang dikandung Mild. Kekasihnya meninggalkannya ketika dia hamil, dan tidak ingin papa nya marah. Dia menjebakmu dan menkan kau ayah dari bayinya."
"Terimakasih banyak Max." Lian memeluk Max. "Aku akan menyampaikan ini pada orangtuaku, lalu aku akan mencari Kirin.
********
Malam itu Lian pulang ke rumah orangtuanya. Dia sungguh terkejut, karena ada Mild dan orangtuanya disitu."Ma, apa maksudnya ini?" Tanya Lian, dengan amarah yang dia tahan.
"Tentu saja makan malam dengan keluarga calon besan. Begitu kamu menelpon dan mengatakan akan makan malam di rumah, mama segera menelepon Mild untuk mengajak orangtuanya juga makan malam disini.
Kamu ini kalau mama tidak bertindak, kamu akan menghindar...""Baiklah... kalau begitu izinkan Lian bicara dulu. Dan ma, tolong jangan potong ucapan Lian."
"Sebelum nya om, Tante, Lian mohon maaf karena Lian tidak bisa menikahi anak om dan tante."
"Lian, apa-apan kamu? Pasti lelaki gay itu memaksamu bicara seperti ini kan?" Emosi mama Lian.
"Ma, kita dengarkan dulu. Sabar ma..." sahut papa nya Lian sambil menenangkan istrinya.
Lian lalu meletakkan kedua amplop yang diberikan Max tadi diatas meja.
"Bila Lian memang ayah dari anak yang dikandungan Mild, Lian sungguh akan bertanggung jawab. Tapi, Lian bukan ayah dari bayi itu. Ini adalah bukti, bahwa malam itu Mild menjebak Lian, dengan memberi obat tidur. Dan satu lagi adalah bukti hasil test DNA Lian dan bayi itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
It's always been you
RomanceDi bawah hamparan bintang dan deburan ombak, mereka berpegangan tangan, berjanji tidak akan saling melepaskan satu sama lain. Lian - Kirin