Bab 8

242 23 5
                                    

Present time

"Jadi, laki laki itu, tidak tahu kau mengandung anaknya?" Tanya Joss

Kirin hanya mengangguk.

"Kau kejam Rin. Bagaimanapun dia berhak tahu".

"Ya Joss. Mama ku juga mengatakan itu.
Tapi, merasakan penolakan mama nya padaku, aku sungguh takut. Anakku akan mengalami hal hal yang dulu kualami... Lagipula...dia sudah menikah Joss."

"Selama ini, aku selalu berpikiran buruk tentangnya. Bagaimana pria itu bisa begitu kejam meninggalkanmu yang sedang mengandung anaknya. Aku masih ingat bagaimana dulu kau dengan perutmu yang semakin besar, bekerja sampai malam. Kau bahkan sempat pingsan beberapa kali karena kelelahan...."

"Tapi sekarang aku tahu masalahnya. Aku bisa memaklumi mu Rin, kalau kau memang tidak ingin melanjutkan kerjasama ini, tidak apa-apa. Aku akan membatalkan nya."

"Tidak perlu Joss. Seperti yang kau bilang tawaran dari mereka sangat baik untuk perkembangan usaha kita. Aku tak boleh mencampur aduk masalah pribadi ku dengan perusahaan."

"Tapi itu berarti kau harus kembali ke Bangkok. Sesuai kontrak, mereka ingin kau ikut mengawasi penuh selama 6 bulan."

"Aku hanya akan berurusan dengan tim produksi kan Joss. Diantara ratusan orang di perusahaan itu, hanya ada satu kemungkinan kecil aku akan bertemu dengannya."

"Lalu, Tara?"

"Aku akan membawanya Joss. Mamaku juga sudah rindu ingin bertemu cucunya. Siapkan saja semua Joss." Jawab Kirin

"Baiklah..aku permisi..." Joss berjalan keluar dari ruangan itu, ketika hendak membuka pintu Joss berhenti, menatap Kirin lalu berkata..

"Aku hanya ingin bilang, CEO itu...., belum menikah Rin."
"Aku ingin kau bersiap-siap. Siapa tahu, diantara satu kemungkinan kecil yang kau sebutkan tadi...., terjadi."

Kemudian Joss melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu.

Kirin merasa terkejut...berbagai macam pertanyaan melintas di kepalanya. Disatu sisi hatinya, dia merasa gembira mendengar kabar itu.......
******

Tak terasa sudah 4 bulan Kirin kembali ke negaranya. Perjanjian dengan perusahaan Panich akan selesai 2 bulan lagi, dan dia bisa kembali ke Cina bersama Tara.

Sore itu Kirin sengaja pulang lebih cepat, karena dia sudah berjanji pada mama, adiknya dan Tara untuk bertemu di mall Siam Paragon. Ketika menunggu lift yang akan membawa nya turun, Kirin berpapasan dengan Nat, yang menjadi kepala produksi proyek yang mereka kerjakan.

"Hei Rin, kenapa kau terburu-buru?"

"Aku ada janji dengan keluargaku Nat. Bukankah aku sudah menyampaikan padamu?"

"Aow.. maaf, aku lupa. Desakan pekerjaan ini membuat isi kepalaku penuh."

Ting...bunyi suara lift yang berhenti di depan mereka, membuat mereka mengalihkan pandangan sejenak, lalu berjalan masuk menuju lift.

"Sepertinya aku salah masuk. Lift ini akan menuju ke atas."

"Tidak apa-apa Rin, kau temani aku dulu disini."

"Kau mau ke ruangan direktur?" Tanya Kirin hati-hati, ketika melihat angka lift yang ditekan Nat.

"Ya ..dasar Zee brengsek. Bisa-bisa nya dia tiba-tiba memintaku menyiapkan data untuk rapat. Padahal rapat itu akan diadakan dua hari lagi. Huff..."

"Nat, hati-hati kau bicara"ujar Kirin menyikut lengan Nat.
"Untung saja hanya kita berdua disini. Bagaimana mungkin kau memaki direktur kita??"

"Aku bahkan berani memukul kepalanya...hahaha...Kirin... Maafkan aku lupa menjelaskan padamu. Zee itu adalah sepupuku, dari pihak mamaku. Dia sangat menyayangiku sama seperti adiknya Mint."

It's always been youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang