Bab 9

209 20 9
                                    

Panich Group Corp

Joss membaca nama bangunan di depannya dia merasa kesal karena Kirin tiba - tiba menghubunginya dan memintanya segera datang ke Bangkok untuk mengikuti rapat. Sebenarnya Kirin bisa mengikuti rapat tersebut sebagai perwakilan dari perusahaan mereka, tetapi karena dia tidak ingin bertemu Lian, disinilah dia sekarang. "Lihat saja akan kubalas kau nanti Rin" ucapnya dalam hati lalu melangkah menuju meja resepsionis.

Rapat berjalan cukup lancar. Semua tim bekerjasama dengan baik. Dalam beberapa bulan lagi, produk baru mereka bisa diluncurkan. Klien mereka, juga puas dengan kualitas bahan yang mereka sediakan. Apalagi Kirin ikut langsung memperbaiki dan mendesain beberapa produk mereka sesuai dengan bahan yang digunakan.

"Terimakasih Joss. Maaf, karena kau repot-repot harus datang kesini. Bukan kah Mr.K sudah cukup menjadi perwakilan kalian?"

"Mr. K?"

"Ya, tim produksi memanggilnya begitu."

"Jadi...anda sama sekali belum pernah bertemu dengan nya?"

"Belum. Apakah ada sesuatu, pak Joss?"

"Ah.... Tidak apa-apa pak Lian.. Hmm.. pak Lian bisakah anda mengantar saya melihat departemen produksi? Saya akan sangat berterimakasih, apabila pak Lian sendiri yang mengantarkan saya."

"Baiklah pak Joss. Tapi sebelumnya, kita harus mengganti panggilan diantara kita diluar rapat. Saya kira kita seumuran. Mari saling memanggil nama saja, Joss. " ucap Lian seraya mempersilahkan Joss berjalan.

"Mari, Lian.."

Mereka berjalan menuju ke lift. Ting...bunyi lift terbuka, Joss dan Lian masuk ke dalam. Lian menekan angka 4 tempat dept produksi berada.
Ting... Suara lift kembali berbunyi.

"Mari Joss, kita sudah sampai. Saya akan membawa mu berkeliling, dan mungkin saja kau bertemu dengan rekan mu."

"Hahaha... Lian, ternyata kau sudah memahami niatku."

"Tentu saja. Lain kali jangan sungkan Joss. Aku bisa saja memanggil Mr. K ke ruangan ku."

"Hal seperti itu tentu tidak akan romantis Lian."

"Maksud Anda...anda dan Mr K.."

"Kami sepasang kekasih. Aku ingin menikahinya, tapi dia selalu menolak dengan alasan belum siap. Aku harus lebih banyak bersabar.."

"Phooo...."
Bruk
Suara seorang anak perempuan mengejutkan mereka.

"Tara."kata Josh sambil berlutut dan memeluknya sayang.

"Tara kangen pho..."

"Tara ...Tara...dimana??" Terdengar suara lain yang menuju ke arah mereka.

Begitu melihat Tara berada di pelukan Joss, laki-laki itu pun merasa lega, sebentar...karena atensinya kemudian teralihkan pada pria yang berdiri di belakang Joss, menatapnya dengan wajah sendu.

"Kirin......." Bisiknya. Netranya terpaku pada pria yang berdiri di depannya. Pria cantiknya...yang sudah lama dia cari-cari....dadanya bergemuruh.....tanpa dia sadari kakinya mulai melangkah...tapi...perkataan Josh menghentikan langkahnya.

"Sayang, apa kabar? Aku merindukanmu. "kata Joss yang berdiri, lalu memeluk Kirin.

Kirin merasa bingung dengan sikap Joss, tapi tidak berbuat apa-apa. Matanya masih sibuk memandang Zee. Pria itu semakin berkarisma di matanya...rasanya Kirin ingin berlari dan memeluknya melepaskan semua rasa rindunya....

"Pho Josh...gendong Tara...aku juga mau peluk papa."

Josh pun melepaskan pelukannya pada Kirin, dan segera menggendong Tara, kemudian membawa Tara kepelukan Kirin.

It's always been youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang