Bab 5

189 24 10
                                    

Sudah 2 hari Kirin tidak pulang. Dia memikirkan banyak hal sebelum memutuskan untuk bicara dengan  Lian, tentang kegundahannya dan tentang calon bayi mereka.  Tapi... ketika memikirkan tentang bayi mereka, Kirin memutuskan untuk menepis semua keraguannya, dan lebih memilih untuk menyampaikan kabar kehamilannya terlebih dahulu. Kirin segera check out dan pulang ke apartemen mereka.

Sesampainya di apartemen, Kirin merapikan barang-barangnya dan bersiap-siap. Entah kenapa, Kirin ingin kelihatan tampak manis di hadapan Lian. Dia memilih memakai  sweater kesukaannya, dan memakai riasan tipis dan terakhir mengoleskan lipbalm ke bibirnya. Mematut dirinya di cermin sekali lagi, lalu pergi menuju kantor Lian.

Kirin singgah terlebih dahulu membeli kopi untuk Lian dan cheesecake untuknya di cafe langganan mereka. Dari cafe Kirin berjalan menuju kantor Lian tanpa memberitahu Lian. Niat nya ingin memberi kejutan.

Tiba di kantor, Kirin menyapa ramah teman-teman sekantornya dulu, dan senyum manis tak lepas dari bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba di kantor, Kirin menyapa ramah teman-teman sekantornya dulu, dan senyum manis tak lepas dari bibirnya.

Sampai di depan pintu ruangan Lian, Kirin memutuskan untuk mengintip Lian. Perlahan dia membuka pintu, dan mendengar suara... Kirin hanya diam..dan mendengarkan perdebatan di dalam ruangan itu.

"Mama tidak mau tau Lian, kamu harus memutuskan hubungan mu dengan pria itu. Kamu harus bertanggung jawab pada Mild yang sedang mengandung anakmu.!"

"Ma, jika memang itu anakku, aku akan bertanggung jawab, tapi tidak harus dengan menikahi Mild kan? Lagipula aku sama sekali tidak merasa menyentuh Mild malam itu ma."

"Apa bukti di foto ini tidak jelas? Juga liat gambar USG ini. Jelas-jelas Mild sedang hamil... kalau kamu tidak segera putus dengannya, mama yang akan menemuinya. Ayo Mild. Kita pulang sekarang, biar Lian menjernihkan pikirannya dulu. Kamu jangan banyak pikiran ya. Kasihan bayi mu. Mama pasti akan mendukung mu Mild."  mama Lian lalu memegang tangan Mild dan berjalan menuju pintu.

Ketika pintu dibuka, betapa terkejutnya Lian melihat ada Kirin disana. Matanya sudah berkaca-kaca, tapi Kirin terlihat menahannya. Dia hanya tersenyum dan menyapa mama Lian.

"Hai Tante. Perkenalkan, nama saya Kirin. Maaf pertemuan pertama kita seperti ini."

"Jadi kau yang disebut anakku sebagai tunangannya??" Mama Lian menatap Kirin dari atas ke bawah.  "Apa sih kelebihan mu? Setahu Tante, anak Tante itu tidak gay...pasti ini semua ulahmu kan. Kau merayu Lian, memberikan tubuhmu, hingga Lian seperti itu."

"Ma.., Kirin tidak salah apa apa " Lian menyela ucapan mamanya

Mama Lian memandang Lian marah lalu mengarahkan pandangannya kepada Kirin.

"Kirin, karena kau sudah disini, Tante akan bicara terus terang. Putuskan hubungan mu dengan Lian. Saat ini Mild, sedang mengandung anaknya. Suatu hal yang tak mungkin bisa kau berikan... Akan kuberikan apapun yg kau mau, uang, mobil, rumah,  asalkan kau meninggalkan Lian.. katakan saja ..."

"Ma...!" Lian berteriak kepada sang mama, karena tidak tahan mendengar smua ocehan mamanya pada Kirin.

Mama Lian menatap anaknya tajam..
"Lian, berani sekali kamu membentak mama. Demi pria ini?? Jangan harap mama akan menyetujui hubungan kalian. Apa kau tidak berpikir kalau Kirin mendekatimu hanya demi harta. Mama tau latar belakangnya."

"Ma...cukup.."

"Kak, sudah..jangan seperti itu." Kirin berusaha menenangkan Lian.

"Tante.., beri saya waktu untuk bicara dengan kak Lian... saya... tidak bisa menjanjikan apa pun.. tapi saya ingin meluruskan 1 hal. Saya sungguh -sungguh mencintai kak Lian, karena dirinya....bukan karena latar belakangnya."

"Nona, saya ucapkan selamat untukmu. Semoga bayi mu sehat selalu ya." Kata Kirin pada Mild sembari memegang perutnya sendiri, menahan air matanya yang hampir jatuh...

"Baik, saya pegang kata katamu. Ayo Mild mama akan antar kamu pulang." Kata mama Lian dan melangkah keluar.

Mild yang daritadi diam, tiba tiba memegang tangan Kirin. "Kirin, aku mohon, kasihanilah aku dan bayi dalam kandungan ku. Tinggalkan Lian..."lanjutnya sembari menyerahkan amplop kepada Kirin, lalu berjalan mengikuti mama Lian.

****

Setelah itu suasana hening diantara mereka. Kirin mendudukkan dirinya di sofa. Perlahan dia membuka amplop yang diberikan Mild tadi. Didalamnya terdapat foto Lian memeluk Mild hanya ditutupi selimut...lalu foto USG dan keterangan dari dokter.

Tanpa sadar, Kirin memeluk perutnya, dengan bibir bergetar Kirin berkata, "Kak, bicaralah, aku siap mendengarkan.."

Dan Lian mulai menceritakan tentang Mild, masa lalu mereka. Dan tentang kembali nya Mild ingin memulai kembali hubungan seperti dulu dengan Lian.

"Aku sudah menolaknya berkali kali. Hingga akhirnya malam itu, Mild  memintaku makan malam dengannya, untuk terakhir kali, karena dia menyerah untuk memiliki ku. Aku tidak tau apa yang terjadi setelah kami makan bersama, tau tau pagi hari aku terbangun dengan Mild di sebelahku. Aku marah dan melarangnya untuk menemui ku. Seminggu yang lalu, tiba tiba Mild datang, memintaku bertanggung jawab atas kehamilannya, lalu menunjukkan foto itu."

Lian menghela napas panjang, lalu meraih jemari Kirin. "Aku yakin, aku tak menyentuhnya malam itu, Rin."

Kirin membalas genggaman tangan Lian, menatap matanya dan berkata.. "kak, tolong antar aku pulang ke rumah mama ya, aku perlu waktu."

"Rin....."

"Kak...tolong... Saat ini, Kirin merasa marah kecewa hanya melihat kakak... Kirin perlu jarak dari kakak, supaya Kirin bisa berpikir lebih tenang."

********

Mobil berhenti di depan rumah mama Kirin. Tapi baik Kirin maupun Lian masih duduk dalam diam. Hingga Kirin meraih pegangan pintu hendak keluar, Lian menghentikannya.

"Rin, apakah kau serius menanggapi ucapan mamaku? Kau tak percaya padaku?"

"Kak, jika ini hanya melibatkan kak Lian dan Mild, aku mungkin masih bisa memaafkan kesalahan kalian... tapi... ada bayi yang hadir dari kesalahan 1 malam itu kak... aku... ,"Kirin tak sanggup bicara, air mata yg sedari tadi dia tahan, jatuh begitu saja....

Lian langsung memeluk Kirin, mengusap kepalanya sayang dan membisikkan kata maaf berulang kali.... sampai tangis Kirin reda...Lian merutuki kebodohannya yang membuat Kirin sampai seperti ini.

"Kirin, ambil waktu sebanyak yang kau mau untuk menenangkan dirimu, lalu kembalilah padaku. Jangan tinggalkan aku Rin. Aku sangat mencintaimu... "

"Aku juga mencintaimu kak. Terimakasih dan maaf." Kata Kirin lalu keluar dari mobil dan masuk kerumahnya.

******
Kirin melangkah masuk ke dalam rumahnya tanpa menoleh lagi ke arah mobil Lian yang masih berada di depan rumahnya. Dia segera berjalan menuju kamarnya, tanpa menyalakan lampu kamar, dia duduk di dekat jendela kamarnya, melihat mobil Lian masih berada disana.

Air matanya kembali menetes... Kirin menolak untuk percaya semua kejadian yang terjadi hari ini...tapi foto foto itu menjadi bukti bahwa ini semua terjadi. Lian selingkuh darinya, bahkan Lian memiliki anak dengan wanita itu.

Kirin memeluk perutnya sendiri, mengusapnya sayang.... Air matanya mengalir makin deras...

"Kenapa kakak melakukan itu? Kenapa kakak seperti papa? Kakak adalah satu satunya laki laki yang kupercaya setelah papa menghianati mama....tapi...kenapa....kakak sudah berjanji......Bagaimana dengan anak kita???? Apa yang harus aku lakukan?? Haruskah aku merelakan mu kak??"

Apakah Kirin akan memaafkan Lian??? Gimana menurut pembaca?? Jangan lupa komen yaaaa 😊




It's always been youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang