Bab 13

229 24 10
                                    

Lian memikirkan semua perkataan Max padanya, untuk berusaha meraih hati Kirin kembali. Selama seminggu ini Lian selalu berusaha menemui Kirin, walau semua hasil nya sia sia, karena Kirin selalu tugas di luar untuk mengawasi semua produksi. Hari peluncuran produk semakin dekat, itulah sebab nya Kirin benar benar bertanggung jawab untuk setiap detail produk yang sedang dipersiapkan.

Disitu sisi Lian merasa Kirin sengaja menghindarinya. Namun Lian tak menyerah. Setiap hari tanpa kenal bosan, Lian selalu mengirim pesan kepada Kirin. Bertanya tentang kabar nya, apakah Kirin sudah makan, apakah Kirin merasa lelah...pertanyaan pertanyaan sederhana yang menunjukkan perhatian Lian pada Kirin.

Ada kalanya Lian juga mengirim bunga dan dessert kesukaan Kirin yang di tinggalkan di atas meja kerja nya. Walau chat Lian hanya dibaca tanpa dibalas. Lian tetap rutin mengirimi chat. Hingga Kirin akhirnya mulai membalas chat nya. Masih menggunakan bahasa kaku dan panggilan bapak, tapi sudah membuat hati Lian berbunga bunga.

"Kirin, kamu dimana? Apakah kamu sudah makan?"

"Selamat siang pak. Saya sedang berada di pabrik dan sebentar lagi akan makan siang bersama rekan rekan disini. Ada keperluan apa pak?" demikian isi balasan chat yang Kirin kirim untuknya

"Saya hanya ingin mengingatkan jangan lupa makan siang. Jaga dirimu, jangan terlalu lelah."

"Terimakasih atas perhatian bapak. Bapak juga jangan lupa makan siang."

Lian berulang kali membaca chat yang dikirim Kirin untuknya. Hatinya menghangat. Senyum tak lepas dari bibirnya. Kembali dia mengirim pesan untuk Kirin, lalu meletakkan ponselnya dan melanjutkan pekerjaannya.

Ponsel Kirin kembali berbunyi menandakan ada pesan masuk untuknya. Kirin membaca pesan itu lalu meletakkan nya. Sebenarnya sudah beberapa hari ini Lian selalu mengirim pesan padanya tanpa sekalipun dia balas. Namun hari ini Kirin merasa tak tega. Dia ambil kembali poselnya, dan membalas chat Kirin.

Dari sejak itu, pertahanan Kirin mulai runtuh. Lian semakin intens mengiriminya pesan. Isi chat mereka pun mulai mencair, dan Kirin mulai mengganti panggilan nya untuk Lian.  Kadang dia juga menemukan bunga dan dessert di atas meja nya dengan note yang manis; "macaroons ini untuk seseorang yang manis dan cute seperti Tara 😊. " Kirin segera mengambil ponsel nya dan mengirim pesan untuk Lian.

"Kak, terimakasih bunga dan macaroons nya. Tara pasti senang menerimanya."

Kirin melanjutkan kembali pekerjaannya dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. "Sebentar lagi kak...tunggu aku sebentar lagi..."batin Kirin.

*******

Rasanya seperti mendapat durian runtuh ketika Lian berpapasan dengan Kirin di lobi kantor. Kesempatan yang tentu saja takkan dilewatkan Lian begitu saja.

"Kirin.."

"Pak Lian"

"Bukan kah kau sudah mengganti panggilan mu di setiap chat kita?" sahut Lian ketika sudah mendekat ke arah Kirin

"Pak, ini masih di kantor. Di luar kantor, di chat pribadi, saya akan mengganti panggilan untuk bapak. Bila tidak ada kepentingan lain, saya mohon diri pak." ucap Kirin seraya tersenyum manis.

"Kirin...apakah kau ada waktu luang sore ini? Aku ingin mengajak mu makan malam."

"Mohon maaf pak. Hari ini saya harus lembur."

"Besok? Ucap Lian masih tidak ingin menyerah.

"Besok saya ada jadwal kencan pak." Melihat perubahan raut wajah Lian, Kirin tersenyum dan berbisik "Saya ada jadwal kencan dengan putri saya. Jika bapak berkenan, bapak bisa bergabung dengan kami."

It's always been youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang