Masih flashback yaaaa
Semua berjalan dengan baik kelihatannya. Setidaknya dari sudut pandang Kirin. Lian sudah mengenal mamanya, dan mamanya menerima dengan baik hubungan mereka. Tapi Kirin, belum pernah sekalipun bertemu keluarga Lian.
Lian Pov
"Kusut banget tuh wajah mu,"kata Max teman baik Lian yang menjadi wakil direktur di Panich corp. "Ga dapat jatah dari Kirin ya semalam? Ya... kamu juga jangan beringas gitu lah...kasian loh Kirin " Goda Max
Max yang tidak mendapati jawaban dari Lian merasa ada hal yang tidak beres. "Ada apa Lian? Apa kau dan Kirin bertengkar? Segera baikan sana. Apa kamu tidak tahu betapa mempesonanya tunanganmu itu? Sudah cuma dilabeli tunangan, ga diajak menikah, hati - hati loh ntar disambar orang."
Lian menarik napas panjang....sebelum menjawab Max.
"Mamaku tidak menyetujui hubungan kami Max. Awalnya mama bisa menerima jika aku memiliki pasangan sejenis. Tapi, sejak kedatangan Mild satu bulan yang lalu, menyampaikan bahwa dia sangat mencintaiku dan ingin kembali padaku, mama kemudian menyatakan bahwa aku harus kembali pada Mild."
"Mild? Cinta pertama mu waktu SMU kan? Bukankah dia dulu yang pergi meninggalkanmu? Untuk apa dia kembali lagi?"
"Ya...Max. Mild, dia kembali memintaku menjadi kekasihnya. Aku menolaknya, mengatakan klu aku sudah memiliki tunangan, dan aku sangat mencintai nya. Tapi Mild seperti tidak perduli. Dia selalu datang merayuku, mengatakan bahwa Kirin hanya pelarian dari rasa sedih karena dia tinggalkan... Hingga akhirnya dia datang kepada mamaku. Aku tak tau apa yang dia sampaikan pada mamaku, hingga mamaku luluh dan berpihak padanya."
"Lian... kau harus membicarakan ini dengan Kirin. Aku yakin, dia akan mengerti. Aku bisa melihat betapa Kirin sangat mencintaimu.. " ucap Max sebelum keluar, meninggalkan Lian.
"Andai semudah itu Max..."kata hati Lian, sambil meremas sebuah foto, dirinya yang polos dalam pelukan Mild.... 💔
Kirin pov
Sudah seminggu, kak Lian selalu pulang larut malam. Aku tahu dari kak Max kondisi di kantor memang sedang sibuk karena peluncuran produk baru. Tapi, apakah perlu lembur sampai dini hari?
Aku merindukan hari-hari dimana kami makan malam bersama, bertukar cerita tentang kegiatan kami...aku merindukan tertidur dalam pelukannya...ciuman selamat pagi, karena ketika bangun di pagi hari, kak Lian sudah berangkat ke kantor. Aku ingin... bukan, aku harus bicara dengannya. Ada hal mendesak yang harus kutanyakan. Aku sudah menunggunya 2 hari untuk bicara, tapi kak Lian seperti menghindariku.
Hari ini, aku putuskan untuk menjumpai kak Lian langsung di kantornya. Sebelumnya, aku akan membeli kopi kesukaannya, supaya kami bisa bicara dengan tenang.
"Bruk...."aku ga sengaja menabrak seseorang, ketika masuk ke dalam cafe. Aku kemudian cepat-cepat berdiri dan membantu orang yg kutabrak tadi. "Maaf, saya tidak sengaja. Saya..... "
"Kirin.. kamu Kirin kan? Sepertinya hidup kalian baik-baik saja setelah ditinggalkan papamu. Apa kau menjual dirimu dengan menjadi model? Kudengar kau penyuka sesama jenis.."
"Wajar saja papamu lebih memilihku dibanding ibumu itu. Sudah tidak menarik... Anaknya gay pula...menjijikkan." katanya lagi sambil menatap Kirin dengan hina.
Kirin sangat terkejut dengan ucapan wanita itu. Dia adalah selingkuhan papanya, Jane.
"Cukup Tante. Tante tidak berhak menghina saya dan mama saya. Tante juga tidak lebih baik dari saya. Lebih baik tante urus diri Tante sendiri dan pria itu. Permisi Tante." Kata Kirin menundukkan kepalanya sebelum beranjak pergi.
"Berhenti.. berani beraninya kau menghinaku." Jane yang tidak terima dengan kata kata Kirin, merasa marah lalu mendorong Kirin dengan keras hingga
Kirin terjatuh, lalu pergi meninggalkan cafe.Sementara Kirin, merasakan ruangan itu berputar dan semuanya menjadi gelap.
********
Kirin membuka matanya perlahan, aroma menyengat menusuk hidungnya membuatnya mual. Dia melihat sekelilingnya dan menyadari bahwa dia berada di rumah sakit.
"Ah tn Kirin anda sudah bangun. Sebentar saya panggilkan dokter," kata perawat itu.
"Hai Kirin. Aku dokter Tomi. Gimana perasaanmu?? Apa kah masih ada keluhan?"
"Aku hanya merasakan mual.. dan sedikit pusing dok. Sebenarnya ada apa ya dok. Saya ingat saya cuma di dorong dan terjatuh, tapi kenapa saya sampai pingsan.." tanya Kirin
"Ah...itu karena anda sedang hamil. Usianya sudah 10 Minggu. Anda harus hati hati, terhadap benturan seperti tadi. Syukurlah bayi anda kuat. Dia sangat sehat. Anda hanya perlu menjaga kondisi jangan terlalu stress dan lebih banyak makan makanan yang bergizi ya."
"Sebentar....dok...tadi dokter bilang saya hamil?? Jangan bercanda dok, saya laki laki loh."
"Ya....anda ada lah kasus spesial. Selamat ya. Anda sudah boleh pulang, ingat jaga kesehatan, dan minum obat serta vitamin yang sudah diresepkan oleh dokter kandungan. Suami anda sangat perhatian..."
"Suami...."kata Kirin bingung
Tiba-tiba dia melihat Max yang berjalan masuk, mendekatinya dan dokter.
"Nah, ini suami anda bukan. Nah pak ingat pesan yang disampaikan dokter kandungan tadi. Pasien sudah boleh pulang, dan.. pak, harap puasa dulu sampai pemeriksaan kandungan berikutnya," ucap dokter sambil mengedipkan mata pada Max, lalu berjalan keluar.
Kini hanya tinggal Max dan Kirin. Kirin menatap Max meminta penjelasan..
"Aku melihatmu tadi di cafe, maaf aku tidak sempat membela mu tadi. Begitu aku menyadari itu kamu, tau tau kamu sudah didorong jatuh dan pingsan. Aku panik lalu membawa mu kemari. Dan.... astaga aku belum memberitahu Lian. Tunggu sebentar ya Rin aku akan menelponnya, dia pasti..
"Kak Max.. " Kirin memotong ucapan Max.
"Kirin mohon, jangan katakan apa apa pada kak Lian. Termasuk tentang kehamilan Kirin. Nanti biar Kirin sendiri yang akan mengatakan pada kak Lian. Sekarang, Kirin minta tolong lagi pada kak Max. Tolong antarkan Kirin ke hotel saja. Kirin tidak ingin kak Lian kuatir dengan keadaan Kirin seperti ini. Mama Kirin juga tidak boleh tau... tolong ya kak Max..""Tapi Kirin, kondisimu sekarang.... Baiklah, jawab Max" Max terpaksa menyetujui permintaan Kirin. "Lain kali jangan tatap aku dengan mata seperti itu...kau bisa membuat ku menghianati Lian.." kata Max datar.
Kirin tertawa dan memberikan senyuman nya paling manis. "Terimakasih kak Max. Aku..ah...kami...akan baik baik saja."
*************Malam itu, Lian tidur sendiri. Merasa aneh karena kasur disebelah nya kosong. Walaupun dia jarang memeluk Kirin seminggu ini, tapi aroma Kirin yang dia hirup sebelum tidur menjadi candu baginya. Kembali dia baca pesan dari Kirin..
"Kak Lian yang paling ganteng dan imoet di mata Kirin... hari ini aku menginap di rumah teman. Pekerjaan Kirin sudah dikejar deadline. Baik baik di rumah ya. Jangan terlalu merindukan ku 😘."
Lian tersenyum, meletakkan hpnya. Berusaha tidur, memikirkan kembali hubungannya dengan Kirin hingga akhirnya sang mimpi menjemputnya...
Jangan lupa vote dan komennyaaaaaaa....
Terimakasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
It's always been you
RomanceDi bawah hamparan bintang dan deburan ombak, mereka berpegangan tangan, berjanji tidak akan saling melepaskan satu sama lain. Lian - Kirin