END.

267 14 10
                                    

3 Bulan kemudian.

Hai, finally aku sudah mahasiswi. Seperti janjiku kepada seseorang dulu aku berhasil masuk ke salah satu Universitas Negeri terbaik di Jakarta. Aku mengambil jurusan manajemen bisnis sesuai arahan papa. Aku cukup bahagia. Dengan diterima di Universitas ini dan melihat senyum bangga mama dan papa sedikit mengobati perasaanku.

Untuk Dania dan Putri dia masuk di salah satu Universitas Swasta terbaik yang terkenal. Mereka satu kampus tapi beda jurusan. Dania ambil hukum sedangkan Putri psikologi.

Semenjak jadi mahasiswa baru kita disibukkan dengan ospek dan tetek bengek kegiatan kampus yang lain. Jadi kita sama sekali belum bertemu hampir dua bulan. Kangen banget sama mereka. Karena kebetulan hari ini kita semua lagi gak ada jam perkuliahan kita berencana akan hangout bersama ke resto sushi. As always my favorit.

Kalau kalian tanya gimana perasaanku sekarang. Masih sama. Sakit itu masih melekat sempurna. Semua kenangan manis dengannya sama sekali belum hilang,begitu pula luka yang dia buat. Aku memblokir semua kontak dan medsos dia. Rasanya hanya tidak sanggup saja kalau harus melihat dia bahagia dengan pilihannya. Atau aku takut dia tiba-tiba menghubungiku kembali. Aku takut menjadi lemah kalau menyangkut tentang dia.

Tapi semua foto bersama dia masih tersimpan rapi. Begitu pula riwayat chat kita dari awal masih tersimpan rapi pula. Aku belum mampu untuk menghapusnya. Terkadang aku masih sering merindukannya. Bukan terkadang tapi hampir setiap harinya. Jadi kalau saat itu tiba, aku akan melihat kembali semua kenangan yang terabadikan lewat foto. Chat yang awal aku baca lagi. Tapi aku skip untuk chat dia yang terakhir kalinya. Di saat aku rapuh dan menangis, baru aku baca berulang chat terakhir dia. Dengan harapan aku bisa marah dan membencinya. Tapi nihil.

Aku hanya marah dan kecewa di awal saja. Dan selama 3 bulan ini aku habiskan untuk merindukannya. Jadi rasanya lebih menyiksa. Kadang aku bertanya, emang iya patah hati bisa sampai seperti ini ? Aku seperti orang bodoh yang tidak bisa membenci orang yang menyakitiku. Aku sering sekali berharap dia akan kembali padaku.

🌸

"Ya Tuhan kangen banget."Kataku sambil memeluk Dania dan Putri.

Mereka uda datang lebih dulu.

"Apa kabar Flo?"Tanya Putri.

"Always cantik tak terbantahkan."Jawabku sambil mengibaskan rambut.

"Ututtuutututututuuu cabe kering bisa aja."ejek Dania.

"Aman kan tapi?"Lanjut Putri.

"Hmmm kalau arah pertanyaanmu tentang perasaanku ke dia. Semua masih sama aku hanya mencoba menjalani hidup sebaik mungkin. Menikmati masa perkuliahan ini. Aku hanya akan fokus dengan kuliahku saat ini. Seperti kata kalian waktu yang akan menyembuhkan."

"Tapi lo juga harus membuka hati dengan perlahan, jangan hanya stuck di tempat dengan bayangan dia."Nasehat Putri.

"Ntahlah aku belum memikirkanya. Aku jalani aja dulu yang ada. Rasanya mungkin agak sulit. Aku aja gak nyangka efek dia sebesar ini."

"Kenapa gak lo coba aja sama siapa yang lo ceritain kemarin Flo? Teman angkatan lo yang beda jurusan yang kata lo nyebelin banget."Kata Dania.

"Siapa ? Yohan maksudmu. Dih ogah. Nyebelin banget tiap hari gangguin mulu. Dari awal ospek sampai sekarang. Padahal kita beda jurusan,otomatis jarang kan kita bisa sama gitu jam kuliah. Tapi herannya dia ada dimana-mana. Setiap aku ada jam kuliah pasti ketemu aja di kampus. Padahal kita beda gedung. Tiap ketemu ya kalo anteng. Ini enggak, yang panggil2 ga jelas,cengceng in ga jelas. Belum lagi kalau jahilnya kumat. Dah pokoknya bikin darah tinggi tiap ketemu dia."Jelasku menggebu-gebu.

ABOUT HIM || END || Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang