Perang terjadi 2 hari setelah jungkook dan yang lainnya selesai membahas rencana.
Media masa dan berita sudah meliput keadaan kakek yang koma. Sehingga nilai saham perusahaan pun kritis, tak hanya berdampak pada perusahaan sang kakek, tapi perusahaan jeon pun mendapat masalah.
Perlahan jungkook menjadi sangat sensitif. Jalan untuk memutar kedudukan sang paman masih belum bisa ia capai.
Keputus asaan menjadi beban terbesar dalam diri jungkook.
Panggilan telepon dari kerabat ataupun teman yang bahkan sebelumnya tidak pernah mengirim kabar mendadak penasaran dengan kondisi kakak beradik tersebut.
Wajah justin juga belakangan muncul dan menggegerkan keluarga besar jeon. Demi mendapatkan tujuan terselubung, mereka mendekati justin yang tidak tahu apapun.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" kau baik-baik saja?" tanya eunji menyajikan air hangat untuk jungkook
" kenapa masalah menjadi runyam?" keluhnya pusing
" apa kau mau makan sesuatu?" eunji merasa sedih karena tidak ada yang bisa ia lakukan dimasa sulit kekasihnya.
Jungkook menarik lengan eunji dengan lembut sehingga tubuh eunji jatuh dalam pangkuannya.
Lingkaran tangan bersangkar pada pinggul eunji dengan mesra, sebuah kepala yang jatuh di tengkuk leher, nafas halus yang menerka helaian rambut.
" aku ingin mengisi daya dulu" gurau jungkook
" jangan terlalu cemas, june dan yang lain pasti bisa membantumu" ujar eunji
" eung"
" apa kau ingin keluar dengan ku?" tawar eunji
" tidak"
" kenapa?"
" terlalu berisik diluar, masih ada orang suruhan paman yang mengintaiku" jelas jungkook
" aku merasa sedih karena tidak bisa membantu apapun" ucap eunji sedih
" kata siapa kau tidak bisa membantu? Kau sudah menyelamatkanku . jika kau tidak ada. Maka tidak ada sosok jungkook kuat seperti sekarang"
" cihh, kau selalu bercanda. Padahal aku sedang serius"
" benar, aku bersumpah. Kau adalah alasan dimana aku ada untuk hari ini. Jadi jangan menyalahkan dirimu"
