JEON JUNGKOOK ( Finish )

terasa tenang setelah badai berlalu

.... Asrama perempuan .......

"Apa nuna yakin akan disini untuk sementara waktu ?" tanya june yang mengantar Eunji dan seulbi sampai depan gerbang .

"Emmm... Aku baik-baik saja "

"Kalau begitu , aku akan mengajak sewoon menginap di tempat ku" ucap june

"Jangan ! Aku akan menyuruh sewoon menginap dirumah temannya saja"

"Ehhei nuna . daripada merepotkan orang lain . lebih baik kau serahkan sewoon padaku . lagipula kami sudah dekat "

"Benar kata june . lebih baik sewoon bersamanya , kau akan lebih tenang" bujuk seulbi

"Apa tak merepotkan keluargamu?" tanya Eunji .

"Emm... Sama sekali tak merepotkan"

"Terimakasih banyak june . aku tak tahu bagaimana cara aku membalasnya "

"Nuna jangan bersikap seperti itu.  Kita adalah teman bukan?"

"Emmm" Eunji menganggukkan kepala dengan senyum tenang .

"Masuklah nuna ." minta june

"Kami pergi dulu" pamit seulbi turun dari mobil lebih dulu . lalu Eunji mengikuti. 

Ketika kedua gadis itu turun dan berdiri dipinggir gerbang , june kembali melajukan mobilnya. 

Namun ia terpikir untuk memberitahu situasi ini pada youngmin ..

Calling .....
Youngmin

"Wae ?" tanya youngmin ketika mengankat telepon dari june

"Kau dimana ?"

"Aku sedang ada urusan diluar "

"Youngmin-a , terjadi sesuatu pada nuna "

"Arra.  Aku sudah melihat berita dan komentarnya "

"Kau sudah lihat ? Lalu kenapa kau diam saja ? Kenapa kau tak menghubungi ku atau nuna ?"

Terdengar youngmin yang membuang nafas dengan kasar .

"Ada apa ? Apa terjadi sesuatu?"

"Jun-a , walaupun aku tak menghubungi nuna , pasti ada orang lain yang akan melindunginya sepertimu . jadi aku tak mencemaskan itu"

"Boyaa... Apa kau sudah menyerah?"

"Bukan menyerah , hanya tak ingin memaksakan diri . lawanku bukan pria sembarangan , tapi kang daniel dan jeon jungkook . mereka calon pewaris dari perusahaan besar . "

"Apa kau takut karena status sosial mereka lebih tinggi daripadamu? Apa kau sepengecut ini?"

"Ada yang harus aku terima dan ada juga yang tidak bisa aku terima , sekeras apapun aku berusaha , nuna takkan memandang ku . apa kau tak cukup mengerti ? Kalau aku melanjutkannya , apa yang akan terjadi selanjutnya ? Kau bisa menebaknya kan?"

"Tapi bisakah kau menghawatirkannya sebagai teman lama dan juga kau juga berhutang budi padanya "

"Emm.. Aku juga tahu diri akan itu.  Makanya aku sedang membelikan handphone baru untuk nuna agar ia hidup dengan nyaman"