Bab 1 - Serena Senlyna

8.7K 185 0
                                    

Mati itu hal yang tak akan di harapkan setiap manusia. Karena selain menyakitkan, kematian yang tak diduga itu membuat segala urusan yang kita miliki tidak dapat diselesaikan dengan baik.

Aku baru merasakan kehidupan yang menyenangkan bersama mama Vio dan ayah Diablo, Tapi. Lihat?

Sekarang aku telah mati.

"Hey"

"Hey"

"Serena Senlyna!"

"SERENA BANGUN!"

teriakan yang membuat ragaku bangkit.

"Lu tidur apa mati sih!"

"Ser ayo ah! lu pura pura pingsan ya? cuman kelempar Apel ser?!"

Entah mengapa kepalaku pusing sekali. memori memori itu terus berputar dikepalaku. Ah, sial sekali.

Tunggu. ini bukan ingatan ku.

Setahu ku, aku tidak pernah dirayakan ulang tahun dengan cake berwarna pink serta banyak sekali balon warna warni. Aku hanya menyukai warna merah saja.

"Apa ini?" keluh ku.

"SERENA LU BENERAN PINGSAN TADI?!"

"TANTE! OM! KEPALA SERENA SAKIT!"

Gadis disebelah ku lumayan berisik sekali ya, seperti Mama Viona.

"Sayang!"

Hey, suara ini?

Leherku memilih menoleh ke sumber suara, seorang wanita berlari dengan wajah panik, lalu memeluk ku.

Tidak. Ini pasti bohong.

Dia.

"Sayang, mana yang sakit? coba bilang ke Mama"

"Tante Viona! tadi Serena gak sengaja ketimpuk apel jatuh dari atas!"

Viona Rosalina.

Entah mengapa pelupuk mataku rasanya perih sekali, aku seperti melihat Mama ku untuk kedua kalinya dia benar benar Mama ku. Yang selalu memeluk ku jika aku sakit.

"SERENA!" Suara berat serta langkah gusar.

"Viona! anak kita tak apa apa?"

Viona menggelengkan kepalanya sambil tetap memeluk ku.

"Viona, biar ku lihat Serena kita"

"Serena, apa yang sakit sayang?"

Aku tak menjawab. Lidahku benar benar kelu sekali, kedua orang ini benar bener Ayah dan Mama ku.

Diablo dan Viona.

"Hiks, Ayah, Mama" Tangisan ku pecah kala itu, keduanya panik saat melihat diriku menangis bahkan sampai sesegukan.

Entah itu karena kepalaku yang sakit atau hati ku yang sakit karena bisa melihat keduanya kembali.

Soal gadis disebelahku. Dia hanya diam dan menceritakan rentetan kejadian pada saat itu.

"Reza! suruh pelayan untuk memetik semua apel ini! lalukan terus jika kembali tumbuh! jangan sampai apel ini mengenai kepala anak ku!" Pria bernama Reza itu mengikuti perintah Ayah.

Aku dibawa masuk oleh kedua orang tua ku, sedangkan perempuan itu pamit untuk pergi, Karena hari sudah mulai gelap. Mama mengantar perempuan itu kepada Reza untuk diantar pulang menggunakan mobil mereka.

"DADAH SERENA! KITA BERTEMU DISEKOLAH YA!"

Aku mengangguk sembari tersenyum kearah perempuan itu.

Rambut lurus nya yang pendek membuat dirinya semakin lucu, menurut ku.

SERENA | TRANSMIGRASI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang