Gurun pasir, Kawasan barat laut
-oktober 2009ctes. . .
ctest, ctes. . .
Tetesan darah terus changmin tadahi dengan botol minumnya, benda yang menjadi wadah tersebut telah terisi seperempatnya.
Tuan muda ji menatap botolnya sayu, tubuhnya sangat lemas. Ditambah cuaca gurun yang sangat panas semakin membuat tubuhnya dehidrasi.
hahh sepertinya ini juga sudah cukup. . .
Tanganya dengan gemetar mengankat botol itu kedepan mulutnya, belum juga ia sempat meneguk setetes darah itu tiba tiba botolnya sudah lebih dulu melayang—terpental jauh.
"kau bodohh?!"
"hahhh?!"
Matanya sudah terasa sangat berat namun terpaksa ia harus mendongak dan menatap orang yang melempar hasil jeripayahnya.
Seseorang dengan perawakan tinggi berdiri menjulang didepannya, rupa wajahnya tak terlihat jelas karna silauan cahaya.
bruk.
Belum juga mengetahui siapa sosok itu, tuan muda ji sudah lebih dulu kehilangan kesadaranya. Orang itu mendesah lelah,
hahh menyusahkan sajaSekuat tenaga orang itu menggendong pemuda yang memang sudah tak sadarkan diri sedari tadi—sunoo dipundaknya. Lalu pinggang ia ikat dengan tali erat guna menyeret tuan muda ji.
Persetan dengan cuaca panas yang menyengat, bulir bulir keringat terus bercucuran. Meski tertatih ia terus melangkah kesebuah bangunan dari batu dan pasir gurun yang ada disebelah timur
Setelah meletakan sunoo disebuah terpal yang digelar dipasir, orang itu gantian menggendong ji changmin dan menaruhnya disamping pemuda tadi.
"hyung, mereka. . . .?"
"mereka tak apa eric, tolong ambilkan air dan roti kering ditas." titah orang itu
"baik hyung" balas eric.
Kakinya yang terluka sedikit membuat eric susah untuk berjalan, setelah mengambil barang yang diminta hyungnya eric kembali duduk diatas batu sedang.
Duduk melamun dengan pikiran yang berkecamuk akan semua hal yang terjadi, dirinya masih trauma pasca kejadian jatuhnya dari ketinggian 13 meter.
Lalu saat ia terbangun dirinya sudah berada disini, dibangunan ini dengan tubuh yang penuh dengan balutan perban disana sininya.
Entah apa saja yang telah ia lewatkan yang pasti kala dirinya terbangun ia sudah berada ditempat yang cukup aman dengan juyeon yang tengah sibuk mengobatinya.
Ia sangat penasaran sebenarnya dengan keadaan yang lain, namun apa daya ia bisa selamat saja sudah sangat beruntung.
"apa yang kau pikirkan?"
"uh? tidak ada hyung"
Juyeon mengangguk kecil disebrang sana, ia kini sibuk mengobati sunoo dan changmin.
"hyung, setelah ini. Apa yang akan kita lakukan?"
Juyeon tak langsung menjawab, ia tampak berfikir serius "hmm. Aku sendiripun tak tahu pasti eric. yang jelas setelah kita pulih semua, kita kembali ketempat semul—
—hyung gila?. kembali ketempat semula sama saja bunuh diri, hyung tau sendiri bahaya apa saja yang mengancam kita. menurutku lebih baik kita mencari jalan pulang saja" potong eric cepat
"tidak eric. kita harus kembali ketempat semula, teman teman yang lain membutuhkan bantuan kita"
"bagaimana hyung bisa begitu yakin mereka membutuhkan bantuan kita? hyung saja tak tahu mereka masih hidup atau tidak.
"aku tahu eric, aku yakin mereka masih hidup"
"Bagaimana jika sudah mati?bukankah usaha kita akan sia-sia jika ternyata mereka semua sudah tiada?"
"eric! Apa maksudmu?dengar kita berangkat bersama pulangpun harus bersama entah itu masih hidup ataupun hanya jasadnya yang ikut pulang bersama kita"
"hahh, terserah hyung sajalah. Tapi menurutku lebih baik kita pulang lebih dulu dan meminta bantuan yang lain"
Juyeon tak menjawab, ia hanya diam merenung. Jujur saja yang dikatakan eric itu ada benarnya namun jika ia pulang lebih dulu bukankah akan semakin terlambat memberikan bantuan pada yang lainnya
Namun membantu dengan tangan kosong pun juga tak ada harapan yang begitu besar, belum lagi stok pangan yang semakin sedikit.
hahh. . .entah jalan mana yang harus aku ambil.
hyung kau dimana.?
eh?
Juyeon tersadar dari lamunanya "hyunjae hyung ku dimana?mengapa tak bersama kalian?" tuan muda lee ke 3 mengguncang tubuh sunoo dan changmin sedikit kasar, berharap bocah itu cepat bangun.
"heyy kalian bangunlah, katakan dimana hyungku??"
"changmin. . .sunoo"
"kalian bangunn lahhh. . ."
sunoo yang pertama kali bangun berniat untuk duduk namun ditahan oleh juyeon "jangan banyak bergerak dulu, luka mu masih basah"
pemuda itu mengangguk, ia meringis kesakitan saat luka dilehernya kembali mengeluarkan darah.
"sudah ku bilang jangan banyak gerak, nahh minum lah" ucap juyeon seraya memberikan sebotol air minum
"uhmm terimakasih hyung"
"bukan masalah, ah ya sunoo. Dimana hyungku bukankah ia berlari bersama kalian tadi didepan?"
Sunoo yang djtanya hanya diam, matanya memanas mengingat pengorbanan hyunjae untuk mereka "hyunjae hyung. . .h-hiks—dia . . ."
"dia kenapa?cepatlah"
"dia—/-dia diterkam buaya" potong changmin yang ternyata sudah bangun sedari tadi
"APAA?!"
"maaf hyung, kami tak bisa menolongnya saat itu, hyunjae hyung menyuruh kami untuk terus berlari alih alih membiarkan dirinya menjadi umpan para buaya yang mengejar kami."
"maaff. . .hyung. . .kami berhutang nyawa. . Kami—
bruk.
Juyeon sudah tak dapat lagi menahan tubuhnya, ia terduduk lemas mendengar hal tentang hyungnya "k-kalian tak menipu ku kan. .?"
changmin dan sunoo kompak menggeleng, mereka bersimpuh didepan tuan muda lee ke tiga itu. atas hutang nyawanya pada keluarga lee mereka tak akan ragu untuk bersujud dikaki keluarga lee.
juyeon mengabaikan dua pemuda itu, kakinya melangkah cepat menuju pintu bangunan. "hyung kau mau kemana?" cegah eric.
Tuan muda lee berhenti, ia menoleh kebelakang seraya meremat gelang koin yang ada digenggamannya "aku akan mencari hyungku, jika kalian ingin pulang, maka pulanglah. . ."
Setelah mengatakan itu juyeon berlari keluar membuat tiga orang yang berada didalam meneriakan namanya
"juyeon hyung!"
Juyeon sendiri abai, ia terus berlari menuju ke hutan hujan. ia akan terus berlari dan terus mencari keberadaan hyungnya. Entah itu masih hidup ataupun hanya tinggal raganya.
"hyung. . .kau dimana. . ."
🖋tertanda 14-10-2023
KAMU SEDANG MEMBACA
world secrets
Mystery / ThrillerNiat awal ingin menyelidiki kasus yang menimpa keluarga besarnya, haknyeon malah terjebak dalam penelitian tak berujung yang banyak memakan korban jiwa leluhurnya banyak yang menghilang dalam sebuah penelitian tim arkeologi terdahulu, itu yang membu...