Hutan hujan, kawasan barat laut
—november 2009Juyeon benar benar tak memperdulikan rekan yang lainnya yang ia tinggal digurun pasir. Pikirannya hanya tertuju pada saudaranya.
"hyung kau dimanaa. . ." gumamnya
Kakinya terus menuruni tebing yang curam, berpegangan pada tanaman rambat yang cukup kuat sebagai penahan tubuhnya. Melihat tali tanaman yang ia pegang sudah sampai ujungnya membuat ia mau tak mau harus melompat kebawah sama ketinggian 5 meter.
Bola matanya bergetar ia sangat ragu, bahkan tanah dibawah dipenuhi kleyang- dedaunan kering yang menumpuk. Kita tak tahu apa yang ada dibawah tumpukan itu.
Kepalanya menoleh kesana kemari, ia melihat ada sebuah lubang ditebing sebelah kanan jaraknya hampir 3 meter dari posisinya saat ini. Maka dengan merambat kesamping serta berpegangan pada tanaman tanaman yang menjulur kebawah ia berusaha menggapai lubang itu
Lubang yang ukurannya cukup besar—mungkin bisa disebut goa? juyeonn dapat memastikan setelah mencapai tempat itu nanti.
Ruang gelap dengan sangat minim cahaya adalah apa yang ia dapati setelah berhasil mencapai pintu goa. Meski sedikit ragu namun hari sudah menjelang malam lebih baik ia bermalam disini daripada dibawah sana.
Dihutan seperti ini tidak ada tempat yang bisa disebut tempat aman karena pada dasarnya semua predator bisa bersembunyi dimana saja termasuk goa ini.
grhhhh. . .grrrrhh. .
Kan baru juga ia bilang, tidak ada tempat aman. Senter satu satunya ia pegang erat, cahayanya ia arahkan ke lorong masuk. Ritme jantungnya yang sudah tak beraturan ia abaikan.
"juyeon hyung..."
"juy"
"tuanmuda lee. . ."
Suara bocah bocah yang ditinggalnya terdengar dari tebing atas goa, juyeon segera keluar dan menyuruh mereka ke tempatnya.
Ia menaruh jari telunjuknya didepan bibir, menyuruh mereka untuk tak berisik dan membuat kegaduhan sebisa mungkin.
"guys aku tak tahu apa yang ada didalam, tapi aku sempat mendengar ada suara geraman. ." ucap juyeon lirih
Semua saling memandang satu sama lain "lalu kita harus bagaimana hyung?" balas eric , ia sama takutnya akan hal yang mereka hadapi nanti
"kita cek, jika itu hanya satu predator bukankah itu sangat baik kita bisa menggunakan goa ini untuk bermalam" usul juyeon
Tuan muda ji yang tengah memapah sunoo mengangguk kecil "aku setuju dengan mu ju. mau itu satu ataupun berkomploni kita tetap harus membunuhnya, tidur dia luaran sana sangat berbahaya"
"lalu. . .siapa yang mau membunuh—
—kau jaga belakang saja eric, sunoo kau ku tinggal sementara disini, biar aku dan juyeon yang membunuhnya"
Sunoo menggeleng ribut, ia tak percaya lagi dengan siapapun kini setelah hampir dirinya dibunuh sendiri oleh rekanya
"dengar, aku minta maaf atas apa yang telah aku lakukan padamu. tapi kau harus mengerti apa yang aku lakukan juga karena ingin menyelamatkanmu" changmin memegang pundak kiri sunoo
sunoo tetap tak percaya itu, bagaimana bisa pemuda itu menggores lehernya dan menadahi darahnya yang keluar untuk diminum? Memangnya dia psikopat?
"haish dengar, tubuhmu tadi sempat gemetar dan itu merupakan awal dari penyebab dari kematian kekurangan mineral. Saat tubuhmu sudah tak memiliki cairan kau akan gemetaran jantung berpacu dengan cepat dan perlahan kesadaraan mu akan menghilang."
"dan aku tak bisa membiarkan mu pergi begitu saja, ingat saat aku menamparmu berkali kali? aku hanya ingin kau tetap terjaga, aku bahkan menyuruhmu untuk mengikutiku dengan menyeret tubuhmu dipasir? saat itu aku pikir aku bisa memanfaatkan keringatmu untuk kita minum namun sepertinya kau sudah tak mampu bertahan lebih lama lagi"
"karena itu aku berpikir untuk mengambil darah dan daging mu untuk ku konsumsi, disaat saat seperti ini kita akan memakan apa saja untuk bertahan hidup" jelasnya
Sunoo membuang muka kearah lain, ia sangat kecewa mengapa rekannya seakan tak memiliki hati?
"dengar, aku minta maaf okey? Namun kali ini aku berjanji akan membawamu kemana saja, aku akan menjaga mu hingga sampai rumah nanti. Mengerti??"
Melihat yang paling muda tak memberikan respon membuat juyeon turun tangan, menepuk pundaknya pelan seraya berkata "jika kau tak mempercayainya, kau bisa mempercayaiku"
Sunoo memandang yang paling tua ragu, matanya sedikit bergetar ia tak tahu harus bagaimana hidupnya dipertaruhkan disini.
"hmm. Simpan lah ini untuk berjaga jaga sementara kami masuk kedalam" juyeon memberikan sebilah pisau tajam.
Mereka mulai masuk lebih dalam meninggalkan sunoo yang kini bersandar didinding pintu goa, perasaan was was selalu mengerubunginya
Juyeon berjalan dipaling depan, barisan kedua ada changmin dan paling akhir diisi eric yang berjaga jaga serangan dari belakang.
Memasuki goa lebih dalam maka dinding yang menghimpit lebih kecil, mereka hanya bisa membuat satu barisan.
Grrhrhr suara geraman itu lagi, sepertinya mereka sudah semakin dekat dengan mangsa yang akan mereka bunuh ini.
"kalian bersiaplah. . ." ingatnya
Pintu ujung sudah terlihat, mereka menggenggam pisaunya kuat. Namun saat melihat apa yang ada didalam ruang depan membuat mereka urung
"HYUNJAE HYUNG!?!"
"HYUNG!!!"
juyeon langsung abai akan bahaya disekitarnya begitu melihat tubuh hyungnya tergeletak lemas dibawah. ia berlari mendekat ke saudaranya tak menghiraukan seseorang yang berdiri dipojok dekat kakaknya dengan geraman semakin keras.
"siapa kauu??!" tanya eric tegas.
Mereka memandang seseorang itu curiga, ia hanya menunduk dengan geraman yang terus keluar dari mulutnya, kukunya panjang dan hitam
"apa kau yang menyelamatkan hyungku?" tanya juyeon
Grrhghh. ..
eric dan changmin sudah memasang sikap siaga, mereka mengangkat pisaunya tinggi namun rupanya itu memancing orang itu.
Orang tersebut tiba tiba bersikap agresif dan melompat tinggi menyerang eric. Changmin membulatkan matanya kala melihat sorot merah gelap dari mata orang itu, giginya tajam seperti hewan macan
"makhluk apa ituu?!!!"
🖋tertanda 02-11-2023
KAMU SEDANG MEMBACA
world secrets
Mystery / ThrillerNiat awal ingin menyelidiki kasus yang menimpa keluarga besarnya, haknyeon malah terjebak dalam penelitian tak berujung yang banyak memakan korban jiwa leluhurnya banyak yang menghilang dalam sebuah penelitian tim arkeologi terdahulu, itu yang membu...