BAB III : Apart

66 7 0
                                    

Gurun pasir, kawasan barat laut
-oktober 2009

Meski tertatih changmin dan sunoo akhirnya sampai pada ujung tebing yang dipanjatnya. Perlahan mereka mulai naik ke dataran luas penuh tanah tandus diselingi bangunan dari batu gurun.

Dengan nafas yang tersenggal kedua pemuda itu berusaha mengatur nafasnya, tubuhnya terlentang pada pasir panas yang dipijakinya, sunoo masih saja menangis "h-hiks hyunjae hyung. ."

Changmin menepuk pundak pemuda itu, jujur saja tubuhnya masih sangat lemas. Hawa gurun yang panas membuat tubuhnya semakin dehidrasi.

"sunoo~a cepat kita pergi dari sini, kita cari tempat yang aman terlebih dahulu"

Pemuda dengan marga kim itu menggeleng lemah, masih dengan buliran bening yang mengalir dipipi nya "aku ingin pulang hyung"

"kita cari tempat yang—AKU INGIN PULANG!!" Sunoo menjerit keras.

Ia sudah tak ingin melanjutkan penelitian sialan ini, jika bisa mengulang ia tak akan menyetujui ikut perjalanan penuh ancaman seperti ini.

Tuan muda ji menyugar rambutnya kebelakang,frustasi. Tubuhnya sangat lemah kini, ditambah pemuda disampingnya justru merengek ingin pulang.

"haish, kita cari tempat yang aman dulu. Lalu baru kita memikirkan cara untuk pulang"

Sunoo menggeleng, ia sudah tak kuat bertahan lebih lama lagi "hiks aku sungguh ingin pulang hyung" ia bersimpuh pada changmin

"sunoo. . ."

"hyung.  . .tolong. . .,"

"sunoo, suno—SUNOO~a!!"

Changmin menjerit kala melihat pemuda itu tak dapat lagi menahan tubuhnya dengan sigap ia menangkap temannya. Kim sunoo ambruk, keringat terus keluar dari pori - pori kulitnya.

Cuaca sangat panas ditambah mereka telah berlarian panjang dikejar bahaya, tubuh yang tak memiliki tenaga akan sangat mudah kehilangan kesadaraannya, apalagi sunoo beberapa menit yang lalu menangis tersedu membuat energinya semakin menipis

Tuan muda ji bingung harus bagaimana, ia tak tahu arah. Ia tak tahu harus kemana kakinya melangkah. Ada begitu banyak jalan yang akan dilalui, kira kira jalan mana yang seharusnya ia ambil?

Changmin menggendong pemuda itu dipundaknya, ia sekuat tenaga berusaha membawa sunoo ke tempat yang aman, setelah lah sebenarnya ia pun tak tahu harus mendeskripsikan aman itu yang seperti apa

Yang jelas ia berharap dapat bertemu seseorang yang dapat membantunya, namun itu terasa sangat mustahil menemukan pertolongan ditengah gurun pasir seperti ini

"h-hyung. . ." lirih sunoo

"uhmm??"

"ha—haus. . .hyung" lirihnya lemah

"kau apa?" changmin menoleh kebelakang, wajah pemuda itu sudah sangat pucat.

Tanganya pun bergetar hebat, pandanganya mengabur. Telinganya sudah tak dapat mendengar dengan jelas. changmin tanpa aba aba langsung membanting tubuh sunoo.

Bruk

"akhh! h-hyung apa yang— Kau apaa? kau apa hah?! Haus?? Kau pikir hanya dirimu yang haus?" Potong changmin

"heyy sadar lahh, kita sebelumnya tak saling mengenal. lalu tiba tiba tuhan menempatkan kita disituasi seperti ini? haha rasanya ingin tertawa puas"

changmin menyeringai, ia mencengkram dagu pemuda itu kasar membuat sunoo meringis kesakitan

"apa kau tak tahu? Aku itu keturunan siapa hah? aku penerus keluarga ji dan kau haha kau hanya pelayan keluarga park. Entah apa yang merasuki diriku tadi, mengapa aku harus repot repot menggendong dan menyelamatkanmu"

"dan apa kata mu tadi? Kau haus??" plak.plak, changmin menampar pipi sunoo kasar "sadarlah kau siapa sampai berani meminta minum padaku hah?"

plak "sadarlahh bocahh" untuk kesekian kalinya changmin masih saja menampar bocah itu kasar.

Sunoo kini sudah tak lagi mrmikirkan keadaan dirinya, ia kesakitan ditambah lagi perubahan sikap lelaki yang lebih tua darinya itu sungguh membuatnya takut

"changmin hyung.  . . "

"hahhh aku bisa gila jika terus bersama mu, mulai sekarang kita berpisah disini" changmin hendak berdiri namun dicegah oleh pemuda satunya

"hyung.  . ."

Tak mengendahkan panggilan sunoo, changmin mengedarkan pandangannya ke sekitar. Ia tersenyum kecil melihat ada sebuah lubang cukup besar dibeberapa bangunan disisi kanan nya

Tanpa ragu ia melangkah cepat kesana, sunoo dengan tertatih membuntuti tuan muda didepannya. Meski beberapa kali terjatuh dan terkadang terpaksa harus menyeret kakinya ia tak ingin ditinggal sendirian disini

Bulir bulir keringat sudah membanjiri tubuhnya, tenggorokannya sangat kering. Bahkan untuk menelan ludah pun tak bisa. Matanya terasa sangat berat hingga bayang bayang hitam melayang layang dipenglihatannya.

"changmin hyung. . ."

Brukk

Lagi dan lagi tubuhnya ambruk diatas tanah pasir yang panas, nafasnya tersendat kala ia akan kembali kehilangan kesadarannya, ia melihat siluet changmin berlari mendekat ke arahnya

Kim sunoo tersenyum kecil melihat itu, ia sangat yakin jika pemuda itu akan datang menyelamatkannya lagi. Namun tiba tiba

Jleb.

Pisau tajam menggores lehernya, tanganya dengan lemas menyentuh bagian yang terluka. Darah segar keluar dari sana cukup banyak, ia berusaha menutupi luka itu agar darah tak terus keluar

Namun tanganya disentak kasar oleh tuan muda ji, ia menatap sunoo tajam dengan nafasnya yang tersenggal. Tanganya memegang sebuah botol lalu diarahkannya ke area leher sunoo

"hahhh biarkan aku. . hahhh merasakanh. .darahmu.  ."

🖋tertanda 01-10-2023

world secretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang