BAB 5 : Tie The Knot

2.5K 214 5
                                    

Seungcheol merasa tercekik dengan pakaian formal yang dikenakannya. Sial, dia adalah pria yang dibesarkan dalam cuaca dingin, apa yang dipikirkan para penasehatnya ketika mereka mengatakan bahwa dia perlu mengenakan tiga lapis pakaian di hari pernikahannya? Serius, Seungcheol bisa keluar tanpa mengenakan baju dan baik-baik saja dengan udara dingin yang menyelimuti tubuhnya.

Dia akan menikah. Mereka akan menandatangani akta pernikahan dan mereka akan hidup bersama sebagai suami dan istri, jadi itu adalah pernikahan.

Benar-benar sebuah pernikahan.

Sang Duke mengerang dan melepas mantel luarnya agar dia bisa bernapas lebih mudah. Setidaknya untuk beberapa saat. Dia akan menikah dengan seseorang yang ia salah pahami seumur hidupnya dan dia akan menjalaninya sampai akhir. Sampai mereka berdua menua dan mungkin mati bersama(?).

Seungcheol mendengus.

Mungkin dia sedikit gila.

Mungkin dia tidak seharusnya menjadi Duke karena dia gila.

Rencana bagus!

Ya, dia mengejek dirinya sendiri, seolah-olah ada orang lain yang akan mengambil Duchy darinya.

Tanah itu adalah miliknya dan satu-satunya miliknya. Dengan tanah tersebut, orang-orang yang tinggal di sana juga merupakan tanggung jawabnya dan dia mempunyai kewajiban kepada Kaisar dan keluarganya untuk menjadi penjaga terbaik atas hadiah berharga yang ditinggalkan kakeknya untuknya.

Seungcheol mendengus lagi. Kakek tua itu tentu saja tidak terlalu menyukainya, pada awalnya hanya membiarkan Seungcheol tinggal di kastil karena dia tidak bisa membuat orang-orang berpikir dia tidak peduli dengan cucunya sendiri. Orang-orang mengatakan Duke terlalu mencintai putrinya dan tidak tahan jika melihat Seungcheol terus-menerus, pengingat bahwa putrinya telah tiada. Mereka tidak berhubungan baik, tapi Seungcheol telah belajar banyak dari lelaki tua itu. Disadari atau tidak, setelah Duchy mengalami banyak kekacauan, sebagai third in line for the throne, Seungcheol dinominasikan sebagai Duke berikutnya. Seungcheol ingat benar betapa putus asanya dia saat putusan itu diresmikan, karena dia sendiri tumbuh jauh dari hiruk pikuk takhta di Kastil Auriga sampai dia kehilangan orang tuanya.

Segalanya terasa sangat menakutkan ketika dia pertama kali datang ke tempat itu, namun pada saat itu dalam hidupnya dia tidak bisa membayangkan dirinya melakukan apa pun selain menjadi Duke. Choi Seungcheol adalah orang yang pandai beretorika dan dia bersumpah untuk menjadi Duke sampai hari kematiannya tiba. Jika dia harus menikahi seseorang asing untuk terus menjadi Duke, biarlah.

Seungcheol akan melakukannya.

Sambil menghela nafas, Seungcheol berbalik ke arah pintu ketika dia mendengar ketukan.

"Masuk." Dia menegakkan tubuhnya dan memasang raut wajah yang sedingin es.

Hal pertama yang Seungcheol lihat ketika Si Pengetuk Pintu memasuki ruangan adalah rambut pirang pudarnya. Seketika Seungcheol menjadi rileks dan menurunkan awasnya saat melihat orang yang baru saja memasuki ruangan.

"Yo! Duke Es." Junhui datang menyapa dan memasuki ruangan tanpa rasa malu. "Mingyu bilang sudah waktunya kau pergi ke kapel. Pendeta dan tamu undangan sudah menunggu."

"Omong kosong." Seungcheol bahkan tidak ingat untuk melawan pria itu seperti yang biasa selalu dia lakukan. Dia akan menikah! Pria yang berjanji pada dirinya sendiri tidak akan pernah melakukan itu. Tapi kemudian, dia menjadi Duke dan segalanya berubah. "Mingyu akan masuk memberitahuku jika sudah tiba waktunya."

"Menyebalkan melihat ada orang setenang dirimu di hari pernikahannya." Seungcheol tidak setuju. Dia benar-benar gelisah sedari tadi.

Sasaran Junhui selanjutnya adalah meja tempat dimana sarapan Seungcheol masih utuh dan memasukkan pancake ke dalam mulutnya. "Jika kamu tidak mau, jangan menikah dengannya." Kata Junhui dengan mulut penuh.

Consort Of Heart ✓ | JeongCheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang