BAB 9 : Body Heat

2.6K 185 7
                                    


Jeonghan merasakan kesadarannya seperti datang dan pergi, sementara hawa dingin menguasai tubuhnya. Jujur, jika ingin memilih, ia lebih memilih untuk pingsan daripada menggigil seperti ini, tapi dia melawan matanya yang sayup-sayup ingin terpejam tidur seraya menunggu Seungcheol keluar dari gelisahnya.

Jeonghan melihatnya menyalakan api sambil terus berusaha berbicara dengan Jeonghan untuk membuatnya tetap terjaga, pikirnya. Apinya telah menyala. Untuk sesaat, Seungcheol merasa semua menjadi lebih baik, tetapi api itu hanya menghangatkannya dan tidak menghangatkannya Sang Consort dengan baik.

"Jeonghan..." Panggilnya. Seungcheol berlutut di sampingnya dan Jeonghan membuka matanya yang telah ia istirahatkan sejenak.

"Aku perlu menghangatkanmu, tapi sebelum itu, aku harus melepas bajumu."

Jeonghan bersumpah kalau dia melihat pipi Seungcheol menjadi semerah Anya.

"Baju, mantel, dan celanamu basah kuyup dan itu hanya akan membuatmu semakin kedinginan. Aku berjanji aku akan membantumumu merasa lebih hangat."

Jeonghan lebih suka Seungcheol melihatnya pertama kali tanpa pakaian saat mereka berdua berada di suatu tempat dengan empat dinding. Tetapi saat Seungcheol menyebutkan akan membuatnya menjadi lebih hangat, dia menghela nafas pasrah.

"K-kau s-su-suamiku." Setidaknya mereka sudah menikah dan tidak ada yang menganggap itu tidak pantas. "T-tolong bantu lepaskan." Kata Jeonghan pada akhirnya.

Seungcheol mengangguk dan mulai meraih kakinya untuk melepas sepatu botnya. Setelah dia selesai, Seungcheol membuka pakaiannya, dia ragu-ragu sejenak sebelum meraih kancing dan melpasnya satu per satu dengan cepat. Seungcheol lalu membantunya duduk untuk melepaskan kemeja dan mantel dari tubuhnya, dan Jeonghan mengedarkan pandangannya menatap langit-langit gua.

Sama sekali malu untuk bersitatap dengan suaminya itu.

Jeonghan memeluk dirinya sendiri untuk menyembunyikan bagian tubuh atasnya dari Seungcheol, yang kini masih sangat berkonsentrasi untuk melepaskan celana Jeonghan. Jeonghan berbaring di lantai dan mengangkat pinggulnya untuk membantu Seungcheol melepaskan celananya dan dia masih belum melihatnya.

Ketika Jeonghan benar-benar telanjang di hadapannya, Seungcheol menutupi tubuhnya dengan selimut yang ada di kantong belakang pelana Cosmo. Jeonghan hendak memberitahunya bahwa dia masih kedinginan, tidak lebih hangat seperti yang Seungcheol katakan tadi, tetapi Sang Consort melihat Duke membuka kancing kemejanya sendiri.

Jeonghan langsung memalingkan wajahnya panik. Otot-ototnya terlihat jelas, tidak lembek. Perutnya memiliki enam tonjolan yang menurutnya sangat memesona. Kedua lengannya dipenuhi dengan urat yang menonjol, yang bisa Jeonghan tebak itu adalah hasil dari latihan berpedangnya.

Seungcheol membuka kancing celananya dan Jeonghan menahan napasnya lama sebagai bentuk antisipasi. Dia menghela napasnya ketika dia melihat Sang Duke mempertahankan celana dalamnya dan tidak berniat untuk melepasnya. Duke mengesampingkan pakaiannya dan sebelum Jeonghan bisa mengatakan apa pun, Seungcheol sudah berada di bawah selimut dan di sisinya.

"Body heat." Jeonghan tersentak. Napas Seungcheol terasa hangat menggelitik pundak kanannya. "Dengan cara ini, badanmu akan menjadi lebih hangat dengan cepat." Suaminya memberitahukannya sembari meletakkan lengannya untuk menjadi bantalan kepala Jeonghan.

Sejujurnya Jeonghan tidak peduli soal 'body heat' atau apapun itu namanya. Satu-satunya hal yang bisa dia fokus sekarang adalah kenyataan bahwa badan Seungcheol hangat, jadi dia mencoba yang terbaik untuk lebih meringkuk di dekatnya. Jeonghan merasakan pria itu menarik napas tajam dan setelah ragu-ragu sejenak, Seungcheol akhirnya melingkarkan lengannya yang bebas ke tubuh prianya.

Consort Of Heart ✓ | JeongCheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang