Chapter 13

287 32 3
                                    


Sore itu hujan sepertinya sedang berkunjung di kota Los Angeles dengan derasnya, Ruka berdiri dengan bosan di balik mesin kopi, sesekali dia menghembuskan nafas beratnya lalu kembali menatap kosong jendela café yang tengah dibasahi oleh buliran buliran air hujan itu. 

"membosankan sekali. aku lebih memilih sibuk sepanjang hari agar waktu tidak terasa lambar seperti ini" keluhnya sambil memanyunkan bibirnya

"hey, tolong jaga mulutmu itu! jangan sampai kalimatmu itu kembali membawa segerombol orang yang membuat kita kewalahan karena hanya ada kita berdua di shift hari ini!" seorang gadis di sebelahnya yang sedari tadi sibuk mengelap counter-top tiba-tiba menimpali keluhannya dengan sedikit kesal "apa kau tidak ingat? terakhir kali kau berkata seperti itu, sepersekian detik kemudian café kita langsung dibanjiri oleh antrian panjang sampai tangan dan kakiku sudah mau patah karena kejadiannya persis! kita hanya bekerja berdua seperti ini" 

Ruka hanya terkekeh mengingat kejadian itu "Asa, bukankah sebagai bos kau harusnya bersyukur karena ucapanku, café kita mendapatkan income besar hari itu?" 

gadis yang dipanggil dengan nama Asa itu segera menghentikan pekerjaannya, lantas melempar kain lap yang sedari tadi dipakainya itu ke arah pergelangan tangan Ruka "ya tapi tidak saat aku sedang mencoba menghemat pengeluaranku! kalau tau begitu aku akan memasukan shift Rora dan Haram juga agar kita tidak semenderita itu" 

"kau tidak selalu bisa memprediksi hal hal seperti itu bukan? jadi kalau memang sudah harus terjadi ya sudah memang itu lah yang akan terjadi" kekeh Ruka 

"lagipula, shiftku sebentar lagi akan berakhir, semoga setelah aku pergi café mu baru saja akan di serbu dengan pelanggan dan setelah it-" CTAK! sebuah jitakan berhasil mendarat di kepalanya berhasil membuatnya menjerit kencang "AW! YA!" 

"sudah ku bilang jaga mulutmu itu, kalau kau tidak mau ku pecat" ujarnya sambil memandangi Ruka dengan sinis "astaga, aku hanya bercanda, sangat tidak lucu kau memecatku hanya karena aku memiliki karakter yang spontan! aku akan memviralkan perbuatanmu jika kau benar benar melakukannya" mata Asa sontak membulat mendengar pernyataan balasan dari karyawannya itu

"omo? apa itu sebuah ancaman?" Ruka segera menggeleng cepat "huh? apa kau merasa terancam dengan omongan bodoh seperti itu?" Ruka mengangkat kedua tangannya "aku tidak menyangka kau se sensitif itu" sarkasnya sambil tertawa kecil setelahnya 

"kau sangat menyebalkan, aku tidak ingat mengapa aku bisa bersahabat dengan orang sepertimu" Asa melipat kedua tangannya sambil membuang wajahnya dari Ruka 

"ohh tapi mengakulah Asa, kau menyayangiku bukan?" ujar Ruka sambil merangkul pundak Asa yang masih menolak untuk memandangnya "tidak sama sekali, mengapa kau percaya diri sekali?" balas Asa dengan acuh "SUDAH JANGAN MENGANGGUKU, LANJUTKAN PEKERJAANMU SEBELUM SHIFTMU BERAKHIR" lanjut Asa sambil mendorong tubuh Ruka untuk menjauh darinya

"siapp boss!!" ujar Ruka sambil menunjukkan pose hormat kepada Asa, lalu berlari kecil untuk kembali ke balik mesin kopinya untuk mengerjakan beberapa pekerjaan yang tersisa.

Ruka hampir selesai dengan shift-nya, sesekali dia melirik ke jam arloji yang melingkar di tangan kirinya, tinggal menghitung menit hingga dia bisa pulang dan menikmati kasurnya yang empuk sambil menonton film Riverdale yang baru baru ini dikutinya. Senyumnya kian melebar sampai satu ketika, hatinya berdegup kencang ketika mendengar suara dentingan bel terdengar dari pintu masuk café. Dan pandangannya tertuju kepada pelanggan yang baru saja memasuki ruangan café tersebut, gadis itu mengenakan hoodie berwarna cream dilapisi dengan outer jeans. Rambut panjangnya basah karena hujan, sepertinya gadis itu baru saja menerpa hujan dan menemukan café ini sebagai tempat berteduhnya. 

Unexpectedly (Jennie x Jisoo Blackpink, Jensoo)Where stories live. Discover now