Entah hanya perasaan Jisoo saja atau bagaimana, namun sejak malam itu, ia merasa bahwa Jane seolah menarik diri dari Jisoo. Jane tidak lagi rutin menelepon Jisoo bahkan untuk membalas pesannya saja sudah jarang.Jujur saja, Jisoo sedikit sedih dan binggung. Apa dia salah berbicara malam itu? apakah dia mengatakan sesuatu yang tanpa dia sadari menyakiti Jane? oh ayolah, Jisoo bahkan sampai tidak tidur hanya untuk memikirkannya. "apa aku mengatakan hal menyakitinya malam itu?" Jisoo berucap sambil memandang kosong langit-langit kamarnya
"aku harus menghubunginya dan meminta maaf" dalam sepersekian detik, handphonenya sudah ada di tangannya namun pada detik berikutnya dia melemparkan handphonenya kembali pada nakas samping tempat tidurnya "ah, ayolah Jisoo, kalau dia tidak mau berbicara denganmu, jangan memaksa! mungkin dia sudah bosan denganmu" setelah mengatakan hal demikian, dia memanyunkan bibirnya membayangkan apabila benar Jane telah bosan dengannya
"argh, Jisoo sadarlah!" dia menyadari bahwa perasaannya sudah mengambil alih akal sehatnya, dengan kesal dia berteriak pada dirinya sendiri sambil memukul kecil lengannya sendiri "sudah aku bilang jangan jatuh terlalu cepat, kau naif sekali!"
BRAK! pintu kamarnya tiba-tiba terbuka dengan kasar, dari baliknya muncul wajah kesal Ruka yang kini menatap tajam padanya "UNNIE KAU BERISIK SEKALI"
"cih, padahal dia sendiri yang berisik, tidak sadar diri" ujar Jisoo setengah berbisik kepada dirinya sendiri "MWO?" Ruka yang menyadari bahwa unnienya itu sedang mengatakan sesuatu segera berjalan mendekat ke arah sang unnie "apa yang kau katakan tadi?!"
"ya! anak muda! apa kau baru saja membentakku? apa kau ingat bahwa aku lebih tua darimu huh? dan lagipula-" Jisoo merangkul pundak Ruka dan menjitak kepalanya "KAU- bocah! APA KAU SUDAH MEMPUNYAI KEKASIH TANPA MEMBERITAHU KAKAKMU HUH?"
"unniee! lepaskann" Ruka berusaha keluar dari kungkungan Jisoo namun sayangnya kekuatan unnienya itu sangat besar sekali, dia bahkan sudah mulai kesulitan untuk bernafas jujur saja.
"spill the tea now!!"
"arraa! arra! tapi lepaskan duluu! ini sakit- ISH" Ruka mendorong tubuh Jisoo dengan kesal, Jisoo terkekeh pelan, lalu dia kembali duduk di samping tempat tidurnya sambil menunggu adik bungsunya itu menceritakan semuanya
"baiklah unnie, karna nampaknya kau penasaran sekali" ekspresi wajah Ruka mendadak berubah, senyum lebarnya tersungging dengan indahnya. dengan cepat dia segera mendudukkan dirinya tepat di sebelah Jisoo
"aku bertemu dengan gadis itu di cafè-" Ruka tersenyum membayangkan pertama kali wajah Ahyeon ketika ia menatapnya, walaupun rambut dan wajahnya sedikit berantakan karena air hujan sore itu, namun bagi Ruka, Ahyeon nampak sungguh mempesona dan seksi.
Jisoo kembali menjitak kepala Ruka guna menyadarkan adiknya yang tengah menatap dinding kamarnya dengan berbinar-binar, entah apa yang di lihatnya disana, sungguh aneh. kira-kira seperti itu lah pikiran Jisoo akan adiknya "jangan setengah setengah, cepatlah aku penasaran"
"ish, kau kasar sekali, sedikit sedikit memukulku" walaupun sempat meringgis namun kebahagiaan Ruka mengalahkan rasa kesalnya sehingga dengan cepat ia bertolak dari kekesalannya. "aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya unnie! tapi, aku merasakan hal yang berbeda- aku- aku merasa hanya melihatnya aku langsung mengetahui bahwa dia orang yang aku cari selama ini"
Jisoo menaikkan salah satu alisnya "benarkah? apa kau masih mempercayai soal cinta pada pandangan pertama? atau kau hanya mendramatisir keadaannya saja?" Jisoo tertawa seolah meledek adik kecilnya itu
YOU ARE READING
Unexpectedly (Jennie x Jisoo Blackpink, Jensoo)
RomanceJensoo (Jennie X Jisoo Blackpink) ✔️ Bahasa Indonesia 🇮🇩 Warning ⚠️ GxG, 18+ "i think you are my serendipity. i wasn't even looking for you and i wasn't even expecting you, but i'm kinda lucky i met you."