Unexpectedly (Jennie x Jisoo Blackpink, Jensoo)

Chapter 5

Seberapa siapkah kau untuk mulai membuka hatimu kembali dan mencoba untuk mencintai seseorang yang baru?

Jisoo merenggangkan otot otot di lehernya hingga pundaknya, baru saja dia tiba di rumah dan sepersekian detik kemudian dia merebahkan dirinya pada sofa yang berada di ruang tengah apartementnya "ahhh, empuknya" senyumnya sambil memeluk salah satu bantal yang berada tidak jauh darinya

"kenapa baru pulang?" tanpa dia sadari, seorang gadis yang nampak lebih muda sudah berdiri tepat di hadapannya dengan tatapan sinisnya sambil melipat kedua tangannya di depan dada, mencoba mengintimidasinya

"kenapa menanyakan hal yang sudah jelas?" ujar Jisoo sambil mengubah posisinya menjadi duduk, tatapan tajam adiknya ini membuatnya sedikit menggaruk tengkuk lehernya "aku berusaha menyelesaikan pekerjaanku" lanjutnya, tidak ingin memulai perang dingin setelah ini

"unniee, kau selalu begitu, kau bisa cepat mati kalau kau-" mata Jisoo terbelalak mendengar satu kata yang mengejutkannya, maka dengan cepat dia segera mengangkat telapak tangannya guna menghentikan Ruka dari pidatonya "HEYY!!! jaga bicaramu anak muda, jangan mengutukku seperti itu!"

"AKU TIDAK MENGUTUKKMU! KAU! KAU YANG AKAN MEMBUNUH DIRIMU SENDIRI" tepis Ruka sambil menunjuk Jisoo dengan jari telunjuknya "woah, woah, singkirkan tanganmu dari wajahku nona, itu sungguh tidak sopan"

"persetan, aku bicara dan bertingkah seperti ini karena aku peduli!"

"ah sudahlah, aku akan mengadukanmu ke eomma dan appa! lihat saja kau!" tanpa menunggu Jisoo mendebatkan opininya, Ruka segera berjalan dengan cepat menuju kamarnya dan membanting pintu kamarnya dengan keras setelahnya "kamjagiya! ish, anak itu!" Jisoo memijat pelipisnya yang mulai berdenyut hebat itu, memang benar, sudah hampir 5 tahun ini dia bekerja dengan keras tanpa memperdulikan waktu dan tanpa memperdulikan rasa lelahnya, semua pekerjaan dia lakoni.

Bukan tanpa sebab Jisoo melakukannya, tepatnya 5 tahun lalu ketika Jisoo berusia 23 tahun dan Ruka masih berusia 16 tahun saat itu, perusahaan appa-nya di Seoul bangkrut di akibatkan karena penipuan yang dilakukan oleh salah satu partner bisnis appa-nya, sejak saat itu keluarganya benar benar berada di dalam situasi yang amat terpuruk dan tidak hanya itu, mereka juga disisihkan hutang yang cukup besar akibat kecurangan yang dilakukan oleh partner bisnis appa-nya, sejak saat itu appa-nya pun mengalami depresi dan stress yang berat sehingga yang appa-nya lakukan hanyalah mengurung diri di kamar tanpa melakukan apapun dan bahkan tanpa ingin berbicara dengan siapapun, tentu saja saat itu sebagai anak tertua, dia tidak mungkin tinggal diam begitu saja melihat penderitaan keluarganya, apalagi adiknya masih duduk di bangku SMA saat itu, mereka membutuhkan biaya untuk bertahan hidup.

Beruntungnya saat mengetahui keadaan keluarganya, Kang Seulgi, sahabatnya sejak SMA dulu segera menawarinya pekerjaan untuk membantu Seulgi merintis perusahaan publishing miliknya di Los Angeles dengan bayaran yang bisa dibilang lumayan besar untuk Jisoo saat itu, tidak hanya sampai disitu saja, Seulgi juga memberikan fasilitas apartement yang tengah ditempatinya sampai saat ini.

Jujur saja, waktu itu, bukan keputusan yang mudah untuk meninggalkan keluarganya di Seoul dan pindah ke Los Angeles, tapi bagaimanapun dia ingin melindungi keluarganya, maka dari itu Jisoo pada akhirnya menyetujui penawaran dari Seulgi dan pindah ke Los Angeles beberapa minggu setelahnya.

Jisoo mengambil lebih dari 3 pekerjaan tambahan setiap harinya, paginya dia akan bangun pagi pagi sekali untuk mengantar koran, setelahnya dia akan bergegas untuk bekerja di kantor milik Seulgi dan pada malam harinya dia akan bekerja sebagai penjaga mini market, dan bahkan di weekend pun, Jisoo akan bekerja dari subuh sampai pagi di pasar ikan dan kemudian dilanjutkan dengan menjadi barista di salah satu café yang cukup terkenal di Los Angeles, kemudian kembali menjaga mini-market pada malam harinya. Tentu saja itu semua dilakukannya untuk masa depan keluarganya