15. Langkah Awal Pendekatan.

5 1 0
                                    

happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...happy reading...

***

Sepulang sekolah tadi, Cindy langsung terjatuh di atas kasur karena kelelahan beraktivitas di sekolah. Banyak energi yang terkuras karena terlalu bersemangat menjalani harinya. Sehingga lupa jika dirinya juga punya rasa lelah dalam bersosialisasi.

Kadang ia juga bingung, kenapa dirinya yang tak terlalu suka bersosialisasi bisa terlihat sangat ceria di depan teman-temannya. Ah ralat, bukan tidak suka, tapi tidak pandai bersosialisasi. Menurutnya.

“Nak, nanti kalau Ayah pulang, kamu siapin makanan, ya? “ ujar Ibu tiba-tiba sudah ada di dalam kamar Cindy.

Gadis yang sedang tidur telungkup itu mengernyitkan alisnya, heran dengan Ibunya yang tak biasa. Apakah Ibunya itu akan keluar rumah saat Ayah ada di rumah? Ke mana?

Sembari membenarkan posisi dan menghadap Ibu, Cindy bertanya. “Emang Ibu mau ke mana? “

“Nggak ke mana-mana, sih. Kamu mau nggak bantu Ibu ngurus Ayah sepulang kerja nanti? “ balik tanya Ibu.

Cindy sempat terdiam, mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Tak lama hingga ia tahu apa yang sedang terjadi antara Ibu dan Ayah saat ini. Bertengkar dan saling tidak bicara.

Ah, Cindy hapal sekali soal itu. Ia menghela napas panjang, namun tetap mengangguk menyetujui. “Iya, nanti Adya bantu, “ jawabnya walau mulai sedikit malas.

Sejujurnya, ia bosan dengan Ibu dan Ayah yang setiap kali bertengkar, dan ia dan Alfa yang selalu jadi perantara mereka berkomunikasi. Bukannya tidak mau di suruh-suruh, tapi Cindy tak suka dengan keadaan yang sepi dan canggung seperti itu. Ia benci.

Walau ujung-ujungnya akan berbaikan, tetap saja ada cerita tidak mengenakkan yang telinga Cindy dengar dari mulut Ibu maupun Ayah, yang selalu berhasil membuatnya ke pikiran.

Tak lama kemudian, suara motor Ayah sudah tiba di depan rumah, Ibu cepat-cepat bergegas, beranjak dari kamar Cindy. “Ibu nyuci dulu ya, nak? “ anak gadis itu hanya mengangguk pelan.

Ayah masuk ke dalam rumah, merebahkan diri di sofa depan TV. Cindy ikut beranjak dari tempat tidur, keluar untuk menemui Ayah.

“Ayah mau makan sekarang? “ tanyanya.

Lantas Ayah mengangguk sebagai jawaban. Cindy bergegas ke dapur untuk menyiapkan Ayah makanan, mulai dari nasi, lauk pauk dan air minum. Sekalian ia memasak sedikit air untuk membuat kopi.

Ayah datang dan mulai memakan makanannya. Tak menanyakan di mana Ibu seperti biasanya. Yang membuat Cindy semakin yakin bahwa orang tuanya sedang bertengkar.

“Yah, kopinya Adya taruh di meja depan TV, ya? Adya ke kamar sebentar, “ ucap Cindy sekalian berpamitan. Ia masuk ke dalam kamar dan menutup rapat pintunya.

Datanglah Lain Hari Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang