Datanglah Lain Hari,
Bagi Cindy, tak ada yang lebih menarik dari Haruto di dunia ini, walau dia tahu berapa banyak laki-laki yang sudah ia temui.
Hingga pada suatu saat, dia malah tertarik pada satu laki-laki di sekolah setelah dua minggu melewati...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...happy reading...
***
Terdengar suara alarm berbunyi dengan nyaringnya di kamar seorang gadis yang masih setia tidur dengan posisi meringkuk. Sampai suara alarm yang bising itu mengganggu pendengaran orang-orang yang juga ada di dalam rumah itu.
Seorang Ayah berteriak keras, bertujuan agar anak gadisnya lekas mematikan alarm itu dan bergegas bangun dari tidur panjangnya. "Adya! Matiin alarmnya sebelum Ayah dobrak pintu kamu! "
Barulah gadis yang di panggil Adya alias Cindy itu sayup-sayup membuka matanya. Mencari keberadaan ponselnya lalu mematikan alarm itu dengan kasar. Kemudian mengucek-ucek matanya yang terasa susah di buka lebar.
"Adya, nanti bantu itu jemur pakaian, ya! "
Cindy menjawab dengan suara berat khas bangun tidur. Tenggorokannya terasa kering sekarang. Ia perlahan bangun dan mengambil tumbler yang berisikan air putih.
"Ah, tenggorokan gue... " keluhnya.
Setelah dirasa bosan meminum air putih itu, ia bangun dan bersiap melaksanakan perintah sang Ibu, menjemur pakaian. Tanpa membasuh wajah ataupun mandi terlebih dahulu. Malas.
"Ibu udah sisain nasi goreng sama telur di atas meja. Nanti sekalian kamu cuci piring, ya? Ibu mau ke pasar," titah Ibu saat anak gadisnya keluar dari kamar. Cindy mengangguk patuh. Memang setiap pagi, Ibu selalu sibuk membeli bahan-bahan untuk berjualan warung makan seafood di pasar.
"Kak, ponselnya bunyi! " teriak adiknya Alfa dari ruang tamu sana. Cindy berlari masuk ke dalam rumah untuk mengambil ponselnya, meninggalkan pakaian yang baru setengah dijemur.
Terdengar helaan napas saat gadis itu tahu penyebab ponselnya berbunyi. "Hallo? Kenapa, Sep? "
"Cindy! Ini gue mau menyampaikan pesannya Tari, katanya inget nanti lo ada kerkom sama dia! " suara Asep membuat sakit telinga Cindy.
"Iyaaa, gue juga inget kali. Itu lo lagi di jalan, kah?"
"Iya! Gue lagi di jalan mau ke rumah nenek gue. Udah dulu, ya, bye, Cindy! "
Kemudian panggilan itu terputus.
"Yahhhh! Nanti Adya mau kerja kelompok di rumah Tari! "
***
Suara gelak tawa penuh kelucuan para gadis menggelegar hingga terdengar sampai luar rumah. Ruangan ya g hanya berisi empat orang itu tak bisa tenang sejak pertama kali mereka ada di sana, karena isinya gadis-gadis yang memiliki selera humor rendah.