Mohon maaf karena beberapa hari belakangan mami agak kurang sehat jadi tidak sempat menulis.
Semoga chapter kali ini menghibur kalian.
Selamat membaca
-
Saat ini, Charlotte, Engfa, dan Noey sedang berada di ruang tamu yang megah dalam kastil Khun Sunny. Ruangan tersebut begitu luas sehingga mereka merasa kecil di tengah-tengahnya. Ketiganya berdiri dengan penuh harap di bawah tangga besar yang menghubungkan lantai satu dan dua.
Mereka menunggu keputusan dari Khun Sunny, sang pemilik kastil yang saat itu sedang berada di lantai atas bersama Queen, Max, dan Natt. Dalam hati mereka bertiga saling memandangi satu sama lain sambil mencoba untuk mengendalikan perasaan gugup.
Di sekeliling ruangan terdapat banyak barang antik seperti lukisan tua bergaya Baroque serta patung-patung marmer mewah dari zaman Renaissance. Semua itu menyiratkan kemegahan dan kekayaan penguasa kastil yang telah hidup pada masa lalu.
Engfa juga tak kuasa membayangkan bagaimana rasanya menjadi tuan rumah bagi sebuah bangunan sebesar ini. Ia melihat-lihat ke arah langit-langit setinggi tiga meter sambil membayangkan dirinya duduk santai di sofa kulit empuk sembari menikmati secangkir teh hangat pada sore hari.
Noey lebih tertarik pada sentuhan modern dalam desain interior ruangan tersebut; lampu kristal futuristik serta meja kayu minimalis membuatnya terkesima akan kombinasi antara gaya tradisional Eropa dengan elemen kontemporer Asia Tenggara.
Namun sayangnya pikiran mereka terganggu oleh suara derap langkah dari atas tangga besar: Khun Sunny sudah turun! Mereka pun bergegas mempersiapkan diri untuk mendengarkan kabar baik atau buruk dari pemilik kastil tersebut.
"Bagaimana Charlotte? Sudah kau pikirkan ucapan ayah semalam?"
"Aku tidak akan melakukannya ayah!" Jawab Charlotte dengan lantang.
Engfa dan Noey hanya berdiri di belakang Charlotte, mereka merasa takut untuk melakukan tindakan apapun pada saat ini. Kedua gadis itu tampak cemas dan khawatir akan membuat keputusan yang salah jika terburu-buru bertindak tanpa mempertimbangkan situasi dengan baik. Meskipun demikian, mereka tetap waspada dan siaga menghadapi setiap kemungkinan yang muncul di depan mata. Dengan hati-hati, Engfa dan Noey menunggu momen yang tepat untuk melaksanakan aksinya dengan penuh percaya diri. Mereka sadar bahwa kesalahan kecil dapat berdampak besar dalam situasi seperti ini.
"Ayah tidak keberatan kau berkencan dengan siapapun, termasuk jika kau berkencan dengan manusia."
Engfa cukup kaget mendengar kalimat Khun Sunny, jika ayah Charlotte tidak keberatan dia berkencan dengan anaknya, kenapa harus dipisahkan?
"Tapi aku tidak bisa melakukannya ayah, aku mencintai Engfa sebagai mana dia apa adanya."
"Kalau begitu lupakan saja dia."
"Apa susahnya jika P'Charlotte merubah manusia itu jadi seperti kita? Kalian bisa hidup lebih lama. Usia manusia itu singkat." Kali ini Queen yang berbicara.
"Aku juga merubah Natt menjadi seperti kita, dan setidaknya kita masih bisa bahagia sampai sekarang." Jelas Max.
Sekarang, Engfa memahami arah pembicaraan keluarga vampir, namun ia tetap berpegang pada posisinya. Sementara itu, Noey merasa takut dan mengajak Engfa untuk kabur. Namun, Engfa enggan meninggalkan Charlotte sendirian lagi karena ia memiliki firasat bahwa Charlotte akan dikurung tanpa makanan di kamar yang dilindungi teralis perak.
"Aku tidak akan pernah melakukannya ayah, bagaimanapun kalian memaksaku!"
"Baiklah kalau begitu, ayah akan membiarkan kau bebas sekarang! Namun ada satu syarat yang harus di penuhi manusia itu."
Kali ini Engfa maju dan berdiri di sisi Charlotte dengan berani. "Katakan padaku tuan, apapun syaratnya akan saya penuhi."
"Kau tampak cukup berani untuk ukuran seorang wanita, terlebih lagi kau hanya manusia yang lemah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Magical of Love
Fanfictionsebuah kisah dimana takdir yang mempertemukan Freen dan Becky pada sebuah kejadian tak terduga. sehingga membuat Freen cukup penasaran dengan sesuatu yang di sembunyikan oleh gadis itu. namun suatu kejadian membuat semua berjalan lancar bagi Freen...