Beginning

4.1K 272 78
                                    

👶💨👶

"Mama lagi cali siapa sih? Mondal-mandil telus dali tadi."

Marsha menoleh, pada bocah berusia empat tahun di depannya. Rambutnya lepek karena keringat, dua pipi bulat itu merona merah dengan dua bola mata bulat sayu yang menatapnya penuh penasaran. Ouch... lihatlah, pakaiannya penuh tanah seperti baru terjun bebas dari sepeda, dengan dua tangan tak kalah kotor dan—mata Marsha membulat, melihat kuku-kuku dari jari tangan mungil putranya dipenuhi tanah. Hitam dan kotor. Jadi, selama ia bekerja, apa yang dilakukan bocah ini seharian?

Tatapan Marsha tertusuk pada seorang pengasuh yang usianya mungkin lima tahun lebih muda darinya, pengasuh itu, menundukan kepala, menyadari bahwa dirinya salah.

"Chipsy. Mama enggak lihat Chipsy. Kamu lihat?"

Dibanding memedulikan tampilan anaknya yang tak berbentuk pada sore hari ini, Marsha justru heran tak melihat anjing kesayangannya yang biasa menyambut ketika ia pulang sehabis kerja.

"Oh, Chipsy." Anak itu mengangguk-angguk kecil. "Aku jual."

"Hah?" Mata Marsha makin membulat sempurna, menatap bocah itu tak percaya. "Kamu jual?"

"Huum." Kata anak itu yakin sekali, dengan mengangguk-anggukkan kepala. Keringat mengucur dari sekujur tubuhnya, jejak kakinya dari pintu belakang menjejak jelas di lantai.

"Kenapa anjing kesayangan mama dijual?!"

"Soalnya... Mama lebih sayang sama Chipsy, dalipada sama Miki." Anak itu mengerucutkan bibirnya.

Tanduk Marsha muncul di kepala, wajahnya merah padam, dengan asap yang keluar dari hidung begitu banyak, seperti seekor banteng—dan anak itu, Miki, adalah kain merah.

"MICHAEL REAGAN THOMAS DJATMIKO!" Pekik Marsha, menggetarkan rumah, mengusir burung-burung yang damai pada sore hari ini yang bertengger di pohon halaman belakang.

Miki lari terbirit-birit ketika Marsha mengejarnya penuh dendam dengan satu sandal yang terangkat ke atas.

"Kenapa kamu jual anjing Mama?"

"Aku disuluh Mommy Atin!" Miki menabrak semua barang di depannya, membuat seisi rumah berantakan oleh ulahnya. "Mama ampunn!!"

"Enggak akan aku ampuni kamu Michael, kenapa kamu jual anjing kesayangan mama?"

"Mahal kok, Ma."

"Berapa?" Tanya Marsha amat frustrasi.

"Tiga latus libu sama kandangnya."

"MICHAEL REAGAN!" Marsha kembali berteriak kesetanan. "Harga diri Chipsy enggak semurah itu!" Teriaknya histeris.

"Tapi, kata Mommy Atin mahal kok, Ma, segitu. Buat anjing jelek seukulan Chipsy."

"Chipsy enggak jelek-jelek amat, Michael!" Dada Marsha bergemuruh, napasnya menderu dengan kencang. "Kamu jangan keseringan nongkrong sama Tantemu yang enggak jelas itu, ketularan kan jadi bokem!"

"Tapi... kalau mama sama bapak pelgi ke lual kota, mama kan suka nitipin aku sama Mommy Atin. Kenapa aku enggak boleh nongklong sama Mommy?"

Marsha berhenti mengejar Miki—anak pertamanya, bocah kematian yang tiap hari berulah dan ada saja kelakuan ajaibnya. Ia lihat seisi ruang tamu yang berantakan seperti kapal pecah.

"Kamu anak siapa sih?"

"Anak bapak." Miki melebarkan senyumnya, menampilkan gigi susu yang berjejer rapi.

👶💨👶


"Pak, lambut aku mang bagus digelai? Mama seling ikat lambut aku."

Matcha Michie Miki (Future Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang