Liburan

1.9K 180 53
                                    

A/N :

Guys, ada sedikit revisi judul untuk Pendulum. Jadi, kalau kalian tiba-tiba ngangong lihat Pendulum jadi ada 3, betul sekali, aku ubah judulnya. Tapi, isinya enggak kok, bahkan beberapa hal belum kusunting. Wkwk, maafkan ya, aku cuma mau sedikit merapikan work-ku yang itu, sebelum betulan aku tinggalin Universe Djatmiko & Soenarjo ini.

Ah, iya. Karena aku sendiri mulai merasa apa ya, semacam stuck dan sedikit jenuh, kemungkinan Matcha Michie Miki & Kenapa Bukan Kita? Bakal slow update sekali.

Satu lagi, karena dari awal di-work ini isinya Cerita Pendek, kemungkinan ke depannya alurnya bakal loncat-loncat, mungkin tiba-tiba aku bakal up anak-anak mereka udah sekolah atau tbtb jadi bayik lagi.

👶💨👶

Tidak ada yang lebih merepotkan daripada mengawali hari dengan rencana liburan.

Hari ini adalah ulang tahun Boby Djatmiko yang ke 67 tahun, semenjak kepergian Mama beberapa tahun yang lalu, kini anak dan menantunya memang lebih intens untuk menemui Boby sekadar makan malam atau menginap di rumah yang sepi.

Kepergian Mama merupakan luka yang dalam untuk anak-anak, maka mereka selalu menyempatkan waktu untuk menemui sang ayah, mengingat bahwa hari perpisahan tanpa berpamitan tak pernah dicatat dalam sebuah kalender.

Marsha sudah bangun pagi sekali untuk memasukan pakaian dirinya, sang suami dan kedua bocah yang kini berusia empat dan tiga tahun. Meski tidak bisa serapi Azizi, setidaknya pekerjaan packing kopor tidak lagi seburuk dahulu kala. Marsha sudah sering terlatih karena Azizi juga tak jarang keluar kota untuk pekerjaannya.

"Ma... ma... mau thuthu." Marsha yang baru saja memecahkan telur dan mendarat sempurna di atas teflon segera menoleh pada anak perempuannya yang masih menenteng boneka teddy bear-nya dengan rambut yang sudah rapi sempurna dengan twin tail gemas.

Sewaktu Marsha bangun, Michie tanpa permisi masuk ke kamarnya dan rebahan di ketiak sang ayah, melihat Michie yang tidak kembali terlelap membuat Marsha memutuskan untuk memandikannya terlebih dahulu, karena jika terlalu siang sang kakak sudah bangun dan Marsha tahu betul Miki adalah jenis manusia yang anti air. Butuh sedikit drama untuk menariknya ke kamar mandi.

"Sebentar ya, mama buat dulu. Michie duduk dulu." Marsha tersenyum kecil, mengusap puncak kepala Michie yang sedari tadi menengadah kepadanya dengan menarik-narik kaus yang ia pakai.

"Oteh..." Michie mengangguk kecil dan duduk di sofa dengan tenang.

"Abang... sarapan dulu yuk. Mandinya entar." Marsha mulai menuangkan susu di sereal berbentuk bintang milik Miki, sementara yang dipanggil masih sibuk rebahan dengan iPad di depan matanya.

Selain mendahulukan anak-anak mandi, Marsha juga lebih sering menyuruh mereka melakukan sarapan terlebih dahulu. Habis itu baru Marsha mandi dan sarapan bersama sang suami.

"Tar, ma..."

"Bang... iPad-nya simpan dulu, abang udah setengah jam lho main iPad terus. Enggak sayang entar jatah main iPad-nya abis pas kakak-kakak main iPad di puncak?" Marsha menggeleng-gelengkan kepalanya, menatap bocah itu masih selonjoran begitu nikmat di karpet berbulu dengan iler dan rambut yang acak-acakan, juga pajama dinosaurus-nya.

Marsha memang menjatah anak-anaknya hanya boleh main gawai satu setengah jam saja sehari, habis itu ia tak mengizinkannya barang hanya sekali saja bermain gawai.

"Talr, ma... nanggung..."

"Miki..."

"Ma, nanggung..."

"Michael..."

"Mama... bentar..."

"Mama itu sampai tiga ya, satu... dua... tiga... MICHAEL REAGAN!" Jerit Marsha mengguncang seisi rumah, membuat Michie yang tenang dan duduk bersabar sambil bermain barbie ikut menoleh kaget waktu sang mama bercekak pinggang menatap kakaknya dengan wajah menyeramkan, tapi, pandangan Michie hanya sebentar dan berakhir kembali memainkan dua boneka barbie-nya.

Matcha Michie Miki (Future Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang