Tiga Tiga

1.5K 211 88
                                    

👶💨👶

"Sha..."

"Apaan?"

"Evan said he likes me..."

Marsha baru saja menidurkan dua bocah kesayangannya di atas ranjang. Bahunya turun ke bawah, melihat betapa berantakannya kamar Miki, majalah dan buku dongeng berserakan di mana-mana, belum mainan yang tak sempat dibereskan bocah itu karena terlanjur mengantuk dan minta susu.

Pertengkarannya dengan Azizi—tidak, sebenarnya bukan sebuah pertengkaran, mereka hanya diam-diaman dan tak saling menyapa, bahkan Marsha tidur sendirian sudah lima hari terakhir ini.

"Lalu?" Marsha berjongkok, memunguti buku-buku dan meletakannya kembali pada rak berwarna biru muda.

"Gue malu ngomong ini. Tapi..."

Kathrin menjatuhkan badannya di samping Miki, membuat Marsha melotot tajam karena barusan, Miki terguncang dan hendak bangun lagi. Miki kalau baru terlelap dan diganggu seperti itu suka berakhir rewel sepanjang malam, untungnya, Miki hanya terusik sebentar dan kembali melanjutkan rangkaian mimpinya barusan.

"I think, I like him too." Lanjut Kathrin, menggigit bibirnya. "Benci banget gue ngomong ini, mengingat, selama ini gue jarang suka sama orang."

"Emang selama ini, kamu suka sama apa? Babi?"

"Kayaknya." Kathrin menganggukkan kepala. "Gue cinta mati sama babi guling... babi kecap... babi rica-rica. Eh, Sha, waktu natal kemarin lo bikin apa sih itu, namanya? Kata nyokap, itu enak banget, tapi enggak berani aja muji masakan lo."

"Babi tore."

"Bisa masak ya sekarang."

"Jago. Bukan bisa doang, aku jago sekarang." Marsha duduk di tepi ranjang, menatap sepupunya yang baru saja menginjak usia kepala tiga, tiga hari yang lalu.

"Iya, jago." Kathrina mengulang dengan nada mengejek.

"Apa yang kamu lihat dari dia?"

"Dia? Who?"

Marsha berdecak. "Ya si Evan Evan itu lah..."

"He keeps suprising me everyday, Sha. Everyday. Selalu ada kejutan dari dia dan... ya, gue enggak pernah seberani itu ngomong gini, kalau bukan karena gue suka sama dia."

"Everyday." Marsha tertawa. "Everyday yang kamu maksud itu baru tiga hari. Tiga hari!" Marsha kembali mengingatkan dengan nada cukup lantang, meski pada akhirnya ia memukul mulutnya pelan karena sadar bahwa kini, mereka tak hanya berdua, tapi, bertiga! Dengan Miki yang sudah sibuk merangkai mimpinya.

"I know it. Tapi, masa lo enggak pernah sih, semacam... Falling in love at first kiss?"

"Falling in love at first sight sih, pernah. Sama suami. Tapi, first kiss? Kiss? Aku enggak salah dengar?" Marsha mau tertawa dengarnya. "Kathrina Soenarjo, tiga puluh tahun mempertahankan bibirnya buat enggak dikenyot orang, tiba-tiba luluh sama cowok yang baru kenal... tiga hari?"

"Dari pada diperawanin sama cowok yang baru jadian sehari—"

"Watch your mouth." Marsha mendesis. "Enggak usah ngungkit-ngungkit yang udah berlalu belasan tahun lalu itu. Lagian, kita beda ya, sist. Aku enggak pernah se... semacam menggaungkan sesuatu tentang diriku untuk mempertahankan sesuatu—"

"Ngomong apa sih, nyet?" Kathrina memutar matanya malas. "Lo udah tua tuh cara ngomong masih kagak jelas aja."

"Ssshhh..."

"Eh, tapi, ya Sha..."

Marsha sebenarnya sudah ngantuk dan ingin lekas bergegas masuk ke kamarnya, kegiatannya begitu sangat sibuk dan sebenarnya ia hanya tak ingin menyambut suaminya pulang kerja akhir-akhir ini.

Matcha Michie Miki (Future Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang