⚠️ rawan typo
dani merasa degdegan hari ini, begitupun dengan minji dan hanni yang sedari tadi berada dibelakang dani, padahal yang mau bicara dengan ortu haerin adalah dani, tapi minji beserta kekasihnya juga kebawa deg-degannya.
"lu berani kan?" tanya minji.
yang ditanya mengangguk namun ragu, apalagi berjumpa dengan ayah haerin, dani hanya takut ayah pacarnya itu kurang setuju kalau sampai ia mengetahui anaknya memiliki hubungan dengan nya.
saat minji dan dani sedang berbincang kecil didepan pintu haerin, tiba-tiba sang pemilik rumah membuka pintu dan sedikit kaget, karena haerin juga niatnya ingin membuang sampah ke depan.
"kok kamu ga bilang-bilang mau datang ishh, aku masih pake daster gini" ujar haerin sebal, sementara yang ditegur melongo melihat penampilan haerin.
"gila, kamu begini kok makin mempesona sayang" ujar dani pelan, haerin yang mendengar itu pipinya langsung bersemu merah.
"ckk apasih, ayo masuk sini kak minji, kak hanni" ajak haerin.
"aku ga diajak nih?" tanya dani.
"ya kamu juga dong sayang ku" jawab haerin, dani sedikit berkurang takutnya karena haerin sangat cantik hari ini, jadi pikiran jeleknya lumayan teralihkan.
saat masuk, dani, minji dan hanni disambut oleh bunda haerin, mereka bertiga disuruh duduk, sementara haerin izin bersiap-siap dandan agar terlihat rapih dan cantik.
"ini pacarnya haerin?" tanya bunda gadis kucing itu, dani menggaruk tengkuknya dan sedikit gagap untuk menjawab, sementara minji ingin rasanya ketawa karena melihat dani kikuk seperti itu.
"emm iya tante" jawab dani dengan nada pelan dan sedikit nyengir.
"panggil bunda aja yaa, oh iya sambil duduk bunda mau ke belakang sebentar, ada banyak makanan yang bunda masak tadi sama haerin" ucap sang bunda.
"gapapa bunda, segini aja udah banyak kok, ga enak ngerepotin bunda" sahut hanni.
bunda haerin menggelengkan kepalanya pelan.
"gapapa atuh, tadi kan memang haerin udah ngasih tau kalian mau dateng makanya bunda masak yang banyak, oh iya ayah haerin juga sekarang masih di gereja, sebentar lagi mau pulang kok, tunggu sebentar ya".
setelah berbincang sebentar, bunda haerin pun pergi ke dapur untuk mempersiapkan makanan, dani mengusap dadanya merasa lega karena bunda haerin menerimanya dengan baik.
"semangat semangat" ujar minji sambil mengurut pundak dani.
"doain gue selamat ye, ayah haerin agak galak soalnya" bisik dani, minji mengangguk antusias.
minji sudah tau dani setakut apa sekarang, mungkin kalau dirinya diposisi sang sahabat juga pasti merasakan hal yang sama.
"berdoa aja, semoga ayah haerin luluh dan nerima elu dan, pasti diterima itu mah, tinggal ntar jumpa lagi sama papa lu" ujar hanni.
"nah gue nih takutnya disini, kalau ayah dan bunda haerin ga mau jumpa sama papa gue gimana?" tanya dani dengan wajah penuh khawatir.
"harus jumpa, gue ikut bantu luluhin nanti, dan pasti haerin juga bantu, ga mungkin tuh anak diem diem aja" jawab hanni dengan yakin.
saat mereka sedang berbincang tiba-tiba saja pintu utama terbuka, sontak ketiganya menoleh dan mendapati pria berbadan besar memasuki rumah haerin, pria itu menggunakan baju jas sambil tangannya memegang alkitab.
dani sudah menebak itu pasti ayah haerin, ia menelan ludah saat pria itu menatap dirinya dengan tatapan tajam, yang membuat seram lagi adalah kumisnya.
"kalian siapa, ada keperluan apa datang ke sini?" tanya pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PHAM
Подростковая литератураMinji dengan effort yang luar biasa terus mendekati hanni, walaupun hanni sendiri sangat tidak suka dengan minji karena perbedaan kasta dan segala-galanya. "apa karna gue miskin kali ya" ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ this story contains elements of gxg/wlw, if you'r...