chapter 2

1.1K 118 5
                                    

⚠️ rawan typo



"Sumpah ya, minji bener-bener ga ada cape-capenya ngejer gue, gue juga udah nolak berapa kali masih aja di ajakin" omel cewe pendek yang sedari tadi kesal

"kata gue teh jangan terlalu nolak, apalagi benci, bisa-bisa tar lu jodoh lagi sama dia" ucap pendengar yang selalu setia mendengarkan ocehan hanni, walaupun telinganya kadang sedikit panas mendengar itu.

"apasih sul, lu mah ah" kesal hanni kepada teman didepannya itu, sullyoon.

"bener kata gue, semakin kita benci sama orang, itu bisa bikin jatuh cinta" ucap sullyoon dengan serius, tetapi hanni hanya terus mengoceh bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi didalam hidupnya.

******

Minji masih setia duduk di kantin depan sekolah dengan kopi di tangannya dan juga sebungkus rokok Surya, tak lupa gorengan yang menemani.

"enak bener ah" ujarnya setelah menyeruput kopi dan sedikit mencomot gorengannya.

tidak heran lagi ibu warung melihat Minji dan Danielle sering merokok dan makan disini, karena kalau mereka melakukan itu didalam sekolah bisa-bisa di sp dan ditendang dengan tidak hormat dari sekolah, jadi mereka mencari aman dengan melakukan itu diluar sekolah.

Dani juga tampak menikmati gorengan hangat yang masih mengepulkan asap sehabis digoreng.

cewe bule itu juga awalnya sangat pemilih dalam memakan sesuatu, terutama makanan kaki lima, namun semenjak bertemu dengan minji, rasanya semua makanan terlihat sangat enak dimulutnya.

"kak"

minji dan dani menoleh melihat siapa yang memanggil mereka.

"ohh haerin, sini dek" panggil minji, dani menatap cewe itu dengan mata berbinar.

cewe bermata kucing itu segera mendekat dan duduk didepan kedua cewe yang masih menikmati gorengan tadi.

minji dan dani bergegas mempijak puntung rokok agar haerin tidak mencium bau rokok tersebut.

"jangan buru-buru gitu, aku tau kalian habis ngeroko" ucap haerin, dani dan minji hanya nyengir mendengar penuturan itu.

"ini buat kamu, ini buat kakak" ucap haerin mengeluarkan kotak bekal lalu menaruhnya didepan dani dan minji.

"hehe, makasih sayang" ucap dani sambil mengecup pipi haerin, haerin hanya tersenyum malu, minji yang melihat pemandangan itu langsung menjitak kepala dani.

"sialan lu asal main kecup didepan gue aja" omel minji, dani hanya meringis kesakitan sambil nyengir melihat haerin, cewe bermata kucing itu sudah biasa melihat pemandangan seperti ini.

"anw, makasih ya dek bekalnya" ucap minji, haerin mengangguk pelan.

"ayo masuk sekolah, seperti nya sebentar lagi bel masuk, nanti gerbang sekolahnya ditutup lagi" ajak haerin, minji dan dani langsung berdiri, tak lupa ia pamit sama bibi pemilik warung.

"gaskeun lah hayu" ajak dani

******

Bandung hari ini sangat dingin, terlihat dikelas banyak yang menggunakan jaket, termasuk minji juga menggunakan hoodie tepatnya, walaupun warna hoodie itu sudah pudar, itu malah membuat minji semakin keren ketika memakainya.

sambil duduk minji kembali mengulang pelajaran yang kemarin sempat tertinggal karena hukuman yang mereka terima, sedangkan dani lebih memilih tidur.

minji terlalu fokus belajar, tanpa sadar dibelakang nya ada cewe yang sedari tadi menunggu.

"MINJI" jeritnya, sontak membuat sang empunya nama kaget lalu terjatuh dari kursi, dan itu sukses membangunkan dani yang sedang tidur.

"kunaon sih jerit-jerit han, selow wae atuh" ujar dani kesal lalu ia kembali menidurkan kepalanya diatas meja, minji yang meringis kesakitan itu berdiri pelan dan berjalan mendekati gadis pendek itu.

"kerjain tugas gue" ucap gadis itu, minji dengan senang hati menerima itu.

"lu belum selesai ya?" tanya minji sambil membolak-balikkan isi buku itu.

"pake nanya lagi, kerjain atau gue suruh papa gue untuk ngeluarin lu dari sekolah ini" ancam hanni, itu membuat minji ketar ketir dan langsung duduk di kursinya.

"siap princess, tunggu sebentar ya, tugas segera dikerjakan" ucap minji tersenyum manis, hanni hanya bergidik merinding mendengar itu.

"galak benerr, kalau ga ditempat umum udah gue cium" ujar minji didalam hati

hanni sudah sering memanfaatkan minji, baik itu mengerjakan tugas, dan pekerjaan lainnya, tanpa upah dan hanya sumpah serapah yang minji dapat setelah ia mengerjakan semua itu, tapi ini adalah minji, bukan masalah baginya, yang penting ia bisa dekat dengan hanni.

******

"MINJI LAMA BENER" kesal hanni karena minji tidak datang-datang, perutnya sudah lapar dan gadis jangkung itu lama sekali.

dari kejauhan hanni melihat minji kesusahan membawa makanan, itu bukan urusan Hanni, ia juga tidak ambil pusing dengan itu, yang penting makanannya datang.

"makanan datangg" ucap minji sambil menaruh satu-persatu makanan diatas meja tempat hanni dan teman-temannya duduk.

teman-teman hanni menatap minji iba, mereka tidak tega minji diperlukan seperti itu, tapi mereka juga tidak bisa menengahi, karena hanni anak donatur dan apabila mereka ikut campur sama aja mereka mau dikeluarin dari sekolah dengan senang hati.

"lama bener beli ginian doang, dah sono lu" usir hanni

teman yang lain hanya menggelengkan kepala mereka melihat tingkah gadis pendek itu.

"makasih ganteng" ujar sullyoon yang senyum melihat minji, hanni memutar bola matanya malas.

lily, teman hanni dan sullyoon yang mendengar itu juga tak kalah geli menatap gadis yang sempat ngeflirt ke minji.

sullyoon sebenarnya ada rasa kagum dengan minji, bahkan dia menyayangkan kenapa hanni bisa tidak suka dengan minji, padahal minji ini perfect banget dari segi fisik dan prestasi.

"sama sama yon, gue pergi dulu ya, bye yon, han, ly" ucap minji sambil pergi berlari engga tau kemana, kemudian tiga orang itu mulai makan karena sedari tadi mereka sudah kelaparan.

hanni yang sedang asik makan terdiam saat mendengar perkataan sullyoon.

"minji cakep banget ya, bahunya lebar, lengannya apalagi hdhshshs" ucap sullyoon tertawa sendiri sambil membayangkan minji, hanni menatap sullyoon dengan tidak senang.

"orang begitu lu crushin, liat aja noh modelannya, dia juga kerja kasar, jorok bajunya" jelas hanni setelah beberapa kali melihat minji bekerja.

"tapi minji pembersih deh, buktinya tadi dia wangi banget" ucap sullyoon, lily juga setuju dengan statement itu.

kali ini hanni tidak menepis, karena memang ketika kemarin ia berjumpa minji, gadis itu tidak bau keringat sama sekali, hanya sedikit lusuh karena pekerjaannya.

"halah, banyak bener ngomong lu" ucap hanni yang di balas side eye oleh sullyoon.

"naon gue kaga seneng dengernya anjir"






HALO HALO, makasih yang sudah baca, jangan lupa vote ya, tidak ada pemaksaan, paling pembunuhan doang:)

MY PHAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang