⚠️ rawan typo
minji sedikit terheran dengan pernyataan papa dani, sementara dani sudah tidak bisa mengelak kalau papa nya telah mengetahui hubungannya dengan haerin.
"papa tau dari mana?" tanya dani.
papa dani hanya tersenyum dan sedikit menggelengkan kepalanya.
"ya soalnya kemarin itu ada yang datang kerumah, gadis bermata kucing, rambutnya dikepang menangis dihadapan papa"
dani tertegun mendengarnya, bagaimana mungkin haerin bisa berani melakukan itu.
"and ya, papa sedikit teriris hati ketika mendengar suara tangisan gadis itu, terlihat ia sangat menyayangimu, Danielle Marsh"
sang papa kemudian mengusap rambut anaknya sambil tersenyum menatap putri cantik didepannya.
"sekarang jarang loh orang mau se effort itu, jarang banget, apalagi sampai menjumpai orang tua untuk memohon sesuatu agar tidak dijauhkan jarak dengan anaknya"
minji yang menyimak sejak tadi hanya diam, begitupun dani yang masih menikmati usapan rambut dari tangan sang papa dan juga keributan dikepalanya nya, sebenarnya mereka bingung ingin memberikan reaksi seperti apa dan bagaimana, minji sebenarnya juga kaget haerin seperti itu, apalagi gadis kucing itu terkenal sangat pendiam, beda dengan hanni yang grasak-grusuk sana sini.
"jadi dengan ini, papa bolehin kamu kuliah disini dengan syarat jumpai kedua orang tua haerin lalu suruh mereka untuk bicara dengan papa, papa memperbolehkan kamu bukan semata-mata karna proyek/bisnis yang akan kamu jalani dengan minji, tapi juga dalam menjaga anak gadis orang"
gadis bule itu kaget hingga mulutnya ternganga, permintaan papanya kali ini sangat ekstrim, tidak habis fikri dan diluar nurul.
"kalau sampai seminggu ini papa tidak melihat kedatangan kedua orang tua haerin, Melbourne akan tetap jadi tempat kamu menimba ilmu nantinya.
******
minji yang baru selesai dan memberikan saran kepada dani pun memilih pulang, ia juga sama bingungnya dengan situasi yang dialami dani, karena selama ia pacaran dengan hanni, baik ayahnya maupun mama hanni tidak pernah menuntut untuk membawa masing-masing orang tua mereka untuk saling berjumpa.
tapi sebenarnya minji juga takut mengalami hal yang sama, bagaimana kalau mama hanni meminta orang tuanya untuk datang, sedangkan minji saja hanya tinggal dengan sang ayah.
"hadeh dari pada pusing memikirkan hal yang belum terjadi mending gue tidur deh, oh iya mau ngabarin ayang dulu lah sebentar"
gadis jangkung itu akhirnya menelpon sang kekasih, mereka terlihat berbincang melalui aplikasi tele selama 3 jam lamanya, entah kenapa tiba-tiba saja kantuk yang minji rasakan tadi langsung hilang, mendenger suara pujaan hati membuat kelopak matanya enggan untuk menutup, rasa menggelitik diperut mulai bertebaran ketika satu demi satu kalimat gombalan terdengar jelas ditelinga minji.
"bobo yang nyenyak juga ya sayang ku, good night too, i love u more baby"
*tut
sambungan telpon mereka pun terputus, minji menarik selimutnya dan segera berdoa lalu mulai memejamkan matanya, hari esok ia harus mempersiapkan segala fisik dan mental untuk menghadapi pengumuman kelulusan sekolah juga menjalani pekerjaan kasarnya seperti biasa.
******
"KITA SEMUA LULUS COYYY YUHUUUU"
semua anak kelas 12 menjerit riang melihat pengumuman kelulusan, mereka bersyukur semua nama siswi kelas 12 tertera di secarik kertas yang tertempel didinding mading.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY PHAM
Teen FictionMinji dengan effort yang luar biasa terus mendekati hanni, walaupun hanni sendiri sangat tidak suka dengan minji karena perbedaan kasta dan segala-galanya. "apa karna gue miskin kali ya" ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ this story contains elements of gxg/wlw, if you'r...