⚠️ rawan typo
"woi, bangun!!!" ujar danielle sambil mengguncang badan minji yang masih betah tertidur dikasur rumah sakit, benar-benar tidak ada tanda-tanda minji ingin bangun sekalipun.
hanni yang melihat dani sedang berusaha membangunkan kekasihnya itupun hanya menghela nafas, mau diguncang seperti apapun pasti hasilnya tetap nihil, minji tidak akan terbangun juga.
"tadi gue telponan sama ayah minji" ujar hanni, dani menoleh dengan wajah khawatir sambil dirinya mendekati hanni.
"lu jawab apa?" tanya nya, hanni menaikkan bahunya.
"nothing, ayahnya cuman mau bicara dengan minji, tapi ya gue cari alasan minji tiba-tiba pergi sama lu bentar"
gadis bule itu mengelus dada, lega dengan alasan hanni yang sedikit masuk akal, ya walaupun hanni tadi sempat ketar ketir juga ketika ayah minji meminta bicara dengan anaknya.
kemudian hanni menatap minji, sudah seminggu bahkan lebih kekasihnya itu masih terbaring, sebenarnya hanni juga lelah, dirinya harus menjadi saksi kekejaman sang papa dipengadilan juga mengumpulkan beberapa barang bukti, belum lagi urusan kampus dll, hal itu benar-benar menguras tenaga dan pikirannya.
"papa lu udah masuk bui kan?" tanya dani lagi.
hanni sedikit malas menjelaskan, ia sudah terlanjur benci dengan sang papa, lagian pria paruh baya itu tidak berperan besar didalam kehidupannya, karena selama ini mama nya lah yang memberikan modal besar di sekolahnya sebagai donatur, tapi karena mama posisinya dulu masih menjadi istri papa nya, mau tidak mau harus diwakilkan menggunakan nama sang papa.
"nanti gue jelasin dan, lagi males gue bahas tuh orang" jawab hanni, dani mengangguk memahami itu.
ntah perasaan hanni atau gimana, tapi saat hanni menggenggam tangan minji, ia merasa ada yang mengelus punggungnya tangannya.
tapi hanni tidak menggubris, mungkin hanya perasaannya saja atau efek terlalu rindu dengan minji.
dan lagi, kedua kalinya hanni merasakan hal yang sama.
"han, liat!" suruh danielle yang tidak sengaja melihat ke arah tangan minji sambil, tangannya terus menunjuk-nunjuk ke arah sana.
hanni pun dibuat kaget dengan pergerakan kecil ditangan minji, ia sempat berpikir kalau itu hanya halusinasi, tapi ternyata tidak, ini nyata.
"M-MINJI" kagetnya sambil terus melihat pergerakan kecil dipunggung tangannya.
dengan cepat danielle memanggil dokter untuk memeriksa minji.
setelah kedatangan dokter, hanni dan dani menunggu di luar, 5 menit dokter itu memeriksa minji, hanni dan dani mondar mandir didepan pintu sambil memikirkan gimana keadaan minji.
sampai pintu ruangan itupun terbuka.
"saudari danielle marsh" panggil sang dokter.
"saya dok" jawab danielle, mereka kemudian mendekati dokter itu dengan wajah penuh harapan.
"saudari minji sudah siuman, hanya saja ia perlu perawatan intensif lagi untuk mengembalikan keadaannya seperti semula, karena ditubuh saudari minji masih ada luka dalam yang belum sembuh secara sempurna, kalau reaksi pengobatannya cepat, maka cepat juga saudari pulang kerumah" jelas dokter.
hanni lega mendengarnya, tidak apa minji harus dirawat lagi, asalkan kekasihnya itu dalam keadaan sadar.
"baik dok, lakukan perawatan yang terbaik buat sahabat saya, saya akan bayar berapapun untuk itu" pinta dani.
"kami usahakan, kalau begitu saya permisi dulu" pamit sang dokter.
setelah kepergian dokter itu, hanni dan danielle kembali masuk, tak lupa mereka juga mengabari teman-teman yang lain atas siumannya minji dari koma nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY PHAM
Teen FictionMinji dengan effort yang luar biasa terus mendekati hanni, walaupun hanni sendiri sangat tidak suka dengan minji karena perbedaan kasta dan segala-galanya. "apa karna gue miskin kali ya" ⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️⚠️ this story contains elements of gxg/wlw, if you'r...