"Mama!" Gev menangis dalam lelap tidurnya. Bibirnya meracau, memanggil-manggil orang yang sudah tidak ada di dunia.
Di dalam mimpi, Gev kembali menyaksikan bagaimana Esmeniar tewas di depan mata.
Kala itu, terjadi kecelakaan yang begitu mengerikan. Esmeniar mengendarai mobilnya dengan cepat bersama Gev remaja yang tertidur di jok belakang. Di jok depan di samping Esmeniar, ada Marriane.
Awalnya, kedua perempuan itu bertemu di sebuah kafe sepulang Esmeniar menjemput Gev dari acara outing sekolah di Cibubur. Lalu terjadi sebuah perseteruan yang Gev sendiri tidak paham sebab dia ditempatkan di meja yang berbeda.
Saat perjalanan pulang, Gev terbangun dari tidur. Tidak mendapati percakapan apa pun di antara sepasang sahabat itu. Hanya saja, Gev terpaksa meminta Esmeniar menghentikan mobil. Gev sudah tidak tahan ingin membuang air kecil. Gadis itu lantas menyeberangi jalan, memasuki minimarket untuk sekedar numpang pipis.
Namun, tragedi memilukan itu harus Gev lihat di depan mata. Mobil Esmeniar yang berhenti dipinggir jalan, ditabrak oleh truk dari belakang. Seketika mobil terdorong. Ringsek bukan kepalang. Bahkan beberapa kendaraan lain turut jadi korban.
"Mama!!!" Gev berteriak pilu. Wajahnya basah oleh tangis ketakutan. Langkah kakinya begitu berat melaju. "Mama!!"
Gev terjatuh saat bunyi dentuman terakhir terdengar. Suasana di sekelilingnya gempar. Mendadak ramai oleh teriakan, tangis, dan juga suara-suara yang sarat oleh rasa panik.
Hingga akhirnya, bahu Gev disentuh dari belakang. Ada Alannar yang tak sengaja berada di tempat yang sama bersama kedua orang tuanya.
"Lan ... mama, Lan." Gev mengadu penuh tangis saat Alannar mendekap dengan begitu erat.
Alannar menuntun Gev yang memaksa ingin mendekat. Alvian dan Irena yang terlebih dahulu berlari mendekati mobil Esmeniar, kini sedang berpacu dengan waktu dan bahu membahu menolong korban.
"Mama!" Gev menangis saat melihat kondisi Esmeniar. Wanita itu terjepit kemudi dalam keadaan mobil terbalik. Kepalanya menggantung di bawah. Wajah Esmeniar sudah dipenuhi darah, namun matanya tampak masih terbuka.
Mata Esmeniar menangkap sosok Gev. Dia tersenyum kecil. Menggerakkan bibir, mengucap kata tanpa suara. "Mama loves you, Gev."
"Mama! Mama!" Gev berusaha maju, tubuhnya segera jongkok, berusaha membuka pintu mobil Esmeniar yang ringsek. "Mama, Mama harus baik-baik aja. Gev bakalan tolongin Mama."
Esmeniar mengangguk perlahan.
Tapi, meski sudah dibantu Alannar dan orang-orang, pintu Esmeniar masih sulit terbuka.
"Om, Tante, tolongin mama, Om!" Gev berteriak memanggil Alvian dan Irena yang justru berada di seberang sisi mobil lainnya. Berusaha mengeluarkan Marriane.
"Om, Tante, tolongin mama! Tolong." Gev merintih. Apalagi dia mulai ketakutan saat ada orang yang berteriak tentang keberadaan api di sekitar mereka.
Alannar mengelilingkan pandangan. Salah satu motor yang terseret, benar sudah mengeluarkan api dan meledak. Apinya ditakutkan akan segera merembet ke mana-mana. Termasuk ke mobil Esmeniar. Alannar segera meraih tangan Gev, membawa gadis itu berlari menjauh.
Begitu juga dengan Alvian dan Irena yang sudah berhasil menyelamatkan Marriane.
"Mama!" Gev menjerit tak berdaya. Matanya menatap kosong, Melihat orang tua Alannar yang justru berhasil mengeluarkan Marriane tapi tak berusaha sedikit pun menolong mamanya. "Mama! Lepasin aku, Lan, aku mau ikut mama aja! Aku mau sama mama!"
"Jangan, Gev. Jangan." Alannar berusaha keras menahan tubuh Gev yang berontak kesetanan.
Hanya beberapa saat setelah Alvian dan Irene berhasil membawa tubuh Marriane menjauh, beberapa kendaraan ikut meledak. Membara dilahap api. Termasuk mobil di mana Esmeniar masih terjepit.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPI TERJAUH
RomanceGenevieve hidup bersama kebencian yang teramat banyak dan dia sendiri tidak berniat untuk meredakannya. Baginya, kebencian itu membuatnya tetap bernyawa. Lahar yang tersembunyi di dalam tubuh tenangnya, membuat Genevieve lebih suka menyelami pekerja...