[24] Acara 2 sahabat!

458 51 0
                                    

***

Sepulang sekolah tadi, setelah diminta langsung oleh Azlan untuk datang ke rumah sakit tempat Maura dirawat, Silmi bergegas kelokasi bersama Nadhif.

Silmi was-was mengetahui Maura mendapat perlakuan buruk dari pamannya hingga menyebabkan gadis itu menetap didalam ruangan yang dipenuhi bau obat.

Sepanjang koridor, Silmi dan Nadhif selalu mengedarkan pandangan.

"Aku nggak usah masuk, yaa. Maura 'kan ada perlunya sama kamu." Sahut Nadhif.

Silmi mencebik. "Malu..." cicitnya.

"Kayak mau dimakan aja."

"Ada perlu apa ya dia sama aku?" gumam Silmi yang masih mampu masuk ke pendengaran Nadhif.

"Barangkali dia mau narik perkataannya." Tebak gadis itu.

Silmi melongo, dan Nadhif sukses tertawa.

"Haha, takut banget nggak punya peluang dapet Azlan."

"Mana ada?!!"

"Mini idi!!" Nadhif mencebik.

Keduanya menghentikan langkah ketika telah sampai didepan pintu ruang rawat yang ditempati Maura. Namun, mereka lebih salah fokus dengan dua makhluk yang duduk dikursi tunggu.

Dua saudara Atharauf berdiri dengan gugup.

"Ekhem, silakan masuk." Azlan mempersilakan keduanya.

Silmi melirik sahabatnya yang menunduk dalam. Ia tersenyum licik.

"Yaudah, kamu tadi bilang mau nunggu diluar aja 'kan, Dhif. Jaga pintu takut lari." Cerocos Silmi dengan intonasi suara yang sengaja dibesarkan agar pemuda, atau lebih tepatnya Afnan mendengarnya.

Nadhif melotot garang. Inginnya protes tapi Azlan ikut menyahut.

"Lo juga disini aja, Nan. Gue harus masuk."

Afnan mendekat dan berbisik. "Maksudnya gue berdua doang sama Nadhif diluar?"

"Iya." Balas Azlan pongah.

"Berduaan nggak baik ya," Afnan masih mencoba protes.

"Siapa bilang berduaan? Banyak kok suster-suster yang lewat, dokter-dokter juga." Kata Azlan sembari menunjuk beberapa perawat yang berkeliaran disepanjang koridor.

Afnan menggertakkan giginya geram. "Lo mau gue serangan jantung, hah?"

"Urus dirimu sendiri." Tutur Azlan sembari masuk kedalam ruang rawat.

"Nuzul jingan!!!" Emosi Afnan. Sedetik kemudian ia menimpuk bibirnya cukup kencang sebab sadar ia telah mengumpat disaat ada Nadhif didepannya.

"Aku masuk dulu, yaa..." Silmi mengedipkan mata pada sahabatnya sembari membuka pintu dan masuk kedalam ruang rawat menyusul Azlan.

Nadhif mendudukkan diri dikursi ruang tunggu, dan Afnan ikut duduk diseberang tempat duduk. Jarak mereka berkisar 1 meter, tak ada yang membuka suara.

[√] Surat Takdir Dari Tuhan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang