Teror Mainan

18 1 3
                                    

Anzo menghela nafas lelah,  banyak sekali kejadian yang sangat mengejutkan.  Kembalinya Zidan juga sang kekasihnya yang sangat tiba-tiba berhasil membuat kepalanya pening

Anzo masih memperhatikan skeitar,  sekarang dia berada di belakang pesantren,  menikmati udara malam yang sangat sejuk,  saat ia memejamkan mata samar terdengar suara dari belakang dinding,  Anzo waspada

"Kita serang jam 12 malam aja"

"Inget pesan nona kita cuman boleh meneror,  gak boleh menyerang"

"Bentar lagi,  siap-siap lo semua"

Anzo mengernyit, "Nona?  Siapa yang mereka maksut?." Tanpa pikir panjang lagi Anzo buru-buru menemui Zidan,  dia harus cepat sebelum keduluan para peneror itu

Anzo bukan pengecut yang tidak berani menghadapi mereka,  tapi kalo bisa bermain ganteng kenapa enggak?

"Darimana?" Angga memperhatikan penampilan Anzo,  kemeja putih masih melekat di badannya, "Nanti gw jelasin,  sekarang ayo ikut dulu"

Anzo menggandeng Angga menuju kamar asrama,  dia tidak punya banyak waktu. "Dengerin semuanya,  pesantren akan diteror sebentar lagi"

"Maksut lo?"

Anzo menceritakan semua yang  terjadi di belakang pesantren,  mulai dari rencana peneroran sampai tujuan peneror itu yang gak ingin melukai mereka

Anzo menjelaskan secara rinci matanya menatap penuh arti pada Zidan,  sementara Angga sebagai ketua dia harus sigap

"Kita lapor pak ustad sekarang! "

"Jangan,  masalah seperti ini gak perlu sampai ke pak ustad, peneror itu ga akan sampai kesana juga"

"terus rencana lo apa?"

Angga menatap Anzo dengan pandangan yang cukup tajam,  membuat Anzo tersenyum

"Kita ikuti permainan mereka"

Malam itu jam 12 dini hari,  para peneror sedang memanjat tembok belakang pesantren,  semua santri putra terlihat sudah tidur karena enggak ada lagi manusia yang berkeliaran

"Asem kok jadi horor begini ya" keluh salah satu dari mereka

"Opet buruan lo lama amat sih,  keburu pada bangun ini orang-orang disini"

"Sabar elah Jo,  lo tau badan gw kecil malah ditinggalin" Omel opet yg sedari tadi berusaha manjat dinding belakang

Mereka membawa banyak batu untuk dilempar ke atap atap pesantren,  sementara Opet akan mencoret dinding menggunakan spidol

Teror yang mereka lakukan kali ini cukup ringan sehingga Anzo gak perlu memikirkan banyak cara melawan mereka

"Buruaannn"

Peneror itu ada 3 orang sebut aja namanya opet, bejo,  dan Ogil.  Mereka melempar batu ke atap pesantren sementara Opet mencoret dinding

Saat lagi mencoret dinding salah satu kamar tiba-tiba pintu kebuka,  Opet melongo melihat sosok di depannya, yang jelas ini bener-bener diluar logika opet.  "Ha... Hanntuuuuu"

Opet lari terbirit sungguh tidak terbayang dibenaknya akan melihat sosok pocong

"Sialan tolong ada setaannn" Opet teriak ketakutan sementara kejadian lain juga menimpa Ogil dan Bejo

Saat sedang asik melemparin batu pandangan mereka ga sengaja ngelihat keatas pohon,  disana ada satu sosok mahluk sedang duduk diatas ranting,  mahluk itu memperhatikan mereka menangis lalu tertawa dan menghilang

"Se... Se...  Setaaannnn"

Opet,  Ogil, dan Bejo lari tunggang langgang mereka sudah kapok kalau disuruh neror lagi

Secret Agent In PesantReN.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang