Victoria bangun lebih siang dari biasanya. Itu terjadi karena dia terlalu lelah. Tubuhnya lebih segar saat bangun tidur. Dan dia mendengar di luar kamar sudah ramai karena obrolan dua orang.
Setelah membersihkan diri dan merapikan kamar, Victoria keluar dari kamar dan menjumpai Margareth sudah membantu Joanna memasak sarapan untuk mereka.
"Maggie, kau bangun lebih awal?" tanya Victoria tak percaya.
"Setelah beberapa tahun tak menginjakkan kaki di sini, aku sangat senang sampai tak bisa tidur, Kak," jawab Maggie.
"Sepertinya enak. Apa yang kalian masak? Dan Nona Joanna tak perlu repot menyiapkan ini sebenarnya," ujar Victoria sungkan.
"Bukan masalah besar, Nona. Lagipula tradisi di Zephyr, tamu harus diperlakukan dengan sangat baik. Apalagi kalian adalah tamu istimewa saya," balas Joanna.
"Jadi, apa yang bisa kubantu?" tanya Victoria.
Joanna menggeleng, "Tidak perlu, Nona. Anda duduk saja. biarkan saya yang selesaikan ini."
"Mana bisa seperti itu. Dan Nona Joanna, sepertinya kita bicara terlalu baku. Bagaimana kalau aku dan Margareth memanggilmu Kakak. Kurasa kau lebih tua dari kami," usul Victoria.
Joanna tertegun. Dia melirik ke arah Margareth yang tersenyum seolah menyetujui usulan sang kakak. Dia pun mengangguk pelan tanda bahwa mereka akan melakukan apa yang diusulkan oleh Victoria.
"Jika anda tidak keberatan. Tidak apa-apa," balas Joanna.
Victoria tampilkan senyum, "Itu lebih baik. Kita tak perlu canggung lagi selanjutnya."
"Masakan Kak Joanna sepertinya enak. Aku tak sabar mencicipinya," sahut Margareth.
"A—ah! Aku akan sajikan sebentar lagi," ucap Joanna yang masih canggung. "Meskipun kehilangan ingatan, anda masihlah Putri Alexandra yang saya kenal. Semoga Tuhan menjawab doa saya dan doa rakyat Zephyr agar anda bisa kembali ke mari."
Joanna mulai sajikan makanan khas Zephyr yang terkenal sangat lezat. Dia dengan cekatan menyiapkan makanan ke piring. Victoria dan Margareth begitu antusias menunggu sang pemilik rumah.
"Ini sangat lezat," puji Victoria.
"Syukurlah kalian menyukainya," balas Joanna.
"Oh iya, setelah ini kita ke mana?" tanya Margareth.
"Aku akan mengajak kalian berkeliling. Sekaligus memberikan kesempatan pada kalian untuk mencoba berbagai makanan di sini," ungkap Joanna.
"Itu pasti seru. Kami akan ikut, Kak Joanna," balas Margareth.
Setelah menghabiskan sarapan mereka. Ketiganya berjalan-jalan memakai baju penyamaran. Ini pun usulan dari yang paling muda. Karena mereka tak ingin mengambil resiko. Rakyat pasti akan mengenali Victoria dan Margareth dengan muda.
Tak terasa waktu sore akhirnya tiba.
Sebuah pohon menarik perhatian Victoria. Dia menatap takjub tanaman itu. Karena setahunya, pohon ini tak bisa tumbuh di sembarang tempat. Bahkan cara perawatannya sangat susah. Tak heran jika tak banyak pohon seperti ini di tempat lain.
"Pohon sakura biru. Ini begitu langka di negara lain," celetuk Victoria.
"Pewaris Kedua Zephyr begitu menyukai pohon ini dan juga mawar biru. Itu mengapa Pangeran Mahkota Steven memerintahkan rakyat menanam pohon sakura biru di sepanjang jalan di seluruh penjuru negeri."
"Selera yang bagus. Dan dia pasti memliki hati yang lembut," ucap Margareth.
Victoria tersenyum, belum pernah dia melihat Margareth sebahagia ini saat melihat pemandangan yang sangat indah. Entahlah, sesampainya di sini ada yang berbeda dari yang lebih muda.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Missing Princess
FantasiaKehidupan Victoria selama 4 tahun kebelakang baik-baik saja. Dia jalani kehidupan sebagai Rakyat Erden dengan tenang dan tanpa hambatan. Tapi semua itu berubah kala dia menolong seorang pria yang tanpa dia tahu bahwa itu adalah Raja dari tempatnya...