Margareth datang ke rumah Victoria untuk mengajaknya ke pekan raya. Mereka nampak seperti kakak beradik jika berjalan bersama saat ini. Sebelum pergi, gadis itu merengek meminta sup kesukaannya pada yang lebih tua.
Karena sejak beberapa hari lalu, dia terus mengurungkan niat mengunjungi sang kakak karena ada tamu yang katanya ditolong oleh Victoria.
"Semua orang tahu jika sup buatan Kak Vic memang sangat enak!" pekik Margareth seraya menyuapkan sup ke mulut.
"Ada sesuatu dibalik ucapan memujimu itu, Maggie. Kau pasti ingin meminta sesuatu yang lain dariku."
"Kau tidak asyik, Kak!"
"Aku bercanda," balas Victoria seraya terkekeh.
Semua orang di lingkungan tempat tinggal mereka sudah tahu jika Margareth sangat manja pada Victoria. Kemanapun Victoria pergi, pasti ada Margareth di sampingnya. Mereka tak pernah terpisahkan meski orang-orang tahu jika mereka bukanlah saudara kandung.
"Kak Victoria, cepatlah! Kau di mana? Kita harus segera sampai di sana. Kalau tidak, kita akan ketinggalan atraksinya," panggil Margareth tidak sabaran.
Lihatlah! Dia langsung keluar rumah setelah menghabiskan supnya. Dan sekarang dia tidak sabaran menunggu Victoria. Namun, ocehannya itu tidak dijawab oleh yang lebih tua.
Karena tak kunjung keluar, Margareth berniat kembali masuk. Hingga seseorang menepuk pundaknya dan membuat yang lebih muda terkejut.
"YA TUHAN! KAKAK!," seru Margareth.
"Kau terlalu banyak mengoceh, Maggie. Bahkan sampai tidak sadar kalau aku ada di belakangmu sejak tadi," balas Victoria.
"Kakak tidak keluar dari rumah. Kukira masih belum selesai. Jadi, kita berangkat sekarang?" tanya Margareth.
"Tentu saja. Ayo!"
Mereka berangkat ke pekan raya bersama warga desa lain yang juga akan berangkat ke sana. Sejujurnya, Victoria tidak terlalu menyukai keramaian. Tapi, dia juga ingin menuruti permintaan Margareth sejak beberapa hari lalu. Dia tak tega menolak permintaan gadis manis itu.
Victoria sudah menganggap Margareth seperti adiknya sendiri. Karena keadaan mereka yang sama-sama tidak memiliki orang tua, dia sangat manja pada wanita muda itu. Mereka saling menyayangi. Tak heran jika orang-orang yang baru mengenal mereka akan mengira jika keduanya adalah saudara.
Sesampainya di sana, suasana ramai terasa. Ada banyak stan yang berjejer menjajakan dagangan. Margareth tampilkan wajah berbinar yang membuat Victoria pun juga ikut bahagia melihatnya.
"Wah! Ramai sekali, Kak Victoria!" seru Margareth.
"Kau senang sekarang? Jadi, apa yang akan kita lakukan?" tanya Victoria.
"Bagaimana kalau kita naik wahana lebih dulu. Lalu baru kita menelusuri stan yang berjejer panjang ini," usul Margareth.
"Sepertinya usulan yang bagus. Jadi, kita mulai naik wahananya sekarang?"
"Tentu saja, Ayo!"
Yang lebih muda begitu bahagia. Dia bisa menghabiskan waktu dengan orang yang sangat dia sayang. Selain itu Margareth pun bisa menaiki berbagai wahana dengan bebas.
Setelah puas bermain, mereka mulai menelusuri stan penjual makanan dan membeli beberapa untuk dibawa pulang. Tapi tidak bisa dikatakan beberapa, karena kedua tangan masing-masing orang kini penuh dengan berbagai jenis kantong berisi makanan yang akan mereka makan di rumah.
.
.
Sementara itu, di sebuah tempat. Phillips baru saja sampai di rumahnya. Selangkah menginjakkan kaki di depan pintu, putra pertamanya langsung memberikan pertanyaan bertubi-tubi pada sang ayah. Jangan lupakan raut wajah penuh kekhawatiran yang tampak dari wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Missing Princess
FantasiKehidupan Victoria selama 4 tahun kebelakang baik-baik saja. Dia jalani kehidupan sebagai Rakyat Erden dengan tenang dan tanpa hambatan. Tapi semua itu berubah kala dia menolong seorang pria yang tanpa dia tahu bahwa itu adalah Raja dari tempatnya...