9

7 1 0
                                        

Kini Victoria dan Margareth sampai, setelah menempuh waktu seminggu. Tempat tujuan liburan mereka tahun ini. Sesampainya di pelabuhan Zephyr, seseorang langsung menghampiri mereka. Senyum itu membuat Victoria tertegun. Dia seperti pernah mengenalnya.

"Selamat datang di Zephyr untuk kalian berdua. Saya Joanna Karl akan memandu kalian selama di sini," ucapnya.

"Apa anda sudah menunggu lama di sini?" tanya Maggie.

"Tidak lama, Nona. Saya baru sampai di sini sekitar 20 menit lalu. Setelah melihat jadwal kedatangan di papan pengumuman, saya menunggu kalian di sini," jawab wanita itu.

"Kalian saling mengenal?" tanya Victoria penasaran.

"Aku lupa mengatakannya pada Kakak. Kak Joan adalah teman jauhku. Dan dia tinggal di sini. jadi, selama di sini, dia menawarkan penginapan untuk kita," terang Margareth.

"Perkenalkan, saya Victoria, Nona Joanna," ucap Victoria.

"Senang mengenal anda. Joanna. Jadi, mari kita segera pulang. Kalian berdua pasti sangat lelah," ungkap Joanna.

"Terima kasih banyak, Kak," ujar Margareth.

Sesampainya di rumah yang cukup luas milik Joanna, Victoria tidur karena kelelahan. Setelah makan malam dan membersihkan diri tentu saja. Namun hal itu tak terjadi pada Margareth. Dia tak bisa tidur.

Kini dia ada di beranda rumah bersama dengan Joanna. Dengan segelas teh dan beberapa jenis camilan.

"Senang anda kembali menginjakkan kaki di Zephyr, Putri Anne. Setelah mendapat kabar tersebut, saya langsung membersihkan tempat ini," ucap Joanna.

"Ya, sebenarnya aku bingung harus senang atau sedih karena kembali ke tempat kelahiranku setelah 3 tahun menyembunyikan identitas. Dan hidup tanpa embel-embel nama seorang Putri itu sangat seru, Dokter Karl," balas Margareth.

Ya, di sini. Di Zephyr, dia adalah seorang Putri dari kerajaan ini. Namun ada banyak hal dan alasan yang membuatnya harus menyembunyikan identitasnya.

"Bagaimana keadaan Putri Alexandra. Apa keadaannya lebih baik?" tanya Joanna.

Margareth menggeleng, "Dia masih belum mengingatku, Dokter Karl. Bahkan ini sudah 4 tahun, sejak kecelakaan itu. Semuanya berantakan."

"Benturan keras yang dialami Putri Alexandra sangat parah. Keadaannya bisa lebih buruk jika dia mengingat sesuatu dengan tergesa dan terpaksa," ujar Joanna.

"Aku selalu menunggu saat itu tiba, Dokter Karl. Saat dimana Kak Alexandra mengingatku kembali. Dan saat itu tiba, aku baru bisa kembali ke sini dengan damai," ucap Margareth.

"Waktu akan menjawab semua doa anda, Putri. Dan berapa lama anda dan Putri Alexandra tinggal di sini?" tanya Joanna.

"Aku tak ingin kembali ke Erden sebenarnya. Tapi, jika keadaan memburuk aku pasti akan kembali. Dan bagaimana keadaan di istana selama ini?" tanya Margareth.

"Semakin buruk, Putri. Pangeran Mahkota tak mau menduduki tahta raja bahkan setelah Yang Mulia Raja gugur. Dia ingin menunggu kepulangan anda dan Putri Alexandra ke Istana," tutur Joanna.

"Dan wanita gila itu?" tanya Margareth.

"Beliau semakin berambisi ingin menguasai tahta. Tak jarang dia mempengaruhi Pangeran Mahkota untuk melakukan hal yang melanggar norma agar anaknya yang bisa menaiki tahta," ucap Joanna.

"Maksudmu Kakakku menuruti orang licik itu?" tanya Margareth tak percaya.

"Tidak semudah itu, Putri. Pangeran Mahkota tak mudah terbujuk. Dan Pangeran Naven pun sebenarnya juga tak berambisi mendapatkan tahta tersebut."

The Missing PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang