Eps 8

3K 261 15
                                    

.

.

.

Keesokan pagi nya, Renjun terbangun, waktu menunjukan jam 04.38KST.

Renjun merasakan berat dibagian pinggang nya, lalu ia melihat tangan besar Jaemin yang sedang memeluk pinggang nya, wajah Renjun merah merona.

Renjun mencoba melepaskan tangan Jaemin, tetapi Jaemin malah semakin mengeratkan pelukan nya, entah itu disengaja maupun tidak disengaja.

"Jaemin... lepasin ih.." Renjun sedikit menepuk lengan berotot Jaemin.

"Hmm." tapi Jaemin bahkan tidak membuka mata sedikit pun.

"Jaeminnn." Renjun agak geram, jadi ia mencubit lengan Jaemin.

Jaemin tetap tidak merubah posisi nya sedikit pun.

"Hah... bodo ah." Renjun memutuskan untuk tidur lagi karena pelukan dari Jaemin maupun Jisung cukup erat.

Renjun kembali menutup mata nya. Lalu tak lama Jaemin membuka mata nya, sebenarnya ia sudah terbangun sedari tadi. Ia tersenyum kala mengingat suara Renjun yang terdengar sedikit memohon itu sangat menggemaskan.

Jaemin mencubit pelan pipi chubby Renjun, padahal Renjun sudah memiliki anak tetapi wajah Renjun seperti anak Sekolah Menengah Pertama, Sangat manis dan imut.

Jaemin kembali menutup mata nya, tangan nya tetap memeluk erat Renjun sekaligus Jisung yang berada ditengah-tengah mereka.

Satu jam telah berlalu, Renjun kembali tebangun. Ia menatap Jaemin yang ternyata masih belum melepaskan tangan nya dari pinggang Renjun.

"Jaemin... lepasin, aku mau bangun."

"Hm.. sekarang jam berapa?" Jaemin terbangun tetapi mata nya masih terus menutup.

"Jam sepuluh." Ucap Renjun datar.

"Hah? Yang bener?" Jaemin langsung membuka mata nya, ia agak terkejut. Sebab, ia merasa baru tidur beberapa menit yang lalu.

"Ngga. Awas, aku mau mandi." Renjun mencoba melepaskan tangan Jaemin dari pinggang nya.

"Bareng..."

"Ih apaan sih?! Mesum kamu!" Renjun memukul lengan Jaemin.

"Awh.. jangan pukul-pukul dong sayang, nanti Jisung kebangun gimana?"

"Sayang pala mu! Lepasin tangan kamu!"

"Ngga mau." Jaemin kembali menutup mata nya.

Renjun tetap berusaha untuk menyingkirkan lengan Jaemin dari pinggang nya dengan mencubit dan memukul kecil lengan Jaemin, tetapi Jaemin tak menunjukkan pergerakan bahwa ia akan memindahkan lengan nya, Jaemin hanya sedikit meringis, hanya Sedikit.

"Percuma Ren.. saya ga mau lepasin." Ucap Jaemin enteng.

"Ishh lepasin ga?! Aku aku mau mandi habis itu masak buat sarapan."

"Ya udah kan itu urusan kamu."

"Ini Jung Jaemin yang orang bilang dingin dan cuek itu bukan sih? Kok beda banget ya..." Renjun sangat heran, pasal nya banyak orang yang bilang aura seorang Jung Jaemin itu sangat dingin dan menyeramkan. Tapi kenapa saat Renjun bertemu langsung, aura nya berbeda?

"Bukan, ini Jaemin." Jaemin berbicara sambil menatap lekat kedua manik Renjun.

"Apa beda nya?"

"Ga tau..."

"Ih, makin ga jelas kamu."

"Njun.."

"Hm?"

"Kamu kok bisa-bisa nya keliatan muda banget padahal kamu udah punya anak? Umur kamu 18 tahun?" Jaemin tetap memperhatikan wajah Renjun.

"Yang bener aja 18 tahun! Umur aku 22 tahun." Renjun tak terima saat dibilang 18 tahun tapi sudah punya anak.

"Oh.. ga ada niatan nyari Ayah buat Jisung gitu?"

"Ga tau.. Jisung beberapa kali cerewet pengen punya Ayah, tapi aku takut malah dapet Dominant yang kaya mantan suami aku... aku ga mau kalau pertumbuhan Jisung terganggu karena trauma." Renjun menatap lekat anak nya yang masih tertidur pulas.

"Hm.. iya juga."

"Tapi jangan jadiin itu sebagai ketakutan kamu, kamu juga butuh kebahagiaan, Renjun. Kalau kamu nunggu sampe Jisung gede, terus nyari suami lagi, mungkin agak susah. Karena bisa aja Jisung ngerasa, dia bisa ngelindungin kamu seorang diri. Kalau kamu mau ngerawat Jisung sendiri, rawat dia sebaik-baik nya. Saran saya, kalo kamu mau nikah lagi pas Jisung udah gede, tetep kasih dia pengertian sama kasih sayang." Lanjut Jaemin yang tetap menatap Renjun dengan lekat.

"Hm.. aku tau, tapi agak susah buat nentuin pilihan. Mungkin di waktu kaya gini itu kesempatan nya, tapi aku takut kalo aku nikah lagi, dominant itu ga bisa nerima Jisung... aku kan ga bisa nikah sama dominant yang cuma mau sama aku tapi ga suka sama Jisung." Renjun juga menatap mata Jaemin.

"Agak susah.. tapi emang, zaman sekarang itu banyak dominant yang cuma mau tubuh submissive,  ngasih harapan terus di tinggalin. Kalau submissive nya modelan kaya kamu, mungkin agak banyak dominant yang ngincar kamu."

"Tapi kamu juga dominant..."

"Iya, tapi jangan sama kan saya kaya dominant brengsek di luaran sana. Saya ngga pernah ngincer tubuh submissive, bahkan ga pernah mikirin begituan." Jaemin berkata jujur.

"Ya udah. Sekarang, tangan nya lepasin."

"Ga mau." Jaemin jadi semakin iseng. Menurut nya, sangat seru menjahili Renjun.

"Jaemin..."

"Kenapa Sayang?" Jaemin meggoda Renjun, ia menaikan satu alis nya.

Renjun berdecak, entah mengapa ia sudah lelah menghadapi Jaemin. Padahal saat awal bertemu, Jaemin terkesan cool tetapi kenapa sekarang menjadi seperti ini?

"Eummh.." Jisung membuka mata nya perlahan.

"Icung udah bangun?" Renjun melihat ke arah Jisung.

"Bundaa.." Jisung dengan manja masuk kepelukan Renjun dan dengan senang hati Renjun memeluk hangat Jisung.

Lengan besar Jaemin masih juga betah memeluk pinggang ramping Renjun, tapi sekarang ia malah sedikit mengelus pinggang Renjun.

"Jaemin ih..."

Setelah mendapat teguran dari Renjun, Jaemin menghentikan aksi nya.

"Om Jaemin?" Panggil Jisung.

"Apa hm?"

"Nda papa. Bundaa, Icung mau nen.." Jisung menatap Renjun seperti memohon.

"Nen mulu ih..." Renjun membuka kancing piyama nya.

Jaemin menutup mata nya, ia masih tau batasan. Ia tidak ingin dan tidak boleh melihat puting Renjun lagi.

Lalu Jisung melahap puting Renjun dan mulai menyusu.


.

.

.

.

Janda Muda [JAEMREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang